Shading dan Soiling, Jangan Salah Menanggulangi

Ilham Setyo Waskito
Electrical Engineering Student at Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Konten dari Pengguna
27 Februari 2022 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Setyo Waskito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Kementrian ESDM (program Gerilya)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Kementrian ESDM (program Gerilya)
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu penggunaan energi baru terbarukan mulai menjadi topik hangat di masyarakat, salah satu sumber energi yang sedang diterapkan oleh pemerintah adalah energi surya atau penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain mudah dalam pemasangannya juga harganya semakin murah untuk investasi jangka panjang, penggunaan PLTS sendiri diharap-harapkan membantu penurunan emisi karbon dunia.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan PLTS di Indonesia juga didukung adanya Permen ESDM No 26 tahun 2021 mengenai revisi harga ekspor listrik dan Hibah SEF Insentif PLTS Atap. Dengan adanya hal ini diharapkan dapat menambah minat masyarakat untuk ikut serta dalam pemanfaatan PLTS dalam mendukung program Net Zero Emission, khususnya penggunaan PLTS Atap.
Dalam penempatan PLTS sendiri harus memperhatikan beberapa aspek agar dapat menghasilkan keluaran yang sesuai dengan perhitungan, sehingga tidak banyak energi yang terbuang sia-sia. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu shading (modul surya terkena bayangan) dan soiling (penumpukan debu atau kotoran pada modul surya). Kedua hal tersebut merupakan hal penting karena akan mempengaruhi keluaran dari PLTS yang dapat mengakibatkan penggunaan PLTS tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
Shading
Shading merupakah salah satu faktor yang berpengaruh pada PLTS. Hal ini terjadi, karena ada bayangan yang menutupi modul surya, pada umunya objek yang lebih tinggi seperti pohon, rumah, gedung, dan lain sebagainya. Ini biasanya terjadi, karena penempatan modul surya yang berdekatan dengan objek-objek tersebut, atau biasanya terjadi, akibat perubahan kondisi waktu sehingga memunculkan bayangan yang menutupi modul surya.
Masalah ini dapat berakibat pada keluaran dari PLTS, karena PLTS sangat bergantung pada radiasi matahari sehingga adanya sedikit bayangan menjadikan masalah yang cukup berdampak. Hal ini tentunya merupakan konsentrasi tersendiri dalam perancangan PLTS, perancangan yang baik harus memperhatikan titik lokasi penempatan sehingga tidak menimbulkan shading. Semakin banyak area yang tertutup oleh bayangan maka paparan matahari tidak semua mengenai modul surya sehingga tidak dapat menghasilkan energi yang sesuai dengan kapasitas dari modul surya tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemasangan modul surya merupakan konsentrasi apabila berada di tempat yang berpotensi menimbulkan shading, salah satunya rangkaian modul surya yang disusun seri. Rangkaian yang disusun seri apabila timbul shading walaupun hanya sedikit dan hanya timbul pada satu modul maka tidak akan menghasilkan keluaran dan berpengaruh terhadap sistem PLTS secara keseluruhan. Sejumlah kecil bayangan dapat mempengaruhi keluaran hingga 80%.
Soiling
Selain shading, soiling atau dapat dikatakan adanya tumpukan debu atau kotoran pada modul surya, debu tersebut dapat berupa tanah, salju, kotoran burung, abu gunung berapi, dan lain sebagainya. Penumpukan debu pada modul surya merupakan konsentrasi tersendiri, karena adanya hal ini mengakibatkan modul surya tidak bekerja secara optimal. Hal ini biasanya sering dijumpai dikota besar yang terdapat industri besar, asap dari industri besar biasanya mengakibatkan udara dan juga debu dapat menutupi modul surya. Semakin banyak debu pada modul surya maka semakin kecil pula energi yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Adanya soiling pada modul surya dapat mengakibatkan penurunan kuantitas energi yang dihasilkan, hal ini akan berpengaruh terhadap kapasitas PLTS. Kotoran berupa debu yang tipis menutupi modul surya juga merupakan masalah serius, karena dapat menurunkan efisiensi PLTS menjadi 60%.
Cara Mengatasi
Munculnya shading dan soiling merupakan hal serius karena dampak yang diberikan terhadap kuantitas energi yang dihasilkan, namun kedua hal tersebut dapat dicegah atau ditanggulangi agar mendapatkan hasil keluaran PLTS sesuai harapan.
Pada permasalahan yang pertama yaitu shading, hal ini dapat tanggulangi ketika tahap perencanaan dengan melakukan analisa shading terhadap sistem PLTS. Merencanakan lokasi pemasangan PLTS terutama pada penempatan modul surya, dengan melihat kondisi lingkungan apakah terdapat bangunan, pohon, dan sebagainya yang dapat menyebabkan shading. Penempatan dapat dilakukan pada daerah tinggi sehingga bayangan dari suatu objek tidak memblokir modul surya ketika terpapar cahaya atau di daerah terbuka. Adapun dengan meletakan pada permukaan datar yang mana dapat menanggulangi adanya shading, ketika matahari berada tepat diatas. Namun hal ini juga berdampak pada waktu penggunaan modul surya.
ADVERTISEMENT
Namun apabila digunakan pada lokasi yang berpotensi menimbulkan shading maka dapat digunakan optimizer, dengan menggunakan alat ini dapat memberikan dampak yang cukup untuk mengurangi permasalahan shading.
Kemudian pada permasalahan kedua yaitu adanya soiling, perlakuan yang dapat diberikan untuk menanggulangi soiling ini dengan melakukan pembersihan modul surya secara rutin, hal ini cukup mudah karena tidak memerlukan tenaga yang besar dan juga tidak memakan waktu lama. Cara pembersihan cukup dengan menggunakan kain dan air.
Selain itu juga penempatan dari pada modul surya juga mempengaruhi adanya soiling, seperti pada permukaan datar akan lebih memberikan banyak debu jika dibandingkan dengan permukaan miring. Maka dari itu juga perlu perencanaan agar PLTS dapat bekerja secara optimal.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu jangan salah untuk memberikan perawatan dan cara menanggulangi masalah pada PLTS agar dapat memberikan energi secara maksimal.