SMAN 1 Mempawah Hilir Koordinasi Ke Kemendikdasmen Soal Gagal Ikut SNBP

Pihak sekolah SMAN 1 Mempawah saat melakukan mediasi dengan orangtua siswa. Foto: Muhammad Zain/Hi!Pontianak

Hi!Pontianak - Kepala sekolah beserta tim PDSS SMAN 1 Mempawah Hilir akan berkoordinasi dengan Kemendikdasmen terkait keterlambatan pengisian PDSS sehingga ratusan siswanya gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Kepala sekolah SMAN 1 Mempawah Hilir, Endang Superi Wahyudi, mengatakan pihaknya masih terus berupaya agar para siswa masih bisa mengikuti SNBP.

"Jadi jadwalnya besok (koordinasi ke Kemendikdasmen), Rabu, 5 Februari 2025," ungkapnya saat dihubungi Hi!Pontianak, Selasa, 4 Februari 2025.

Selain berusaha agar sistem PDSS bisa kembali dibuka, dalam kesempatan tersebut Endang juga akan menyampaikan masukan atas sistem tersebut. Terlebih banyak sekolah lain yang juga gagal melakukan finalisasi data di PDSS.

Endang mengakui ada human error, namun ia berharap sistem tersebut dapat melakukan finalisasi meskipun ada data beberapa siswa yang belum lengkap. Menurut Endang, sistem tersebut memiliki efek psikologis yang luar biasa seperti yang dialami siswa dan orang tua siswa hingga guru.

"Di sistem itu, jika ada 1 data saja yang belum selesai dan kemudian waktunya habis, maka saat finalisasi karena ada yang belum selesai juga akan berdampak pada semuanya," jelasnya.

"Kami sangat berharap sistem tersebut dapat melakukan finalisasi meskipun ada data beberapa siswa yang belum lengkap. Sementara data siswa yang belum lengkap juga tetap diberikan kesempatan untuk dilakukan perbaikan, demi masa depan anak-anak," tambah Endang.

Kedatangan tim dari SMAN 1 Mempawah Hilir ke Kemendikdasmen juga akan didampingi Bidang SMA Disdikbud Kalbar sesuai arahan Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 113 siswa-siswi SMAN 1 Mempawah Hilir gagal mendapatkan kesempatan untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa melalui tes atau jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Merasa sangat kecewa, ratusan siswa-siswi tersebut menggelar aksi unjuk rasa di sekolah mereka pada Senin pagi, 3 Februari 2025. Orang tua mereka juga turut hadir untuk melakukan mediasi dengan pihak sekolah.