Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
10 Cara Setting Kamera Nikon agar Hasilnya Makin Optimal
12 November 2024 15:14 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari How To Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kamera DSLR Nikon memiliki berbagai fitur dan pengaturan yang dapat disesuaikan untuk berbagai kondisi pemotretan. Dikutip dari buku Tjin (2014) yang berjudul Sistem Kamera: Memilih Kamera dan Lensa, fitur-fitur kamera Nikon bahkan ramah digunakan pemula dan bisa dioptimalkan oleh orang yang belum memahami dasar fotografi.
Cara Setting Kamera Nikon
Berikut panduan pengaturan yang dapat membantu pengguna memaksimalkan potensi kamera Nikon.
1. Focus Lock dan Auto AF Point Selection
Untuk mendapatkan fokus yang tepat, kamera Nikon menawarkan fitur Focus Lock dan Auto AF Point Selection.
Mode fokus ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan fotografi. Meski pemilihan titik fokus otomatis dapat bekerja dengan baik, ada kalanya titik fokus yang dipilih otomatis tidak sesuai dengan objek yang pengguna inginkan.
Solusinya adalah memilih titik fokus secara manual atau menggunakan fokus tengah dan mengunci fokus dengan teknik Focus Lock. Teknik ini bermanfaat ketika objek berada di posisi off-centre.
ADVERTISEMENT
2. Focus Tracking
Untuk menangkap objek yang bergerak, pilih mode continuous autofocusing atau AF-C pada kamera. Mode ini memungkinkan kamera untuk menyesuaikan fokus secara otomatis selama tombol shutter ditekan setengah.
Pastikan titik fokus tetap berada di atas objek selama mungkin untuk mempertahankan ketajaman, sehingga kamera tidak salah fokus pada bagian lain.
3. Exposure Compensation
Exposure Compensation berguna untuk mengatur kecerahan atau kegelapan gambar saat pengguna menggunakan mode aperture-priority atau shutter-priority
Caranya, tekan tombol +/- di bodi kamera, kemudian putar dial untuk menyesuaikan tingkat kompensasi. Biasanya, tiga jepretan dengan pengaturan -1, 0, dan +1 cukup untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
4. Histogram Display
Histogram adalah grafik yang menunjukkan distribusi nada dalam gambar. Untuk menampilkan histogram, tekan tombol Play dan navigasikan hingga mode tampilan histogram muncul.
ADVERTISEMENT
Histogram membantu mengidentifikasi apakah gambar under-exposed atau over-exposed. Bila grafik berkumpul di sebelah kiri, berarti gambar terlalu gelap, sedangkan bila di kanan, gambar terlalu terang.
Untuk subjek dengan kontras tinggi, pengguna perlu memprioritaskan bagian yang lebih penting antara highlights dan shadows.
5. Burst Mode
Untuk menangkap momen-momen penting, gunakan Continuous Drive Mode. Mode ini memungkinkan kamera untuk mengambil beberapa gambar berurutan dalam sekali tekan shutter.
Idealnya, ambil gambar dalam burst singkat (3 hingga 5 gambar) pada momen puncak aksi untuk menghindari kehilangan momen penting.
6. Vibration Reduction (VR)
Vibration Reduction membantu meminimalkan guncangan kamera saat menggunakan shutter speed lambat, terutama di kondisi cahaya rendah. Pengaturan VR biasanya diaktifkan melalui tombol di lensa.
ADVERTISEMENT
Dengan VR, pengguna dapat menggunakan shutter speed hingga tiga stop lebih lambat dari biasanya. Ini bermanfaat saat pengguna memakai lensa dengan panjang fokus yang lebih besar, karena VR membantu menjaga ketajaman gambar.
7. Shutter Priority
Mode Shutter-Priority memungkinkan pengguna mengontrol kecepatan shutter saat menangkap objek bergerak agar hasilnya tajam atau mendapat efek blur.
Di situasi cahaya rendah, pengguna perlu meningkatkan ISO untuk mendapatkan kecepatan yang cukup cepat. Jika nilai aperture berkedip di viewfinder, artinya cahaya tidak cukup untuk eksposur yang tepat, sehingga pengguna perlu menyesuaikan ISO atau pencahayaan.
8. Aperture Priority
Mode Aperture-Priority cocok untuk menentukan kedalaman bidang. Dikutip dari laman techradar, pada fotografi lanskap, aperture kecil kamera (misalnya f/22) mampu menjaga ketajaman seluruh gambar.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, pada potret atau foto bunga, menggunakan depth of field yang dangkal dengan aperture besar (misalnya f/1.8) membantu memisahkan subjek dari latar belakang.
9. ISO
ISO mengatur sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Di kondisi rendah cahaya, meningkatkan ISO (misalnya ke 800 atau 1600) memungkinkan pengguna menggunakan kecepatan shutter lebih cepat tanpa kehilangan detail pada subjek. Namun, pastikan untuk menyeimbangkan ISO agar tidak menghasilkan noise berlebih.
10. White Balance
White Balance menyesuaikan warna gambar berdasarkan jenis pencahayaan, agar warna tetap akurat dan terlihat putih tanpa ada bias warna biru atau kuning.
Pilihan Auto White Balance cukup untuk berbagai kondisi, tetapi jika ingin lebih konsisten, pengguna dapat memilih preset sesuai kondisi cahaya seperti fluorescent atau tungsten.
ADVERTISEMENT
(SLT)