KJRI Toronto Gelar Talk Show bersama Miss Face of Humanity Indonesia 2021

Sturmius Teofanus Bate
Learning to quiet down and listen is essential for reaching your peak power
Konten dari Pengguna
2 April 2022 2:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sturmius Teofanus Bate tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Gandeng mahasiswa Indonesia di Toronto dan sekitarnya, KJRI Toronto gelar Talk Show bersama Nadia Tjoa di sela-sela perhelatan global Miss Face of Humanity 2022

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toronto, 31 Maret 2022 – Konsulat Jenderal RI Toronto bekerja sama dengan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia Kanada di Toronto (Permikato), Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Toronto (UTISA) serta didukung oleh mahasiswa Indonesia dari berbagai kampus di Provinsi Ontario telah mengadakan talk show dengan tema The Role of Indonesian Youth in Addressing Global Challenged through Education. Kegiatan talk show diselenggarakan pada Rabu, 30 Maret 2022 menghadirkan Nadia Tjoa yang menjadi wakil Indonesia dalam kompetisi dunia, Miss Face of Humanity 2022 serta dihadiri oleh puluhan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Kota Toronto dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Keikutsertaan Nadia Ingrida Tjoa difasilitasi oleh Yayasan Dunia Mega Bintang yang dimotori desainer kondang Indonesia, Ivan Gunawan. Nadia yang merupakan Miss Face of Humanity of Indonesia 2021 dikenal sebagai sosok yang peduli dan aktif memperjuangkan akses pendidikan bagi anak-anak pengungsi di Indonesia. Bagi Nadia, pendidikan memberikan jaminan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda, termasuk anak-anak pengungsi.
Konsul Jenderal RI Toronto, Dyah Lestari Asmarani (kedua dari kanan) berpose dengan Nadia Tjoa, Miss Face of Humanity Indonesia 2021 (kedua dari kiri)
Membuka talk show tersebut, Dyah Lestari Asmarani selaku Konsul Jenderal RI Toronto menyampaikan bahwa pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri, termasuk Nadia yang juga tampil membawa nama Indonesia dalam kancah global merupakan diplomat yang sebenarnya. Semuanya memiliki peran untuk memperat hubungan bilateral dengan Kanada dan memperkenalkan Indonesia di forum internasional. Terdapat sekitar 10.000 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang tersebar di wilayah kerja KJRI Toronto (Provinsi Ontario, Manitoba, Saskatchewan dan Nunavut). Sekitar 30% di antaranya merupakan pelajar dan mahasiswa. Melalui talk show tersebut, Miss Face of Humanity Indonesia 2021 diharapkan dapat berbagi motivasi kepada para anak muda Indonesia di Kanada untuk berprestasi dan memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat luas.
Nadia Tjoa, Miss Face of Humanity Indonesia 2021 dalam talk show yang di
“Pendidikan merupakan modal penting bagi setiap orang untuk menjalani hidup yang baik. Tidak semua anak memiliki nasib yang beruntung seperti kita. Banyak anak yang lahir dalam keluarga miskin dimana orangtuanya bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Dalam situasi konflik juga muncul banyak pengungsi dan banyak sekali pengungsi asing yang terdampar di Indonesia saat ini akibat konflik di negara asalnya. Kehidupan mereka di kamp pengungsi juga jauh dari kata sejahtera. Bahkan anak-anak mereka tidak mendapatkan akses yang mudah terhadap pendidikan. Kondisi seperti itu yang menjadi motivasi saya untuk menyuarakan kepada dunia untuk memberikan perhatian lebih terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anak pengungsi,” ungkap Nadia.
Nadia Tjoa, Miss Face of Humanity Indonesia 2021 (keempat dari kiri) berpose bersama mahasiswa Indonesia asal Papua yang sedang menempuh pendidikan di Toronto
Perhelatan dunia Miss Face of Humanity (MFOH) 2022 sedang berlangsung saat ini di Kanada, tepatnya di John Bassett Theatre Toronto. MFOH global menjadi ajang kompetisi kaum perempuan dari berbagai negara yang aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan dan dikenal sebagai pembawa perubahan (change maker). Indonesia menjadi satu dari 11 negara di kawasan Asia yang berpartisipasi dalam perhelatan tersebut, yakni Afghanistan, Filipina, Hongkong, India, Iran, Jepang, Libanon, Malaysia, Palestina dan Thailand.
ADVERTISEMENT
Tampil percaya diri mewakili Indonesia, Nadia berencana menampilkan Tari Pendet dari Bali. Selain untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia, tari penyambutan tersebut ia pilih untuk memberi pesan selamat datang kembali ke Indonesia. Hal ini sangat relevan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang telah membuka kembali Bali bagi wisatawan mancanegara pasca pandemi.
***