Tahukah Kamu Sejarah PUBG dan Free Fire?

Hi Pontianak Admin
Media digital dari Kota Pontianak yang menghadirkan informasi terkini dan hal-hal yang kamu butuhkan.
Konten dari Pengguna
6 Februari 2019 19:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hi Pontianak Admin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi PUBG.
Hi!Pontianak. Kamu pecinta PUBG, ROS, atau Free Fire? Apa kamu tau sejarah konsep game bergenre battle royal ini? Ternyata konsep ini tidak sembarangan terjadi loh. Ada perjalanan panjang sebelum menjadi game yang kalian mainkan sekarang!
ADVERTISEMENT
Game Battle Royal tidak jadi dalam sekejap mata. Pada mulanya, konsep Battle Royal itu diperkenalkan dalam sebuah novel. Adalah Koushun Takami, orang pertama yang mencetuskan konsep ini, lalu menuangkannya ke dalam novelnya, yang berjudul sama "Battle Royal".
Novel ini pertama kali terbit pada tahun 1999 di Jepang. Walaupun dicetak pada tahun 1999, novel ini ternyata pernah diikutsertakan dalam kompetisi Japan Grand Prix Horror Novel 1997. Namun ditolak oleh panitia pada babak final, karena konten yang terkandung dalam novel ini cenderung sadis.
Namun secara mengejutkan, pada saat diterbitkan, novel ini terjual laris di pasaran. Bahkan sampai menyentuh angka 1 juta eksemplar. Nih kita bagiin sedikit sinopsis tentang buku ini: Suatu masa, di suatu tempat yang mirip Jepang, pemerintah menyelenggarakan sebuah program yang disebut Battle Royale. Program ini dilangsungkan berkala, dengan partisipan yang dipilih secara acak, dari seantero negeri.
ADVERTISEMENT
Partisipannya adalah murid-murid kelas 9 (usia sekitar 15 tahun). Dalam program ini, mereka diharuskan saling bunuh, hingga tersisa satu orang pemenang. Pada program Battle Royale kali ini, kelas yang terpilih adalah Kelas B, Shiroiwa Junior High School. Muridnya berjumlah 42 orang; 21 laki-laki dan 21 perempuan. Mereka sedang dalam perjalanan study tour ketika bis yang mereka naiki diberi gas tidur.
Saat terbangun, mereka sudah berada di sebuah pulau kosong, yang khusus disiapkan sebagai arena Battle Royal.
Bagaimana perasaanmu jika diharuskan membunuh sahabatmu sendiri, atau kekasihmu sendiri?
Mau mencoba kabur? Tidak bisa. Setiap anak dipasangi alat, mirip kalung choker di leher mereka, yang fungsinya melacak posisi. Tidak hanya itu, choker tersebut dilengkapi bom, yang bisa meledak, jika pemakainya memasuki zona terlarang.
ADVERTISEMENT
Jika dalam waktu 24 jam tidak ada yang mati, semua choker akan meledak, dan tidak ada pemenang.
Sejumlah tentara bersenjata mengawasi berjalannya program Battle Royale. Di keempat penjuru mata angin, bersiap kapal yang akan menembak siapa saja yang mencoba kabur lewat laut. Setiap anak diberi tas, yang berisi senjata dan perbekalan (air minum dan roti) untuk dua hari. Senjatanya bervariasi, dan dibagikan secara acak. Jika beruntung, bisa dapat senjata api. Kalau tidak beruntung, bisa dapat pedang karatan.
Anak-anak remaja ini benar-benar dipaksa untuk saling bunuh. 42 players, 1 winner. Sama dengan game yang kalian mainkan bukan? Selang satu tahun, novel ini pun diadaptasi ke dalam film, dengan judul yang sama. Film yang disutradarai oleh Kinji Fukasaku ini, menuai kesuksesan besar, meski menuai pro dan kontra.
ADVERTISEMENT
Bahkan Sutradara ternama Hollywood Quentin Tarantino yang pernah menggarap Kill Bill dan Django Unchained, memasukkan Battle Royale sebagai salah satu dari 50 film favoritnya sepanjang masa. (hp5)