Konten dari Pengguna

Sekolah Ramah Anak Seharusnya Bukan Hanya Sekadar Jargon

Holy Wahyuni
Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMSurabaya
11 Desember 2023 10:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Holy Wahyuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kecerdasan anak di sekolah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecerdasan anak di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di tengah kondisi Indonesia yang sedang darurat kekerasan dan perundungan pada anak, tentu saja kehadiran sekolah yang mencitrakan diri sebagai sekolah ramah anak sangat dibutuhkan. Sekolah ramah anak mengusung suatu konsep pendidikan yang menempatkan kepentingan dan kebutuhan anak sebagai fokus utama. Di dalamnya, lingkungan sekolah dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan atmosfer yang mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kebahagiaan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Konsep sekolah ramah anak bukan hanya tentang proses pembelajaran, tetapi juga mencakup aspek-aspek sosial, emosional, dan fisik yang berpengaruh pada pengalaman belajar anak. Salah satu karakteristik utama sekolah ramah anak adalah keamanan dan kenyamanan. Namun, sebagian masih memaknai keamanan hanya sebatas fisik (infrastruktur). Seperti ruang kelas dirancang untuk menjadi tempat yang menyenangkan dan inspiratif, dengan perabotan yang sesuai dengan ukuran dan kebutuhan anak-anak. Selain itu, area bermain dan ruang terbuka diatur sedemikian rupa untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bermain dan berinteraksi dengan teman-teman mereka.
Padahal, aspek sosial dan emosional diakui juga tidak kalah penting dalam pendekatan sekolah ramah anak. Guru dan staf sekolah seyogyanya dilatih untuk memahami dan merespons kebutuhan emosional anak-anak.
ADVERTISEMENT
Program-program pembinaan karakter, seperti pengembangan keterampilan sosial, empati, dan kerja sama, menjadi bagian integral dari kurikulum. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya belajar secara akademis, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial yang membantu mereka menjadi individu yang lebih mandiri dan penuh kasih.
Partisipasi orang tua juga ditekankan dalam konsep sekolah ramah anak. Sekolah membuka komunikasi yang terbuka dan aktif dengan orang tua, melibatkan mereka dalam proses pendidikan anak-anak mereka.
Kegiatan-kegiatan keluarga, pertemuan orang tua guru, serta diskusi rutin tentang perkembangan anak menjadi sarana untuk membangun kemitraan antara sekolah dan keluarga. Hal ini menciptakan lingkungan pendidikan yang terintegrasi dan holistik, di mana dukungan terhadap anak-anak datang dari berbagai sumber.
Dalam konteks sekolah ramah anak, kurikulum didesain untuk merangsang keingintahuan dan kreativitas anak-anak. Proses pembelajaran bersifat interaktif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Guru mendorong pemikiran kritis, kemandirian, dan pemberdayaan siswa dalam mengembangkan potensi mereka. Berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti seni, olahraga, dan kegiatan eksplorasi, diperkenalkan untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.
ADVERTISEMENT
Sekolah ramah anak bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, memberdayakan, dan menciptakan kenangan positif selama masa pendidikan anak-anak. Melalui pendekatan ini, sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi rumah kedua yang membangun fondasi kuat untuk perkembangan anak-anak ke arah yang positif, mandiri, dan berkontribusi pada masyarakat.
Dewasa ini, pendidikan kita sedang tidak baik-baik saja. Perundungan di sekolah menempati isu dan fenomena serius yang sangat meresahkan. Memiliki dampak negatif pada kesejahteraan emosional, psikologis, dan fisik siswa yang terlibat. Perundungan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk perundungan fisik, verbal, sosial, dan cyberbullying.
Perundungan dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang signifikan, termasuk masalah kesejahteraan mental, penurunan motivasi belajar, gangguan tidur, bahkan hingga dampak fisik seperti masalah kesehatan.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini, sekolah harus memiliki kesigapan sikap. Agar sekolah ramah anak bukan sekadar jargon atau ungkapan kosong, melainkan terwujud dalam konsep dan pendekatan pendidikan yang memiliki dampak nyata pada perkembangan dan kesejahteraan anak-anak. Konsep sekolah ramah anak seharusnya holistic dan terintegrasi, melibatkan perubahan dalam budaya sekolah, pendekatan pembelajaran, dan interaksi antara semua pemangku kepentingan di lingkungan pendidikan.
Peran guru dalam mencegah perundungan di sekolah sangat penting, karena mereka memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungan belajar dan perkembangan sosial siswa. Guru berperan sebagai model perilaku positif bagi siswa. Dengan menunjukkan sikap menghargai, empati, dan toleransi, guru dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa tentang cara berinteraksi dengan sesama secara baik.
ADVERTISEMENT
Guru juga memiliki peran untuk memberikan pendidikan dan meningkatkan kesadaran tentang perundungan. Mereka dapat mengintegrasikan topik perundungan dalam kurikulum, memberikan informasi kepada siswa tentang konsekuensi perundungan, dan membangun kesadaran akan pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan.
Hal yang masih sering terjadi adalah, menganggap perundungan sebagai bercandaan. Dalam hal ini, guru harus aktif dalam mengawasi perilaku siswa di sekolah. Dengan memantau interaksi antar siswa, guru dapat mendeteksi tanda-tanda perundungan dan dapat segera mengambil tindakan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut; seperti penegakan kebijakan anti perundungan.
Dengan berperan aktif dalam mencegah perundungan, guru dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan mendukung perkembangan positif siswa. Melalui pendekatan kolaboratif dan konsisten, guru dapat membentuk budaya sekolah yang menolak perundungan dan mempromosikan nilai-nilai positif.
ADVERTISEMENT