Pendidikan Anak Usia Dini di Momentum Bulan Ramadhan

Holy Wahyuni
Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMSurabaya
Konten dari Pengguna
31 Maret 2023 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Holy Wahyuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
Pendidikan anak sejak usia dini di momentum Bulan Ramadhan menjadi bagian penting dari penanaman nilai religi oleh orang tua kepada anak. Apalagi setiap anak kerap memiliki kenangan Ramadhan masa kecil, maka sudah seyogyanya, anak mulai diberikan pemahaman tentang makna dan hikmah ibadah puasa Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu, Ramadhan selalu mendapatkan tempat yang istimewa di hati seluruh umat Islam. Menjalankan ibadah puasa sehari penuh dengan sukacita, berburu takjil, hingga pemandangan masjid yang penuh sesak ketika sholat tarawih. Semua suasana indah itu terjadi di Bulan Ramadhan.
Tentu suasana yang demikian juga akan dirasakan oleh anak-anak di usia dini mereka. Mereka akan mulai bertanya-tanya mengapa ayah dan ibu mereka tidak makan dan minum saat siang hari. Mereka akan mengamati, mengapa anggota keluarga mereka makan di pagi buta saat sahur tiba, dan bersuka cita menantikan adzan maghrib untuk berbuka.
Menanamkan ketauhidan dan pendidikan religi sangat penting dilakukan bahkan sejak anak-anak kita ada di usia dini. Hal ini tentu dimaksudkan agar mereka mulai mengerti makna semua peribadatan yang dijalankan ketika Ramadhan. Diharapkan dari pembelejaran tersebut menjadikan anak memiliki kesan dan makna mendalam pada kenangan Ramadhannya. Lantas apa sajakah yang bisa kita lakukan dalam memberikan pendidikan religi ini untuk anak-anak di Bulan Ramadhan?
ADVERTISEMENT
Puasa dan Menahan Hawa Nafsu
Hal yang seringkali dipahami oleh anak-anak adalah puasa itu tidak makan dan tidak minum. Akan muncul di benak anak-anak, mengapa harus tidak makan dan minum. Dalam situasi ini orang tua dapat memberikan pemahaman bahwa tidak makan dan tidak minum bermakna kita harus menahan hawa nafsu.
Apa itu hawa nafsu? Orang tua bisa memberikan ilustrasi bahwa kita seringkali dalam hidup ini menginginkan banyak hal. Bahkan kerap kita tidak puas dengan segala hal. Sudah mendapatkan mainan yang kita inginkan, kita akan minta untuk dibelikan mainan lainnya. Sudah mendapatkan bagian kue, masih menginginkan bagian kue kakak atau adik, itu bermakna hawa nafsu.
Orang tua dapat memberikan pemahaman, bahwa puasa itu kita belajar menahan, sebab tidak semua keinginna bis akita dapatkan sekali itu juga. Ada banyak keinginan yang harus tertunda, dan kita harus banyak berusaha serta bersabar untuk meraihnya. Seperti seseorang yang berpuasa, ia akan berusaha dan bersabar menahan keinginan, sampai tiba masa berbuka.
ADVERTISEMENT
Puasa dan Merasakan Rasa Lapar Fakir Miskin
Bukan hanya pendidikan religi yang bisa kita berikan untuk anak-anak ketika Ramadhan. Kita juga bisa menanamkan pendidikan sosial. Puasa yang mana mewajibkan kita untuk tidak makan dan minum, saat anak-anak mulai berlatih puasa meski tidak penuh, orang tua dapat mengajak anak berbicara saat bersantai.
Orang tua dapat menanyakan, “Apakah Adek merasa lapar? Sabar, ya, sebentar lagi kita berbuka.” Serta kalimat-kalimat seperti, “Pernah tidak, Adek membayangkan, di luar sana bahkan ketika bukan Bulan Ramadhan, masih banyak saudara kita yang lapar dan harus berjuang keras untuk sesuap nasi.”
Obrolan-obrolan penuh makna dan perenungan ini diharapkan dapat membangun karakter empati dalam diri anak-anak. Empati penting dimiliki dan ditanamkan pada diri anak-anak, karena ketia masa kanak-kanak dalam aspek emosi anak-anak masih cenderung egosentris.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga dapat didukung dengan mengajak anak-anak dalam kegiatan bagi-bagi takjil, atau mengajak anak-anak ketika membayar zakat fitrah. Kegiatan sosial tersebut dengan melibatkan anak-anak akan memberikan contoh konkrit juga bagaimana agama mereka mengajarkan untuk berbagi dan berbuat baik kepada sesama. Ini juga dapat menjadi sarana character building sejak usia dini.
Puasa dan Kedekatan dengan Tuhan
Ketika Bulan Ramadhan adalah saat yang tepat untuk meningkatkan pembiasaan ibadah pada anak-anak. Selain sholat lima waktu, ketika Ramadhan juga dilaksanakan sholat tarawih. Orang tua dapat mengajak serta anak-anak dalam kegiatan sholat tarawih berjamaah. Setelah tarawih juga orang tua dapat mengajak anak untuk tadarus bersama, bahkan jika lingkungan dekat dengan surau, orang tua dapat mengajak anak-anak melakukan tadarusan bersama di surau. Peningkatan pembiasaan itu disertai dengan pemahaman, bahwa semua ibadah ini tak lain adalah dalam rangka meningkatkan kedekatan kepada Tuhan yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT