Tanggokan, Tradisi Bagi-bagi Amplop Lebaran di Kalimantan Barat

Konten Media Partner
5 Juni 2019 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berbagi uang lebaran, atau tanggokan, menjadi budaya pada perayaan Lebaran di Kalimantan Barat. Foto: Daddy Cavalero
zoom-in-whitePerbesar
Berbagi uang lebaran, atau tanggokan, menjadi budaya pada perayaan Lebaran di Kalimantan Barat. Foto: Daddy Cavalero
ADVERTISEMENT
Hi!Pontianak - Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Seluruh umat muslim di Indonesia menyambut dan merayakannya dengan penuh suka cita. Terlebih, anak muda atau anak kecil, yang telah menunggu tradisi bagi-bagi amplop hari raya, atau oleh masyarakat Pontianak disebut Tanggokan.
ADVERTISEMENT
Tanggokan berasal dari kata 'tangguk', yakni sebuah alat penangkap ikan. Pada Hari Raya Idul Fitri, anak-anak di Pontianak akan mengumpulkan amplop hari raya yang berisi uang, seperti sedang menangkap ikan.
Di Pontianak, tradisi Tanggokan masih lestari, khususnya di masyarakat Melayu. Tanggokan diberikan oleh orang tua yang lebih tua atau orang yang sudah bekerja kepada sanak saudara yang belum bekerja, tetangga, atau anak kecil. Nominal yang biasanya diberikan pun tergantung dari usia si penerima Tanggokan.
Uang tanggokan diberikan dari yang lebih tua kepada anak-anak yang mereka yang belum bekerja. Foto: Daddy Cavalero
Entah siapa yang memulainya, namun kebiasaan memberi Tanggokan saat Lebaran memang sudah terbentuk sejak zaman dahulu kala. Menurut budayawan Kalimantan Barat, Syafaruddin Usman, Tanggokan bukanlah sebuah tradisi asli budaya Islami di Pontianak, namun terpengaruh oleh budaya Tionghoa, berupa angpao yang dibagikan pada perayaan Imlek, dan kemudian munculah tradisi tanggokan.
ADVERTISEMENT
"Perbedaan dengan angpao tradisi dari Tionghoa adalah warna amplop. Di Indonesia Tanggokan dimasukkan ke amplop berwarna hijau, yang melambangkan akan nuansa Islami. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Tanggokan juga terkadang diberikan langsung tanpa amplop, kepada sanak saudara," katanya, kepada tim Hi!Pontianak, Selasa (4/6).
Meski kerap dianggap sebagai sebuah hadiah bagi anak-anak yang mampu berpuasa selama Ramadan, Syafaruddin, mengatakan tak ada makna khusus dalam tradisi Tanggokan saat Lebaran. "Namun tentunya, tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk berbagi kebahagian," ujarnya.
"Makna lainnya tentu memupuk rasa persaudaraan agar anak-anak mengerti hubungan kekeluargaan atau kekerabatan. Mereka akan mengingat budaya manis ini, dan meneruskannya kelak saat beranjak dewasa," ungkapnya.
Tanggokan biasanya berisi uang kertas baru. Foto: Daddy Cavalero
Biasanya, uang Tanggokan adalah uang kertas baru. Oleh karena itu, sejak pertengahan Ramadan, biasanya Bank Indonesia wilayah Pontianak membuka loket khusus penukaran uang.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2019, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, menyiapkan uang baru untuk masyarakat yang ingin menukarkan uang baru, sebesar Rp 4,1 triliun, yang disebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat. Sebagian besar dari jumlah tersebut, digunakan untuk uang tanggokan. (hp6)