Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten Media Partner
'Robo-robo', Tradisi Makan Bersama Bagi Warga di Sekadau, Kalbar
23 Oktober 2019 12:21 WIB
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Setiap hari Rabu, minggu ketiga, bulan Safar masyarakat Sekadau, Kalimantan Barat, melaksanakan tradisi Robo-robo. Tradisi makan bersama ini dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat, seperti di Desa Tanjung, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau.
ADVERTISEMENT
Warga berbondong-bondong datang ke steigher Tanjung, tepat berada di pesisir sungai. Letaknya tepat di ujung desa karena Tanjung merupakan wilayah yang diapit dua sungai, yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Sekadau.
Masing-masing warga membawa makanan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Laki-laki maupun perempuan, semuanya duduk melantai beralaskan tikar. Mereka berkumpul dan saling membaur. Setiap tahunnya, tradisi ini pun dilaksanakan oleh masyarakat setempat.
“Zaman dulu, entah karena ekonomi atau perkawinan orang meninggalkan kampung halamannya. Sehingga, dibuatlah hari khusus oleh orang tua zaman dulu agar semua dapat bertemu dan berkumpul kembali, maka ditetapkanlah pada bulan Safar, hari Rabu, minggu ketiga sebagai hari pertemuan. Kemudian berjalan lama-kelamaan menjadi tradisi hingga saat ini,” kata M Yusuf, salah satu tokoh masyarakat setempat ditemui Hi!Pontianak, usai Robo-robo, Rabu (23/10).
ADVERTISEMENT
Pada hari itu, kata Yusuf, orang-orang yang meninggalkan kampung halaman kembali untuk bertemu dengan keluarganya. Tradisi ini juga sebagai perekat tali persaudaraan, keakraban hingga silaturahmi. Tradisi ini memiliki nilai atau makna dalam kehidupan bermasyarakat.
“Di Sekadau ada beberapa tempat yang melaksanakannya. Tidak ada tolak bala. Hanya ada doa bersama dimaksud untuk meminta keselamatan, dijauhkan dari bencana, diberi keselamatan, dimurahkan rezeki dan dijauhkan dari perselisihan,” ungkap Yusuf.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung, Syamsudin mengatakan, pihaknya sangat mendukung tradisi tersebut agar terus dilestrasikan. Mengingat, setiap tahunnya secara turun-temurun Robo-robo dilaksanakan oleh masyarakat setempat.
“Jadi, 2 hari sebelum acara Robo-robo ini masyarakat sudah ada persiapan,” tutur Syamsudin.
Ia menjelaskan, dalam tradisi ini masing-masing warga mmebawa makanan ke tempat yang sudah disediakan. Pada saat makan bersama, masyarakat bisa saling bertukar lauk dan sayuran.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap tradisi Robo-robo ini menjadi agenda kabupaten dan kami siap memfasilitasinya. Apalagi ini ajang kebudayaan yang perlu dilestarikan agar tidak punah. Mudah-mudahan ke depan lebih ditingkatkan dan dapat dimeriahkan dengan acara-acara lainnya,” pungkas Syamsudin.