Konten dari Pengguna

Kurikulum Merdeka Belajar dan Pendidikan Lingkungan

Holy Wahyuni
Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMSurabaya
25 Agustus 2021 11:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Holy Wahyuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Isu lingkungan menjadi sebuah isu yang sampai hari ini tak pernah basi. Hari ini kita berada di era modernisasi. Perkembangan modernisasi selalu mengikuti peradaban manusia. Sayangnya, manusia-manusia modern acap lalai dengan kedudukan lingkungan yang sebetulnya memiliki hak sama untuk tetap ada dan eksis, bukan sebaliknya, punah dan rusak.
ADVERTISEMENT
Ketika kita berbincang tentang permasalahan lingkungan sebenarnya tidak perlu muluk-muluk. Sebelum berbicara tentang permasalahan lingkungan yang terlampaui jauh dari jangkauan, disadari atau di sekitar kita saja, ternyata ada banyak sekali permasalahan yang barangkali dianggap sepele, namun berdampak luar biasa bagi lingkungan.
Coba kita renungkan, di sekitar kita banyak sekali ditemukan berbagai permasalahan lingkungan. Kebanyakan bersumber dari kecilnya kesadaran masyarakat. Katakan saja seperti kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya, mengotori sungai, laut, dan sebagainya. Atau beralihnya toilet sekolah dan toilet umum sebagai tempat pembuangan tisu, bungkus plastik, dan lain-lain. Jika hal ini terus dipupuk dan ditumbuhsuburkan maka akan menjadi sebuah karakter dan kebiasaan yang mengkhawatirkan.
Mengingat begitu erat keterkaitan antara permasalahan lingkungan dengan perilaku manusia, maka upaya pembentukan karakter dengan kesadaran lingkungan sangatlah penting. Menurut pandangan saya, salah satu harapan besar kita berada di tangan elemen pendidikan. Tentu saja melalui sebuah sistem yang relevan dalam menyukseskan misi-misi kesadaran lingkungan.
ADVERTISEMENT
Kurikulum merdeka belajar merupakan suatu sistem baru dalam dunia pendidikan yang digagas oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Kurikulum merdeka belajar menciptakan sebuah ruang kebebasan bereksplorasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Gebrakan ini harapannya dapat menjadi jembatan untuk menggencarkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan melalui pendidikan berbasis lingkungan.
Pendidikan Lingkungan
Secara sederhananya, pendidikan lingkungan bertujuan meningkatkan kesadaran ekologi masyarakat. Jargon “melek” lingkungan menjadi ruh dari konsep pendidikan ini. Pendidikan lingkungan bisa menjadi instrumen yang sangat penting, terutama dalam implementasi kebijakan yang mengintegrasikan pembangunan dan keseimbangan lingkungan.
Mungkin kita pernah mendengar dalam konteks dunia pendidikan istilah “ekoliterasi”. Nah, konsep ini sejalan dengan konsep pendidikan berbasis lingkungan. Konsep pendidikan ini bukan hanya sebatas pengetahuan tentang lingkungan, tetapi juga tentang segala interaksi dan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.
ADVERTISEMENT
Sebab idealnya, melalui pendidikan lingkungan ini kesadaran yang dibangun seharusnya bukan hanya bersifat transfer of knowledge saja, melainkan dapat menyentuh aspek esensialnya pada ranah afektif. Salah satunya tentu saja dengan menempatkan peserta didik sebagai subjek aktif dalam pembelajaran serta penggunaan metode yang relevan. Metode yang kiranya dapat memberikan pemaknaan mendalam bagi siswa untuk mencintai lingkungan.
Pendidikan harus mampu membangun sumber daya manusia dengan bekal karakter dan kesadaran tentang alam/ lingkungan. Bukan sebaliknya, justru menciptakan manusia yang berorientasi pragmatis-materialis. Manusia yang hanya melihat alam sebagai objek, mekanistis, terpecah-pecah, dan terpisah. Orientasi tersebut, selama ini berhasil menciptakan stigma bahwa alam ini lumrah untuk didominasi dan dieksploitasi demi kebutuhan manusia, ini sungguh miris.
ADVERTISEMENT
Kurikulum Merdeka Belajar
Menteri Nadiem yang dikutip dari liputan kompas.com (2020) mengungkapkan bahwa kurikulum "Merdeka Belajar" sangat tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini. dalam "Merdeka Belajar" terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan untuk menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. Term mandiri dan merdeka inilah intisari dan esensi dari sistem tersebut.
Sebelumnya, kita mengenal materi yang menyinggung tentang lingkungan hanya sebatas pada materi ilmu pengetahuan alam (IPA). Melalui kurikulum merdeka belajar ini harapannya kebebasan bereksplorasi dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis lingkungan dapat diintegrasikan pada semua mata pelajaran yang relevan.
Konsep merdeka belajar dianggap sebagai desain pembelajaran yang dibutuhkan di era saat ini. Siswa tidak lagi harus mengikuti kurikulum yang tersedia lho, namun bisa menggunakan metode belajar yang paling cocok digunakan. Nah, Hal ini menjadi kesempatan emas bagi stake holder pelaksana pendidikan untuk mengintegrasikan karakter kesadaran lingkungan. Tentu saja agar mencetak outcame yang berkarakter "melek" lingkungan.
ADVERTISEMENT
Generasi tersebut, suatu hari akan berdiaspora pada berbagai lini, menjadi seorang insinyur yang peduli lingkungan, menjadi seorang programmer yang peduli lingkungan, menjadi ahli apa pun dengan karakter kuat bahwa apa yang diberdayakan oleh manusia di alam ini, seyogyanya memperhatikan pertimbangan jangka panjang untuk kestabilan dan eksistensi lingkungan.