Satgas COVID-19 Kalbar Tolak Saran Kemenhub, Sebut Standar Antigen Sia-sia

Konten Media Partner
27 Desember 2020 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi terminal kedatangan Bandara Supadio Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi terminal kedatangan Bandara Supadio Pontianak. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Satgas COVID Kalbar Tolak Saran Kemenhub, Sebut Standar Antigen Sia-sia
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Harisson, menegaskan, Kalbar tidak ingin menurunkan standar penapisan atau screening bagi orang yang hendak masuk ke Kalbar lewat Bandara Internasional Supadio.
"Jadi, Kalbar tidak ingin men-down grade atau menurunkan standar screening, atau pemeriksaan, terhadap orang yang diduga positif COVID-19," kata Harisson, yang juga juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kalbar, kepada awak media, Minggu, 27 Desember 2020.
Satgas COVID-19 Kalbar, kata Harisson, tetap akan memakai syarat hasil negatif lewat pemeriksaan laboratorium RT-PCR, baru boleh masuk ke willayah Kalbar. Ini berlaku selama musim libur Natal dan Tahun Baru, hingga 8 Januari 2021.
Kepala DInas Kesehatan Kalbar, Harisson. Foto: Teri/Hi!Pontianak
"Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PakKlin) pada 8 Desember 2020, tidak merekomendasikan penggunaan Rapid Test Antigen untuk screening di pintu masuk bandara. Juga tidak direkomendasikan penggunaan pada orang yang asimtomatik atau tanpa gejala," papar terang Harisson.
ADVERTISEMENT
Hal ini, tambah dia, juga sesuai dengan interim guidance WHO, tanggal 11 September 2020. "Dimana penggunaan di airport dan penggunaan pada orang asimtomatik tidak direkomendasikan," imbuhnya.
Dengan demikian, menurutnya, apa yang dilakukan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Kalbar tersebut, memiliki landasan. "Ini sudah sesuai berbasis bukti dan keilmuan atau evidence based," tegasnya.
"Kemenhub memakai standar rapid antigen negatif, kan sia-sia. Karena masih ada yang akan lolos, dan ini kita sudah buktikan pada penumpang Batik Air yang 20 persen dari sampelnya, ternyata positif," ujarnya.
Ia menjelaskan, tujuan screening tersebut untuk menekan risiko penyebaran kasus COVID-19 di Kalbar. "Ini kan untuk menurunkan tingkat penyebaran penyakit, dan sekaligus menghambat lalu lintas perjalanan orang pada masa liburan panjang. Karena setelah liburan panjang, bila tidak dikontrol, kasus konfirmasi COVID-19 akan jauh meningkat," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Kasihan penumpang pesawat, kasihan petugas bandara, kasihan masyarakat yang berada di sekitar, yang akan tertular, karena kita menetapkan standar screening yang tidak mumpuni. Kenapa kita kerja tanggung-tanggung? Makanya, Satgas Kalbar pakai standar PCR, yang akurasinya 98 persen," pungkasnya.