Simulasi Belajar Tatap Muka Akan Digelar di SMP Negeri 1 Pontianak

Konten Media Partner
2 Agustus 2020 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono memantau langsung penyemprotan disinfektan di SMP Negeri 1. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono memantau langsung penyemprotan disinfektan di SMP Negeri 1. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Memasuki era new normal, Pemkot Pontianak akan menggelar simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka di SMP Negeri 1 akan menjadi percontohannya. Simulasi ini rencananya akan melibatkan siswa kelas IX.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengungkapkan, apabila persiapan sudah matang di sekolah tersebut, maka pekan depan simulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 1 akan digelar. Simulasi ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kesiapan sekolah tersebut dalam melakukan proses pembelajaran tatap muka di kelas sesuai protokol kesehatan COVID-19.
"Kita melakukan penyemprotan disinfektan di SMPN 1 karena kita akan melakukan simulasi atau uji coba khusus siswa Kelas IX," kata Edi usai penyemprotan disinfektan di lingkungan SMPN 1, Minggu (2/8).
Edy mengatakan, kegiatan pembelajaran sudah harus dimulai mengingat saat ini sudah di tahun ajaran baru. Pembelajaran ini, baik dilakukan secara tatap muka maupun daring. Untuk memulai kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah, perlu dilakukan evaluasi, kajian dan analisis yang matang serta melihat perkembangan kasus COVID-19 di Kota Pontianak.
Penyemprotan disinfektan di ruang kelas SMP Negeri 1 Pontianak. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
"Kalau selanjutnya beberapa sekolah lainnya juga sudah siap, maka secara bertahap kegiatan pembelajaran tatap muka kita mulai di sekolah lainnya. Mungkin tidak seluruh sekolah diterapkan hal serupa. Intinya siswa jangan sampai sama sekali tidak melakukan aktivitas belajar," papar Edi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, untuk kapasitas murid dalam satu kelas akan dilakukan pembatasan dengan membagi dalam dua shift. Dengan demikian satu kelas hanya diisi setengah dari jumlah siswa yang ada.
"Sebagai contoh, dalam satu kelas jumlah murid 30 orang, maka dibagi menjadi dua shift, sehingga masing-masing shift nantinya hanya berjumlah 15 murid," ucap Edi.
Penyemprotan disinfektan di SMP Negeri 1 Pontianak. Foto: Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak
Sementara itu, Yuyun Yuniarti, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 menuturkan, pihaknya siap menjalankan protokol kesehatan bila telah diizinkan melakukan pembelajaran secara tatap muka.
"Kita telah menyediakan tempat cuci tangan, wajib menggunakan masker. Kemudian kita mengatur kelas, dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama 16 siswa, setelah jam 12 masuk sesi yang kedua. Guru sudah diswab, siswa juga sudah menjalani rapid test. Jadi, Insya Allah kalau sudah ada izin dari Pak Wali Kota bahwa SMP 1 siap melakukan tatap muka, kita coba untuk melakukan simulasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Kesiapan lainnya jam mengajar guru, supaya guru tidak berpindah tempat. Sehingga mobilitas siswa dan guru bisa terpantau. Dalam satu hari hanya 2 mata pelajaran. Jadi kita buat mata pelajaran seperti paket, supaya apa yang menjadi kompetensi yang harus dicapai oleh anak dapat kita laksanakan namun protokol kesehatan juga," pungkasnya.