Konten Media Partner

Ritual Buka Mata Mengawali Perayaan Cap Go Meh di Singkawang

17 Februari 2019 12:54 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ritual buka mata di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, Minggu (17/2). Dok. Media Centre Singkawang
zoom-in-whitePerbesar
Ritual buka mata di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, Minggu (17/2). Dok. Media Centre Singkawang
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak. Ritual buka mata 12 naga bulan, mengawali ritual Cap Go Meh di Kota Singkawang, Minggu (17/2). Prosesi buka mata tersebut dilakukan di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Kota Singkawang.
Seorang Tatung membubuhi mantra pada kepala naga yang mengikuti ritual buka mata di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, Minggu (17/2). Dok. Media Centre Singkawang
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Tatung membubuhi mantra pada kepala naga yang mengikuti ritual buka mata di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, Minggu (17/2). Dok. Media Centre Singkawang
Festival Cap Go Meh akan digelar hingga Selasa (19/2). Sebanyak 1.060 peserta akan tampil dalam arak-arakan tatung pada puncak perayaan Festival Cap Go Meh di Kota Singkawang.
ADVERTISEMENT
Festival Cap Go Meh diperingati setiap tanggal 15, bulan pertama, penanggalan Imlek, setiap tahunnya. Cap Go bearti 15, dan Meh berarti malam. Artinya, Cap Go Meh adalah perayaan purnama di bulan pertama di tahun Imlek.
Iring-iringan naga memasuki Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, untuk menjalani ritual buka mata, Minggu (17/2). Dok. Media Centre Singkawang
Namun, berbeda dengan daerah, lain, perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang, selalu diwarnai dengan kehadiran para tatung yang menampilkan atraksi kebalnya.
Selain penampilan atraksi para tatung, festival Cap Go Meh juga menampilkan atraksi naga dan barongsai. Naga yang telah menjalani prosesi buka mata lah yang akan tampil beratraksi.
Budayawan Tionghoa Kalimantan Barat, FX Asali, dalam bukunya Aneka Budaya Tionghoa Kalimantan Barat, menjelaskan, naga dianggap sakral oleh masyarakat Tionghoa, karena satu-satunya makhluk tidak bersayap yang bisa terbang, dan mencurahkan angin serta hujan.
ADVERTISEMENT
Naga juga dianggap bias mengusir roh jahat, menghindari malapetaka, dan menolak bala. Karena itu, setelah menjalani prosesi buka mata, naga kerap diundang ke kantor-kantor, rumah, dan tempat usaha lainnya, untuk beratraksi, sekaligus dipercaya bisa menolak bala dan memberikan keselamatan.
Naga yang telah mengikuti ritual buka mata di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang, melakukan atraksi di Jl Sejahtera, Singkawag Barat, Minggu (17/2). Dok. Media Centre Singkawang
Naga selalu dipandu oleh sebuah mutiara naga atau Leng Cu. Kemana pun arah Mutiara naga tersebut bergerak, kepala naga akan mengikutinya.
Usai perayaan Cap Go Meh, naga-naga yang telah menjalani prosesi buka mata, harus dibakar, untuk mengembalikan rohnya ke langit. (hp1)