Konten Media Partner

Romel Rekam Kemeriahan Singkawang Expo dengan Sketsa Kopi

27 Agustus 2019 5:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Romel merekam kemeriahan Singkawang Expo dengan sketsa kopi. Foto: Dok Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Romel merekam kemeriahan Singkawang Expo dengan sketsa kopi. Foto: Dok Hi!Pontianak
Hi!Pontianak - Pameran bertajuk 'Projek Seni', yang digelar di area Singkawang Expo, meninggalkan kesan yang mendalam bagi semua yang terlibat dan para pengunjung. Pameran ini adalah hasil kolaborasi Seniman Mengajar dan perkumpulan My Singkawang.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Romel Deni Andy Satria, seorang perupa muda yang aktif menggiatkan lukisan kopi di Singkawang. Pada pameran yang berakhir pada Minggu (25/8) itu, ia menyapu kuas di atas kertas, menggunakan kopi, untuk menciptakan sketsa kemeriahan itu, di atas Tribun Stadion Kridasana, Singkawang.
Sebelumnya dia juga pernah membuat workshop lukisan kopi dalam program “Kopi Semua Bangsa” bersama Perkumpulan My Singkawang di Canopy Center Singkawang (Pusat Niaga NHP) pada bulan Juli 2019. Kali ini dia tertantang untuk membuat sketsa Singkawang Expo 2019 dari kopi. “Sambil mengisi waktu kan asyik sambil melukis,” ungkap Romel, Senin (26/8) malam.
Anak-anak ikut terlibat melukis dengan kopi. Foto: Dok Hi!Pontianak
Sedang asyik menciptakan sketsa dari bahan dasar kopi, sejumlah anak-anak kecil menghampiri Romel. Mereka tertarik dengan apa yang dilakukan Romel dan ikut terlibat menggambar bersama. Ada yang menggambar gunung, bunga, rumah, dan sebagainya. Saat anak-anak kecil tersebut menanyakan 'apakah harus membayar untuk terlibat menggambar bersama?', ia pun menjawab, "Ndak usah bayar. Yang penting mau gambar dulu,” kata Romel.
ADVERTISEMENT
Setelah menerangkan secara ringkas, anak-anak pun kembali cekatan menyapu kertas dengan cairan kopi.
Lukisan kopi bukanlah barang baru dalam dunia seni rupa di Indonesia, termasuk di Singkawang. Banyak seniman dan juga masyarakat yang telah menekuni lukisan kopi menjadi karya seni yang layak dijual. Upaya yang dilakukan Romel pula merupakan respon terhadap banyaknya warung kopi di Singkawang, namun dari sekian banyak warung kopi, belum terlihat lukisan kopi terpajang.
“Semoga dengan kegiatan kecil ini, pelan-pelan, publik Singkawang mulai menyukai lukisan kopi. Harganya pun terjangkau,” kata Frino Bariarcianur, kurator pameran Projek Seni.
Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan, berbincang dengan Romel tentang lukisan kopi. Foto: Dok Hi!Pontianak
Dalam pameran yang berlangsung selama 5 hari sepanjang kegiatan Singkawang Expo 2019 itu, ada banyak ragam lukisan kopi buatan Romel dan Niza Wiratama, yang dapat dinikmati, yaitu gambar-gambar berupa sketsa bangunan heritage dan portrait. Pada saat penutupan, Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan, pun berkesempatan untuk melihat karya lukisan kopi.
ADVERTISEMENT
“Kami beruntung pihak Disperidagkopnaker (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Tenaga Kerja) Singkawang memberikan ruang yang sering dilupakan ini. Ruang yang mengantarkan publik untuk melihat Singkawang Expo 2019. Meskipun banyak orang tidak menyadarinya. Kami berterima kasih atas kesempatan menggunakan ruang itu untuk pameran Projek Seni,” kata Frino.
Selain lukisan kopi, selama acara berlangsung publik juga dapat menyaksikan hasil kerja 4 Seniman Mengajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Empat seniman terdiri dari Arya Duta (Bali) Andrew James Roger (Bandung), Nursalim Yadi (Pontianak), dan Mahardika Yudha (Jakarta) merangkum kegiatan mereka dengan info grafis tentang proses melakukan kerja-kerja sosial, praktik musik eksperimental, sape flashdisk karya Sanggar Sarantangan serta menampilkan karya-karya kolaborasi Bengkel Tangkas RS Alverno dan masyarakat eks penderita Kusta.
ADVERTISEMENT
Para seniman yang terlibat juga menggalang donasi dari penjualan tas tie dye dan ecoprint. Sampai saat ini sudah terjual 20 tas dari 40 tas yang tersedia. Seluruh hasil penjualan itu akan menjadi modal usaha mengembangkan kerajinan ini. Setiap tas dibandrol seharga Rp 100 ribu. (hp6)