Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Selamat Tahun Baru, Abank
9 Agustus 2021 19:21 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 21 Agustus 2021 14:22 WIB
Tulisan dari NUR AZIZAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Memasuki Tahun Baru Hijriah adalah memasuki, menyelami perjuangan Rasulullah dalam berdakwah. Hijriah sendiri menandakan sebuah perubahan, sebuah perpindahan, sebuah tantangan yang harus tetap dilewati meski ancaman mengadang.
ADVERTISEMENT
Memasuki tahun baru hijriah bagiku adalah masa di mana kita harus banyak membuka lagi sirah (sejarah) Nabi Muhammad. Bukan hanya karena Nabi adalah utusan Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam raya, namun juga agar kita bisa mendapatkan syafaatnya yang bisa melindungi kita dari kejahatan di dunia dan juga di akhirat.
Selain sirah, buat saya memasuki tahun baru hijriah adalah menyenandungkan lagi lagu milik group Nasyid Hijaz dari Malaysia, yang berjudul Rasulullah. Dalam lagu tersebut yang rilis tahun 2015 tersebut, diceritakan kisah Rasulullah saat berdakwah yang penuh derita, namun meski begitu, Rasulullah tetap melanjutkan dakwahnya dan memaafkan orang-orang yang bukan hanya menghalanginya, namun juga menghina dan melemparinya dengan batu.
Begini liriknya.
ADVERTISEMENT
Lagu ini begitu asik didengarkan saat sendiri dengan suasana sedang tenang, seakan membawa angan ke depan Makam Baginda Rasulullah, lalu berlama-lama berselawat sambil terus bertetesan air mata tanda rindu. Shollallah ‘ala Muhammad.
ADVERTISEMENT
Lagu ini pertama kali diperkenalkan oleh anakku yang pertama, Ramzi, pada tahun 2015 silam, saat ia kelas satu SD di Jakarta Islamic School.
Saat itu, di sekolahnya akan ada karnaval menyambut tahun baru hijriah. Dia bersama teman-temannya mendapatkan tugas untuk menyanyikan lagu yang berjudul Rasulullah tersebut untuk dinyanyikan saat karnaval, agar menyanyinya bisa serempak, maka gurunya memerintahkan anak-anak untuk menghafalnya. Dan Ramzi pun menghafalnya.
Setelah mengaji, aku mencari lagu tersebut di youtube untuk didengarkan berkali-kali, agar Ramzi hafal nada dan lirik dengan mudah. Setelah itu aku matikan dan memerintahkan Ramzi mengulang-ulang perbait. Sebait dua bait tiga bait dan selanjutnya hingga selesai. Kemudian dia ulangi lagi.
Kemudian di pertengahan proses mengahfal dia bilang "udah ya Bunda... Aku mau nangis nih," katanya. Matanya berair. Aku melihatnya.
ADVERTISEMENT
"Kenapa Abank?" kataku sambil membelai kepalanya. Abank adalah panggilannya.
"Gak tau, aku sedih bacanya"
"Baca apaan? .....Ini nak?" Tanyaku sambil menunjuk kertas lirik yang dia pegang.
Dia mengangguk.
"Apa yang bikin sedih Abank?" Tanyaku. Kulihat matanya makin berair
"Aku gak tau Bunda. Aku sedih aja"
Tiba-tiba dia menelungkupkan wajahnya ke bawah bantal. Makin lama tubuhnya bergetar. Makin kesini makin terdengar tangisnya. Makin lama makin keras getaran tubuhnya, makin kencang tangisnya.
"Abank kangen Rasulullah?" Tanyaku. Mendengar hal tersebut si Abank tangisnya makin menjadi.
Tiba-tiba aku terenyuh. Aku belum pernah sebegitunya, seperti Abank ke Rasulullah. Bocah ini, anak ini. “Apakah dia seserius itu?” aku belai kepalanya, aku kecup. Air mataku jatuh. “Astaghfirullah!” bahkan, rinduimu pun aku tak pernah, Rasulullah.
ADVERTISEMENT
Abank masih menangis, aku elus-elus kepalanya, aku bacakan selawat nabi sampai ia tertidur.
Setelah ia tertidur, pelan-pelan aku ambil kertas lirik dari tangannya, aku baca berkali-kali, tanpa terasa air mataku menderas. Aku sesegukan. Masya Allah, berulang kali aku membaca selawat, semakin bergetar hatiku. Allah... izinkan aku mengikuti jejak kekasih-Mu, izinkan aku mencintai, merindui Kekasih-Mu, izinkan aku mendapatkan syafaatnya ya Rabb. Izinkan.
Kini, sosok yang telah mengenalkan aku dengan lagu tersebut, yang membuat aku jatuh cinta bukan hanya pada lirik dan nadanya, namun juga pada sosok yang ada dalam lagu tersebut, sedang belajar di Pondok Pesantren Gontor 4 Banyuwangi. Semoga ia masih bisa merasakan indahnya bergetar saat menyebut nama kekasih-Nya, Muhammad Rasulullah. Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad. Selamat tahun baru Abank. (azzah zain al hasany)
ADVERTISEMENT