Kejayaan Gowa-Tallo di Bawah Kepemimpinan Kareang Pattinggaloang

sumber www.pixels.com

Kerajaan Islam di Nusantara tidak jauhnya dengan peranan para raja yang menyebarkan ajaran agama Islam, dan juga menjadikan kerajaanya menjadi sejahtera dan maju, dengan demikian juga banyak raja-raja yang membuat kerajaan mereka menjadi maju di bandingkan kerajaan yang lainnya. Salah satu kerajaan yang unggul dalam bidang perekonomian dan ilmu pengetahuannya ialah kerajaan Gowa Tallo. Pada masa kepemimpinan raja Kareang Pattinggaloang. Siapakah Kareang Pattinggaloang itu? Dan Peranan apa saja yang mebuat Gowa-Tallo menjadi kerajaan yang maju pada masa jabatannya? Berikut penjelasannya.

Sultan Mahmud Kareang Pattinggaloang tokoh intelektual di kerajaan Gowa-Tallo, beliau menjabar sebagai raja pada tahun 1641 sampai dengan 1654. Beliau dikatakan tersohor karena ketertarikannya dengan ilmu pengetahuan barat pada masa itu.

Beliau juga dikatakan sebagai raja yang cendekiawan di Gowa-Tallo, menurut karya tulis karya Syarif Hidayatullah (2022,4) dalam judul Dekontruksi Konsep Kepemimpinan Kareang pattinggaloang dalam drama Kareang Pattinggaloang ”Kareang Pattinggaloang merupakan raja yang dikenal sebagai cendekiawan dan mencintai ilmu pengetahuan. Sebelum di angkat menjadi raja, Kareang pattinggaloang juga berpofesi sebagai mangkubumi di kerajaan Gowa-Tallo pada masa itu.

Dalam karya tulis(2022,3) yang berjudul judul Dekontruksi Konsep kepemimpinan Kareang pattinggaloang dalam drama Kareang Pattinggaloang Karya Syarif Hidayatullah juga menjelaskan bahwa Kareang Pattinggaloang menjadi mangkabumi pada masa pemerintahan raja Gowa XV I Manutangi Daeng Mattayang kareang Ujung/Lakuing yang bergelar Sultan Malikussaid (1939-1653).

Bukan hanya seorang yang cendekiawan, Kareang Pattinggaloang juga pandai berbahasa asing seperti berbahasa Portugis, Inggris, dan lain hal sebagainya. Bergaulnya beliau dengan bangsa barat yang membuat beliau pandai dalam berbahasa asing. Dalam karya tulis Menguak Dunia Dari Desa Somba Opu menjelaskan bahwa” beliau sangat fasih dalam beberapa Bahasa Eropa seperti Spanyol dan Portugis, dan dapat membaca dokumen-dokumen dalam Bahasa latin.

Dan karya tulis yang berjudul Presentasi Warisan Kareang Pattinggaloang di Museum menjelaskan bahwa” Pergaulannya dengan orang-orang Eropa dan kecerdasannya membuat Kareang patinggaloang menguasai banyak bahasa asing (Eni, 2019:23). Pada usia 18 tahun, Kareang patinggaloang telah fasih berbicara dengan bahasa Yunani, ltali, Prancis, Belanda, Arab (Murniah, 2010:25), Spanyol, Portugis dan lainnya (Nontji, 2017:3).

Berkat karya-karya beliau, kerajaan Gowa-Tallo menjadi kerajaan yang makmur di bawah kepemimpinan beliau. Salah satu contohnya ialah menjadikan bandar Makasar menjadi paling ramai. Di jelaskan di dalam karya tulis anugerah Hinggi (2017,6) Representasi Warisan Karaeng Pattingalloang Di Museum, bahwa”Kareang Pattinggaloang menjadikan Bandar Makassar paling ramai di Asia Tenggara dan paling bersih, cantik, serta nyaman di kawasan timur (Eni, dan Margareta, 2019: 25). Dan beliau meningkatkan perekonomian dan pedagangan di kerajaan Gowa Tallo.

Menurut karya tulis anugerah Hinggi (2017,6) Representasi Warisan Karaeng Pattingalloang Di Museum, bahwa” Kareang Pattingaloang meningkatkan perekonomian dan perdagangan Kerajaan Gowa-Tallo. Di Somba Opu diperdagangkan kain sutra, keramik Cina, kain katun India, kayu Cendana Timor, rempah-rempah Maluku, dan intan berlian Borneo.

Banyak hikmah yang kita ambil dan pelajari dari tokoh Kareang Pattinggaloang, dari hal kecerdasannya dan cintanya terhadap ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan barat yang membuatnya pandai berbahasa asing.

Dengan semangat dan cintanya, beliau bisa membuat kerjaan Gowa Tallo memperoleh kejayaan pada masa kepemimpinannya. Berkat jasanya dan karya yang dibuatnya, beliau menjadi salah satu tokoh yang patut kita tiru untuk membangun bangsa Indonesia.