Konten Media Partner

Warga Pontianak Ini Berbagi Kisah Saat Hari Raya Nyepi di Bali

7 Maret 2019 17:45 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pawai Ogoh-ogoh di Ancol Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pawai Ogoh-ogoh di Ancol Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hi!Pontianak - Selamat hari raya Nyepi. Hari raya Nyepi yang jatuh pada hari ini, Kamis (7/3) merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru Saka yang dimulai sejak tahun 78 Masehi.
ADVERTISEMENT
Perayaan Nyepi nggak hanya dirasakan oleh masyarakat hindu Bali, namun juga bagi Emily warga Pontianak yang telah menetap di Bali selama 2,5 tahun. Menurutnya sebagai pendatang baru perayaan nyepi di Bali sangatlah sakral dan terasa kebudayaannya.
"Jadi pada setiap perayaan Nyepi 2 atau 3 hari sebelumnya sudah terasa ceremonialnya, para penganut agama Hindu disini mulai sembahyang yang disebut milesti yang dilakukan di pantai atau danau," ungkapnya.
Ia juga menceritakan arak-arakan ogoh-ogoh yang dilakukan sebelum hari Nyepi. Ogoh-ogoh merupakan patung yang dibikin menyerupai setan atau iblis yang diarak kemudian dibakar. Seperti yang diketahui bagi masyarakat hindu di Bali perayaan hari Nyepi dimulai pada jam 6 sore hingga 6 pagi esoknya tanpa melakukan kegiatan apapun
ADVERTISEMENT
"Semua orang harus berada di dalam rumah dan listrik harus dalam keadaan padam tanpa sedikit pun cahaya atau suara, jadi tidak boleh mengeluarkan suara apapun kegiatan masak sekalipun kalau sampai itu dilakukan katanya akan dilempari pecalang," jelasnya.
Menurut Emily, pada saat itu Bali benar-benar sunyi, sepi, dan damai seperti kembali ke zaman yang dimana tidak ada listrik, gadget, dan televisi. Ia juga menambahkan selama perayaan Nyepi, ia pasti menyewa hotel atau villa bersama teman-temannya. (hp6)