Metode Waterfall Menurut Para Ahli, Begini Penjelasannya

Konten dari Pengguna
19 Oktober 2021 9:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari How To Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi para pengembang software. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi para pengembang software. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penjelasan metode waterfall menurut para ahli sebenarnya hampir sama. Hanya saja, penyampaiannya yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Metode waterfall merupakan salah satu istilah yang biasa muncul saat pengembangan software. Jenis model yang menggunakan metode waterfall ini adalah SDLC (Software Development Life Cycle).
Mengapa disebut metode waterfall? Sebab, dikerjakan secara berurutan dari atas hingga bawah, kemudian dianalogikan seperti air terjun atau waterfall.
Jika kamu sedang mencari definisi metode waterfall dari para ahli, maka berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

Pengertian Metode Waterfall Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode penelitian waterfall menurut para ahli:

1. Sommerville

Mengutip dari karya ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia, seorang ahli bernama Sommerville mendefinisikan metode waterfall sebagai tahapan utama yang langsung mencerminkan dasar pembangunan kegiatan.
Tahapan metode Waterfall menurut Sommerville. Foto: Tangkapan layar karya ilmiah terbitan Universitas Pendidikan Indonesia (repository.upi.edu).
Penjelasan setiap tahapan perancangan metode waterfall menurut Sommerville adalah:
ADVERTISEMENT
Metode ini merupakan tahap sebelum perancangan, yaitu pengumpulan beberapa kebutuhan untuk membuat perangkat lunak. Tahap ini akan menganalisa sifat perangkat lunak yang akan dibuat hingga antarmukanya.
Jika analisa awal sudah selesai dikerjakan, maka selanjutnya adalah membuat desain perangkat lunak. Proses desain akan menerjemahkan syarat atau kebutuhan yang sudah dianalisa sebelumnya sebelum benar-benar dilakukan pemunculan kode.
Desain kemudian diterjemahkan ke dalam kode-kode program menggunakan pemrograman yang telah dipilih pengembang.
Kemudian, pengujian dilakukan untuk memastikan kesalahan yang dibuat sudah sangat minimal dan hasil perangkat lunak sudah sesuai yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Setelah peluncuran perangkat lunak, pengembang akan selalu melakukan pemantauan dan jika perlu meningkatkan layanan sistem yang mereka kelola.

2. Pressman

Tahapan metode Waterfall menurut Pressman. Foto: Tangkapan layar karya ilmiah terbitan Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta.
Selanjutnya, jurnal metode waterfall menurut para ahli, yaitu Pressman yang dikutip dari karya ilmiah berjudul Pengembangan Sistem Informasi Praktik Kerja Lapangan Berbasis Website di SMK PIRI 2 Yogyakarta terbitan Lumbung Pustaka Universitas Negeri Yogyakarta.
Pressman mendefinisikan metode waterfall sebagai sebuah model pengembangan sekuensial yang bersifat sistematis dan berurutan saat membangun perangkat lunak. Prosesnya mengikuti alur dari analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan.
Analisis kebutuhan perangkat lunak adalah tahap pengumpulan kebutuhan software. Jadi, pengembang harus mengetahui apa yang dibutuhkan penggunanya. Tujuan tahap ini adalah merangkum hal-hal yang diinginkan pengguna.
ADVERTISEMENT
Desain adalah tahapan setelah analisis selesai dikerjakan. Pengembang akan fokus pada untuk merancang desain software yang meliputi struktur data, arsitektur perangkat lunak, antarmuka, dan prosedur pengkodean yang akan digunakan.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan kode secara mekanis. Hasil akhir dari tahap implementasi adalah sistem informasi yang sesuai dengan yang diinginkan sebelumnya.
Tahap metode waterfall yang terakhir menurut Pressman adalah pengujian. Tentunya, tahap ini dilakukan untuk mengetahui hasil akhir dari tahap-tahap sebelumnya apakah sudah sesuai atau belum.
Itulah penjelasan mengenai metode waterfall menurut para ahli, yaitu Pressman dan Waterfall.
(NSF)