Sengkubak, Daun Spesial Berkhasiat Bagi Kesehatan

Konten Media Partner
14 September 2019 20:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wenefrida Rosa Ilin menunjukan daun sengkubak yang dipetik dari pekaran rumahnya di Jalan Teluk Menyurai, Gang Rahmat, Kelurahan Tanjungpuri, Sintang. Foto: Agus Pujianto/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Wenefrida Rosa Ilin menunjukan daun sengkubak yang dipetik dari pekaran rumahnya di Jalan Teluk Menyurai, Gang Rahmat, Kelurahan Tanjungpuri, Sintang. Foto: Agus Pujianto/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Daun Sengkubak tidak hanya sekadar penyedap masakan pengganti vetsin bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Lebih dari itu, sengkubak selain baik untuk kesehatan, juga dipercaya oleh masyarakat yang mengkonsumsinya bisa berumur panjang.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, daun bernama latin Pycnarrhena cauliflora (Miers) Diels ini sangat spesial. Tanaman ini masuk dalam keluarga Menispermaceae tidak bisa tumbuh sembarang tempat.
“Tanaman ini tidak sembarangan tempat bisa hidup. Sengkubak tidak bisa hidup di tanah yang tidak subur. Makanya, jangan coba-coba tanam kalau tidak dipelihara dengan benar, karena memang dia (sengkubak) spesial,” kata Wenefrida Rosa Ilin kepada Hi!Pontianak, Sabtu (14/9).
Cukup sulit menemukan warga yang menanam Sengkubak di Kota Sintang, Kalimantan Barat. Sebab, Sengkubak umumnya tumbuh subur dan mudah ditemukan di wilayah pedalaman, seperti di Kecamatan Ambalau, atau juga di Kecamatan Tempunak.
Anakan sengkubak yang dipelihara Wenefrida Rosa Ilin masih berukuran kecil dan sangat sulit memeliharanya. Foto: Agus Pujianto/Hi!Pontianak
Wenefrida Rosa Ilin, punya satu anakan sengkubak yang ditanam di pekarangan rumahnya. Tumbuhan itu ia peroleh dari pedalaman Kecamatan Ambalau, tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Setahun dipelihara, pertumbuhannya sangat lambat. Tinggi batangnya kurang dari setengah meter. Daunya berwarna kuning kehijauan. “Harusnya daunnya hijau, ini agak kuning. Mungkin tidak cocok tanahnya, jadi kurang subur ditanam di lahan tandus. Tanam sengkubak harus ekstra merawatnya,” ujar perempuan berusia 60 tahun itu.
Karena tidak tumbuh pada habitatnya, Ilin harus ekstra merawat anakan Sengkubak yang ditanamnya. Sebab jika tidak, pohonnya bisa mati, seperti yang sudah pernah terjadi di tahun sebelumnya.
“Perlu perawatan intensif, disiram dikasih tanah bakar, supaya subur seperti alamnya di hutan. Tanaman ini butuh sejuk, kalau panas ndak cocok,” kata anggota Perhimpunan Perempuan Dayak Kabupaten Sintang, biro seni dan budaya ini.
Menurut Ilin, Sengkubak tumbuh subur di hutan. Umumnya batang atau perpanjangan akarnya melilit di pohon. Pemanfaatan daun sengkubak untuk pengganti vetsin oleh keluarga Wenefrida Rosa Ilin sudah dilakoni turun temurun. Hanya saja, saat ini penggunaan daun sengkubak tidak rutin setiap hari.
ADVERTISEMENT
“Kalau pengen saja petik. Soalnya daunnya sedikit,” ucapnya.
Penggunaan daun sengkubak sebagai pengganti vetsin, menurut Ilin sangat baik bagi kesehatan tubuh. Kandungan alami yang ada dalam daun sengkubak, dipercaya memperkuat daya tahan tubuh. Selain itu juga untuk memperlancar peredaran darah, mencegah gangguan pencernaan.
“Karena airnya hijau, banyak mengandung zat hijau daun yang bagus untuk tubuh kita, kalau kita gosok diperas pakai air hijau airnya, seperti pandan,” ungkapnya.
Rebusan daun ubi yang dicampur dengan sengkubak. Foto: Facebook Nurmanto
Oleh sebab itu, penyedap rasa warisan leluhur ini diyakini khasiatnya agar hidup sehat dan panjang umur.
“Bumbu warisan nenek moyang sudah teruji dan terbukti. Nenek moyang dulu jarang, tidak pernah yang sakit jantung, diabetes, kangker, tumor. Jarang kan kita dengar. Padahal, kalau kita tinjau dari sisi kehidupan mereka, sangat sederhana, tapi berumur panjang. Itu bukti bahwa bumbu makanan tradisional sangat baik bagi kesehatan,” tukasnya. (hp9)
ADVERTISEMENT