Proses Pembuatan Software dari Awal Sampai Akhir

Ilustrasi Proses Pembuatan Software. Foto: Pexels.com

Seorang programmer harus memahami proses pembuatan software yang ia kembangkan. Dengan begitu, ia akan mengetahui hal-hal yang masih kurang atau perlu diperbaiki lebih lanjut.

Menyadur buku Tutorial Instalasi Software oleh Miftachun Nur, software adalah perangkat lunak yang disimpan secara digital dan dioperasikan di sebuah gawai atau komputer.

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan programmer atau developer untuk membuat software yang bagus. Melalui artikel ini, How To Tekno akan berbagai tahapan proses pembuatan software yang perlu diketahui. Jadi, simak pemaparan lengkapnya di bawah ini.

Tahapan Proses Pembuatan Software

Ilustrasi Tahapan Proses Pembuatan Software. Foto: Unsplash.com

Mengutip laman Diceus, software yang sederhana memiliki tiga bagian, yaitu input, proses, dan output. Input digunakan untuk memasukkan data, sementara proses adalah bagian mengolah data.

Adapun bagian output adalah hasil yang diharapkan. Agar bisa menciptakan software yang bagus, programmer perlu melalui proses berikut ini.

1. Brainstorming

Brainstorming adalah metode kreatif untuk menemukan ide-ide dalam membuat sebuah software. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui masalah apa yang mungkin terjadi dan program seperti apa yang dibutuhkan pengguna.

Setiap orang yang terlibat akan mengumpulkan data dengan cara observasi, melakukan wawancara hingga mengumpulkan sampel yang akan digunakan sebagai data.

2. Planning

Perencanaan dilakukan untuk mengefisienkan waktu pembuatan software. Bentuk dari perencanaan dapat berupa penyusunan jadwal kerja, pembagian tugas, atau rencana algoritma dari program yang akan dibuat.

Pembuatan software akan mengacu pada perencanaan tersebut. Jika pembuatan perangkat lunak dilakukan sesuai rencana kerja di awal, hasilnya akan jadi dalam waktu yang telah ditentukan.

3. Pembuatan Desain

Selanjutnya, membuat desain program. Tahap ini akan memuat keseluruhan fitur dan tampilan yang ingin dibuat. Deskripsi pekerjaan ini biasanya dipegang UI/UX.

Nantinya, desain yang dibuat bisa berbentuk flowchart atau prototype yang diserahkan ke programmer untuk dibuat menjadi sebuah program atau software.

4. Pemrograman

Desain yang sudah dirancang UI/UX diberikan ke programmer dan diimplementasikan ke dalam bentuk kode. Tahapan inilah yang paling banyak membutuhkan waktu.

5. Dokumentasi

Setelah pemrograman selesai, tahap selanjutnya pendokumentasian. Tahap ini berfungsi sebagai panduan saat menjelaskan ke klien atau tim lain.

Ada dua jenis dokumentasi yang bisa dibuat, yakni dokumentasi produk dan dokumentasi proses.

Menurut laman Dicoding, dokumentasi produk digunakan untuk menjelaskan software yang sedang dikembangkan. Sedangkan proses bertujuan agar pengembangan software lebih transparan dan mudah dikelola.

6. Testing

Testing adalah tahap ketika software yang sudah dibuat akan diuji coba dan dievaluasi. Setidaknya ada empat tahap yang perlu dilalui, yakni unit testing, integration testing, validation testing, hingga system testing.

Semua tahapan tersebut memerlukan waktu yang panjang karena ada banyak hal yang perlu diuji, mulai dari pengukuran, kelengkapan, kinerja, hingga segi fungsional dan non-fungsional.

7. Deployment

Setelah pengujian, software masih perlu dilakukan deployment atau pengembangan. Sehingga, software yang dibuat bisa memenuhi kebutuhan pengguna dengan optimal.

Deployment dilakukan setelah seluruh pengujian dan software sudah layak untuk diluncurkan dan digunakan.

8. Maintenance dan Update

Pembuatan software tidak berhenti saat software telah selesai dibuat dan diluncurkan. Namun, programmer perlu melakukan perawatan dan pembaruan software agar tetap bisa digunakan dengan baik oleh pengguna.

Demikian proses pembuatan software yang dilakukan para software engineer maupun programmer. Dengan memahami proses tersebut, kamu tak akan sembarangan saat merencakan pembuatan perangkat lunak atau aplikasi. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya!

(IPT)