Siswa di Pontianak Jadi Korban Pencabulan dari Aplikasi Kencan Pasangan Sejenis

Konten Media Partner
9 November 2023 14:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pencabulan. Foto; Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pencabulan. Foto; Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Seorang siswa di Pontianak diduga menjadi korban pencabulan oleh seorang pria berusia 38 tahun. Kasus tersebut kini masih ditangani Polresta Pontianak.
ADVERTISEMENT
Kisah pilu ini berawal saat korban berkenalan dengan pelaku di aplikasi Walla, sebuah aplikasi kencan untuk pasangan sejenis sesama pria. Setelah berkenalan di aplikasi tersebut, korban yang masih duduk bangku sekolah, kemudian diajak bertemu oleh pelaku, pria berusia 38 tahun, yang menggunakan foto profil seolah-olah masih muda.
"Kejadiannya pada bulan September 2023. Ditangani oleh Polresta Pontianak. Perkara tersebut masih P19, mungkin tidak lama lagi akan dinyatakan P21, dan segera kita sidangkan," ungkap Kajari Pontianak, Yulius Sigit Kristanto, Kamis, 9 November 2023.
Berdasarkan berkas perkara dari penyidik Sat Reskrim Polresta, terungkap bahwa seorang pelajar di Kota Pontianak menjadi korban persetubuhan sesama jenis. Berawal dari seorang pria dewasa menggunakan aplikasi Walla dan menggunakan foto profil yang seolah-olah masih muda.
ADVERTISEMENT
"Kemudian korban dan pria dewasa tersebut saling chat dan kemudian dilanjutkan melalui WhatsApp, dan terjadilah pertemuan antara keduanya," ujar Yulius Sigit Kristanto.
Sigit menambahkan, persetubuhan yang dilakukan oleh pelaku terhadap anak bawah umur tersebut, kemudian diketahui oleh orang tua korban, yang kemudian melaporkan kejadian ini ke Polresta Pontianak.
"Pelaku ditangkap orang tua korban, kemudian ditanyai kenapa bisa ada di dalam rumah, akhirnya terbongkar apa yang terjadi, dan dilaporkan kepada kepolisian," jelas Sigit.
Sigit menambahkan, berdasarkan berkas perkara tersebut, persetubuhan yang dilakukan oleh pria dewasa terhadap korban yang masih pelajar dan berjenis kelamin laki-laki tersebut terjadi baru satu kali.
"Jadi aplikasi ini seperti aplikasi khusus untuk kencan sesama jenis, dan ini khusus laki-laki. Maka dari itu, kita mengimbau kepada orang tua untuk memantau aplikasi yang digunakan anak-anaknya, agar anak tidak dirusak atau menjadi korban atas aplikasi membahayakan tersebut," imbau Sigit.
ADVERTISEMENT