Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.81.0
Konten Media Partner
Selain Imlek, Kue Keranjang Singkawang Juga Diproduksi Saat Natal dan Lebaran
30 Januari 2022 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi! Singkawang - Kue keranjang atau kue bakul adalah makanan khas yang biasa kita temui ketika perayaan tahun baru Imlek.
ADVERTISEMENT
Kue yang berbahan dasar tepung beras dan gula ini, merupakan makanan yang menjadi tradisi masyarakat Tionghoa saat merayakan tahun baru Imlek.
Fery, pemilik usaha kue keranjang 'Sin Fung', mengaku ia memproduksi kue keranjang tak hanya di musim Tahun Baru Imlek. Pada perayaan hari besar lainnya, seperti Natal, bahkan Idul Fitri, mereka juga memproduksi kue keranjang.
Sudah lima tahun terakhir, Fery mewarisi usaha pembuatan kue keranjang ini. Mereka produksi di Jalan SM Tsjafioeddin Singkawang. Sebelumnya, usaha ini dikelola oleh ayahnya.
"Usaha ini sudah 32 tahun. Dulu bapak saya yang bikin (kelola). Tapi karena 5 tahun lalu beliau meninggal, saya yang teruskan," kata Fery kepada Hi!Pontianak, Minggu, 30 Januari 2022.
Tak ingin warisan usaha dan tradisi ini berhenti, Fery mengambil alih usaha tersebut. Ia berharap, usaha pembuatan kue keranjang ini akan menjadi usaha turun temurun, agar tradisi ini tidak hilang.
ADVERTISEMENT
"Saya maunya usaha ini terus menerus, diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Saya kan baru generasi ke 2," ucapnya.
Fery mengaku, ia menjual kue keranjang hanya pada saat momen momen tertentu seperti imlek , Natal, bahkan Idul Fitri. Dalam sehari, ia mampu memproduksi 500 kg kue keranjang, dan melonjak menjadi 10 ton dalam waktu dua pekan menjelang Imlek, seperti saat ini.
Kue keranjang tersebut dijual tak hanya di Singkawang. Ia bahkan memenuhi permintaan untuk luar negeri seperti Hongkong dan Taiwan.
Ia menyebutkan, kue keranjang ini memiliki makna tersendiri pada saat perayaan Imlek. Lingkaran diibaratkan seperti keluarga yang berkumpul saat Imlek, dan pengukusan selama 12 jam, memiliki arti 12 bulan, waktu manusia melalui lika-liku kehidupan.
ADVERTISEMENT