Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
7 Sistem Keamanan Jaringan untuk Lindungi Data Pengguna
15 Januari 2025 12:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari How To Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, di balik kemudahan tersebut, ada risiko yang mengintai, seperti virus, peretasan, atau akses tak sah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang dapat melindungi jaringan dari ancaman tersebut.
Jenis-jenis Sistem Keamanan Jaringan
Sistem jaringan komputer yang baik sangat penting untuk mendukung berbagai aktivitas di sekolah, kantor, atau tempat lainnya. Untuk menjaga jaringan tetap aman, ada berbagai jenis sistem yang dapat digunakan. Berikut di antaranya yang dirangkum dari laman Fortinet:
1. Firewall
Firewall adalah sistem yang berfungsi untuk menjaga keamanan jaringan dengan cara menyaring data yang keluar masuk. Perangkat ini memastikan hanya data yang aman yang boleh melewati jaringan. Sebagai contoh, firewall dapat memblokir akses ke situs-situs berbahaya atau tidak sesuai.
Ada juga firewall generasi baru (Next-Generation Firewall atau NGFW) yang lebih canggih. NGFW ini mampu mendeteksi virus, menyaring situs, dan memberikan perlindungan tambahan untuk mencegah ancaman yang lebih serius.
ADVERTISEMENT
2. Intrusion Prevention System (IPS)
IPS berfungsi untuk mendeteksi dan menghentikan ancaman sebelum menyerang jaringan. Sistem ini bekerja dengan cara memantau data yang mengalir dalam jaringan dan mengenali pola-pola serangan.
Jika terdeteksi ada ancaman, IPS akan segera memblokir data tersebut atau memberi peringatan ke pengelola jaringan. Dengan IPS, risiko serangan dari luar, seperti peretasan atau malware dapat dicegah.
3. Antivirus dan Sandboxing
Antivirus adalah program yang dirancang untuk mencari dan menghapus virus atau malware dari perangkat. Saat antivirus mendeteksi fail mencurigakan, file tersebut akan dihapus atau dipindahkan ke karantina agar tidak merusak perangkat lain.
Sementara itu, sandboxing memberikan ruang aman untuk menguji fail yang belum jelas aman atau tidak. Misalnya, file yang diunduh dari Internet dapat diuji di sandbox sebelum dibuka, sehingga jaringan tetap aman dari ancaman yang belum terdeteksi.
ADVERTISEMENT
4. Web dan DNS Filtering
Web filtering mencegah pengguna mengakses situs-situs yang tidak aman, sementara DNS filtering melindungi jaringan dari serangan yang memanfaatkan alamat domain palsu.
Sebagai contoh, jika seseorang mencoba membuka situs berbahaya, sistem ini akan memblokirnya secara otomatis. Dengan kombinasi ini, aktivitas Internet menjadi lebih aman karena jaringan terlindungi dari berbagai serangan berbasis situs web.
5. Remote Access VPN
VPN memungkinkan pengguna mengakses jaringan secara aman dari lokasi mana pun. Solusi ini sangat berguna bagi mereka yang bekerja atau belajar dari rumah.
VPN mampu menciptakan koneksi yang terenkripsi sehingga data yang dikirimkan tetap aman dari risiko pencurian. Dengan VPN, pengguna dapat menggunakan jaringan perusahaan atau sekolah tanpa khawatir datanya disadap.
ADVERTISEMENT
6. Attack Surface Management
Sistem ini bertugas mengidentifikasi aset-aset dalam jaringan, seperti perangkat IoT, komputer, atau server, yang mungkin menjadi celah masuknya ancaman. Selain itu, sistem ini juga memeriksa apakah pengaturan keamanan sudah optimal. Dengan alat ini, jaringan lebih terlindungi karena potensi risiko dapat diketahui lebih awal dan diperbaiki.
7. Network Access Control (NAC)
NAC memastikan hanya perangkat yang memenuhi standar keamanan tertentu yang dapat terhubung ke jaringan. Sistem ini akan memeriksa perangkat, seperti apakah antivirusnya aktif atau tidak, sebelum memberikan akses.
Jika perangkat tidak sesuai standar, akses akan ditolak hingga perangkat tersebut diperbaiki. Sistem ini juga membantu mengatur perangkat IoT agar tidak menjadi celah keamanan dalam jaringan.
(SAI)