Sentarum, Danau Purba Kepingan Surga

Konten Media Partner
13 Maret 2019 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan Taman Nasional Danau Sentarum dari Bukit Tekenang, Danau seluas 132.000 hektar ini merupakan habitat asli ikan Arwana Merah (scleropages formosus). Foto: Herman SP
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Taman Nasional Danau Sentarum dari Bukit Tekenang, Danau seluas 132.000 hektar ini merupakan habitat asli ikan Arwana Merah (scleropages formosus). Foto: Herman SP
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak – “Jangan terlalu banyak bergerak bang,” teriak Sabran, juru mudi speedboat, ke arah belakang.
ADVERTISEMENT
Dia sedikit gusar melihatku, yang beberapa kali berbalik ke belakang untuk mencari jaket yang kuselipkan di dalam ransel.
Gerimis dan angin kencang sore itu membuat air danau sentarum bergelombang hampir setengah meter, dan Sabran mencemaskan speedboat berukuran panjang 3 meter dan lebar 1.5 meter yang Hi!Pontianak tumpangi, akan terbalik.
Speedboat salah satu sarana transportasi air untuk menghubungkan antar desa terapung yang ada di kawasan TNDS. Foto: Herman SP
Sambil menahan topi di kepalanya agar tidak terbang dibawa angin, tangan kirinya dengan cekatan mengendalikan tongkat kemudi mesin 40PK, yang ditempel di belakang, Speedboat berbahan fiber glass ini sesekali meliuk dan bermanuver tajam, untuk menghindari potongan kayu yang mengambang di permukaan danau.
“Di danau ini banyak buaya Senyulong (Tomistoma Schlegelii). Kami sering liat,” kata Sabran.
Sabran mengatakan, tahun 2018 lalu ditemukan buaya muara sepanjang empat meter, terjebak di tengah danau saat air surut.
ADVERTISEMENT
Aku terdiam memandang air danau berwarna hitam ke merah-merahan, yang menurut Sabran, kedalamannya mencapai 20 meter ini.
Tak terasa, satu jam sudah deru mesin speedboat Sabran memecah kesunyian di tengah danau purba seluas 132.000 hektar yang diyakini terbentuk dari zaman es, periode Pleistosen ini.
Dermaga di tepian TNDS di Desa Lanjak, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: Herman SP
Di danau yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Danau Sentarum ini, hidup 266 spesies ikan, dan 70 persen di antaranya adalah ikan endemik. Ikan bernilai ekonomis seperti Gabus, Toman, Lais, dan Belida, juga menjadi penghuni dalam air danau yang menghitam kemerahan alami, khas lahan gambut.
Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) masuk dalam wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, dengan ibukota Putussibau, berjarak 674 kilometer dari Kota Pontianak.
ADVERTISEMENT
Dari Pontianak, ada tiga pilihan transportasi yang bisa digunakan jika ingin menjelajah ke TNDS. Yakni dengan menumpang pesawat perintis, menempuh perjalanan darat sekitar 18 jam dengan kendaraan roda empat, atau lewat air dan yang terakhir menyusuri sungai kapuas dengan menggunakan kapal Bandong bertenaga diesel, yang memakan waktu tujuh hari.
Kali ini, Hi!Pontianak memilih menumpang pesawat perintis, berbaling baling ganda, untuk menghemat waktu liputan. Setelah terbang 1 jam 25 menit, Hi!Pontianak tiba di bandara Pangsuma Putussibau. Perjalanan dilanjutkan menuju dermaga di Desa Lanjak, yang ditempuh tiga jam menggunakan kendaraan roda empat.
Desa Semangit, kampung terapung ditengah danau sentarum hanya bisa dijangkau dengan transportasi air. Foto: Herman SP
Sesampainya di Desa Lanjak, setelah bernegosiasi dengan para juru mudi yang ramai bersandar di dermaga tepian danau, Hi!Pontianak pun memilih speedboat milik Sabran untuk melanjutkan perjalanan menuju Desa Semangit, sebuah desa kecil di tengah danau yang menyerupai negeri di atas air. (Hp4)
ADVERTISEMENT