Konten dari Pengguna

Berkat Wasilah SWTD, Rumah Impian Bisa Dibeli Tanpa Riba

NUR AZIZAH
Penulis cerita perjalanan, ASN di Mahkamah Agung
15 Agustus 2021 11:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NUR AZIZAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Erwin (kiri) bersama rekan kerjanya di kantor. (sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Erwin (kiri) bersama rekan kerjanya di kantor. (sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Erwin namanya. Perempuan bukan lelaki. Ia adalah teman satu bagianku di Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung. Sejak pandemi, meski satu bagian dan satu ruangan kami jarang sekali bertemu, karena jadwal WFH dan WFO kami yang tidak sama. Kemarin pagi, ia mengejutkanku dengan postingannya. "First time naik jemputan" begitu caption di photo sebuah bus yang aku hafal sekali warna dan bentuknya, itu adalah bus jemputan Kantor Mahkamah Agung.
ADVERTISEMENT
Melihat hal tersebut, aku komen di statusnya, "waw, sudah ditempatin ya rumah barunya, barakallah. Barakallah. Barakallah" begitu komen saya. Sebelumnya ia memang pernah bercerita bahwa ia dan suami sudah menemukan rumah impian dan akan segera akad dengan pemiliknya. Konon, dari rumah barunya tersebut, ia menggunakan jemputan menuju kantor.
"Belum mba. Ini masih trial. Hehehe," katanya.
"Makasih ya mba doanya. Makasih juga sudah mengenalkan SWTD, secara ga langsung ini berkat SWTD juga kebeli rumah yang tadinya ga kebayang sedikitpun punya rumah miliaran tanpa riba" katanya lagi.
Saya terharu sekali membaca chat tersebut. Tidak bisa berkata apa-apa. “Jika Allah sudah berkehendak, jadilah, maka jadilah.” Hati saya berbunga mengingat ayat ini. “Allah, terima kasih.” Kata hati saya.
ADVERTISEMENT
Erwin sudah lama cerita ke saya dan teman-teman di ruangan, bahwa ia dan suami sedang menabung ingin beli rumah. Dia pernah mengajak suaminya untuk "menyekolahkan" SK di Bank. Namun suaminya menolak karena tidak mau terlilit hutang terlebih riba, "nanti juga ada rezekinya," begitu jawaban suaminya dulu, dan tentu saja jawaban ini membuat Erwin sempat kesal, "kapan punya rumahnya kalau begitu!" Katanya.
Sambil terus menabung ia dan suami berikhtiar mencari-cari rumah untuk keluarga kecilnya. Setiap sabtu minggu atau setiap libur kerja, Erwin bersama suami dan kedua anaknya, berkeliling mencari rumah.
Pernah ketemu dengan rumah yang cocok, namun harganya tidak cukup di kantong, ada yang sesuai dengan isi kantong, tapi gak sesuai dengan keinginan hati. Ya, namanya belum rezeki, belum jodoh.
ADVERTISEMENT
“Ada satu rumah mba dijual, di komplek daerah mertuaku, dekat masjid, dan halamannya luas. Aku setiap lewat situ, gak berhenti selawat. Soalnya rumah yang kaya gitu yang aku pengen, ada pohon duriannya lagi," cerita Erwin suatu saat. “Tapi ya aku juga gak ngarep-ngarep banget, karena uangnya belum cukup. Selawatin aja terus!” Begitu katanya lagi.
Kini, rumah impian Erwin dan suami sudah didapatkan. Dan sungguh di luar dugaan. Rumah itu dimilikinya tanpa "menyekolahkan" SKnya di Bank.
Erwin hanya minta didoakan bahwa rumahnya bisa berkah, bisa bermanfaat untuk kegiatan keagamaan orang-orang di sekitarnya.
"Selamat untuk rumah barunya Mom Erwin. Semoga semakin berkah dan semakin mendekatkan diri pada Allah."
Suami Erwin (kiri) sedang melakukan pembayaran rumah di hadapan notaris. (Sumber: Dokumentasi Erwin)
Sering Dikomplain Suami setelah Masuk SWTD
ADVERTISEMENT
Erwin adalah satu di antara ratusan orang yang ketika saya pasang quotes SWTD menanyakan apa itu SWTD. Dan ada dua ragam biasanya, pertama ingin tahu saja dan kedua ingin tahu banget. Erwin termasuk ragam kedua. Ia tanya detail bukan hanya apa itu SWTD tetapi juga tentang apa yang akan dilakukan di komunitas tersebut, cara bergabungnya, ada biayanya atau tidak, kalau ada biayanya berapa. Dia yang muallaf juga bertanya, apakah kalau membaca al-Qur’annya belum lancar boleh bergabung.
Akhirnya, Erwin bergabung di SWTD part 58. Di pertengahan riyadhoh dia pernah cerita bahwa suaminya sering komplain "Mah, kayaknya kok kamu sekarang gak pernah marah-marah lagi", "kok kamu sekarang bangun malam terus", "kok sekarang pakai jilbabnya rapih" dan komplain yang lain, yang Erwin sendiri tidak menyadari perubahan positif itu.
ADVERTISEMENT
Menjawab aneka komplain tersebut, Erwin cuma bilang, "Allah yang mengubah semuanya Pah!"
"Begitu dong!" Kata suaminya senyum penuh kemenangan. Karena menurut Erwin semua perubahan itu sudah diinginkan lama oleh suaminya. Tetapi Erwin belum juga beranjak hingga akhirnya bergabung dengan SWTD, perlahan namun pasti harapan-harapan suaminya terkabul.
Dan eureka, sehabis riyadhoh selesai, Erwin juga cerita, "Mba, dulu aku setahun gak pegang Al-Qur'an perasaan biasa aja. Sekarang kalo sehari gak pegang Al-Qur'an, kayaknya ada yang kurang gitu."
Mendapati cerita-cerita seperti ini, aku tentu saja bahagia, betapa mudah sekali buat Allah mengubah atau menjadikan apapun sesuai kehendak-Nya. “Dekati Allah, cintai Allah, insyaallah apapun kebutuhan kita, apapun keinginan kita akan Dia cukupkan, akan Dia kabulkan,” begitu Mentor SWTD bilang. Ah, beruntungnya aku bisa berada di lingkungan penuh cinta ini. (azzah zain al hasany)
ADVERTISEMENT