Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Komunitas Pendidikan di Dalam Sekolah
19 April 2021 12:09 WIB
Tulisan dari humaeni rizqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perubahan tatanan pendidikan di masa pandemi memang dirasa begitu signifikan. Kondisi ini menimbulkan berbagai macam masalah yang belum ditemukan solusi terbaiknya. Pemerintah dan aktivis pendidikan terus berupaya agar pendidikan di Indonesia tidak mengalami kegagalan walau dalam kondisi pandemi. Maka, pemerintah dalam posisi seperti ini tidak boleh salah dalam mengambil kebijakan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Kebijakan-kebijakan yang diambil tidak boleh merugikan dan menyudutkan pihak-pihak. Baik itu pendidik, tenaga pendidk, peserta didik, dan orang tua. Mulai dari kebijakan menerapkan kurikulum, sistem pendidikan, dan budaya pendidikan.
Sejatinya sebuah sistem pendidikan yang sehat dan unggul selalu berusaha memahami perkembangan zaman dan memenuhi tuntutan-tuntutannya. Konsekuensinya, ada semangat perubahan yang diusung untuk menatap masa depan yang banyak tantangan dan tak terprediksi.
Sistem pendidikan perlu mengambil inisiatif untuk melakukan transformasi dan reformasi pendidikan. Meminjam istilah pakar pendidikan, Mochtar Buchori, “reformasi pendidikan” adalah perubahan-perubahan yang perlu dilakukan dalam sekolah kita tanpa mengubah fondasi dan struktur dari sistem yang ada sekarang ini. Sedangkan “transformasi pendidikan” adalah perubahan-perubahan yang lebih mendasar dan mendalam dalam sistem pendidikan kita, perubahan-perubahan yang menyentuh sendi-sendi (foundations), struktur, dan modus-modus operasi di sekolah-sekolah kita.
ADVERTISEMENT
Perubahan-perubahan seperti ini dapat mengubah wajah dan watak sekolah kita. Transformasi dari sistem pendidikan kita memerlukan waktu yang lama, dan akan merupakan akibat kumulatif dari langkah-langkah reformasi yang kita lakukan terhadap sekolah-sekolah kita.
Dalam membantu upaya menerapkan pendidikan yang paripurna di masa pandemi, membangun komunitas pendidikan di dalam sekolah adalah langkah yang cerdas. Hal ini perlu dilakukan oleh sekolah-sekolah. Hematnya, bahwa dengan adanya komunitas, maka akan terbuka ruang-ruang diskusi.
Dari ruang diskusi ini biasanya timbul suatu ide untuk memecahkan masalah atau muncul saran-saran. Komunitas pendidikan di dalam sekolah yang akan mendorong keniscayaan terjadinya sebuah perubahan. Perubahan yang mengedepankan relevansi dengan tuntutan perkembangan terkini. Dengan mengokohkan semangat meningkatkan kualitas pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Misalnya madrasah pembangunan UIN Jakarta membuat suatu komunitas Guru Inspiratif Terampil. Guru Inspiratif Terampil dibentuk untuk menggali ide dan potensi pendidik atau tenaga pendidik dalam menjalankan pendidikan di tengah pandemi. Tema-tema pembahasan pada diskusi sangat menarik perhatian kalangan akademis. Karena Guru Inspiratif Terampil mencoba menggali masalah untuk ditemukan solusinya sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi.
Komunitas Pendidikan Sebagai Kultur Sekolah
Peningkatan mutu sekolah dapat sejalan dengan pengembangan kultur sekolah. Selama dekade waktu yang lalu perbaikan mutu sekolah kurang menyentuh perbaikan pada kultur sekolah. Pentingnya kultur sekolah telah diingatkan oleh Seymour Sarason seperti Jhon Goodlad yang mengatakan bahwa sekolah-sekolah mempunyai kultur yang harus dipahami dan harus dilibatkan jika suatu usaha mengadakan perubahan terhadapnya tidak sekadar kosmetik. Kultur sekolah akan dapat menjelaskan bagaimana sekolah berfungsi dan seperti apakah mekanisme internal yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Komunitas pendidikan diharapkan akan memperbaiki kinerja sekolah, baik kepala sekolah, guru, peserta didik, dan karyawan. Ini akan terjadi manakala kualifikasi komunitas pendidikan tersebut bersifat sehat, solid, kuat, positif, profesional. Ini berarti komunitas pendidikan menjadi komitmen luas di sekolah, jati diri sekolah, kepribadian sekolah yang didukung oleh stakeholdernya.
Dengan adanya komunitas pendidikan, suasana kekeluargaan, kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan bekerja keras, dan belajar mengajar dapat diciptakan. Peserta didik dan guru dapat bekerja secara maksimal dengan mengupayakan yang terbaik, meletakkan target hasil tertinggi, dan berusaha merealisasikan kesemuanya itu. Ini akan menjadi suatu kultur yang baik, dan mampu menjawab tantangan melalui ruang-ruang diskusi.
Manfaat Komunitas Pendidikan di Dalam Sekolah
Pertama, keterampilan hidup utama yang harus dimiliki dalam mengarungi kompetisi di abad 21 di antaranya adalah pemecahan masalah (problem solving) dan kerjasama (teamwork). Sistem sekolah idealnya mampu mewujudkan hadirnya pribadi-pribadi unggul pada diri siswa, pendidik, dan stakeholders yang terlibat di dalam komunitas sekolah tersebut secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Keunggulan ini akan berdampak luar biasa jika dibangun di atas landasan keterbukaan terhadap pengalaman hidup, keterbukaan hati dan telinga, keterbukaan diri terhadap orang lain, keterbukaan terhadap kesepakatan (tidak mudah memilih konflik), dan keterbukaan terhadap tekanan-tekanan hidup.
Ide dalam penggunaan teknologi informasi pada pembelajaran diharapkan dapat menyentuh subtansi pembelajaran. Teknologi informasi menjadi fasilitas pertama yang digunakan dalam periodesasi pendidikan sekarang. Jika dalam komunitas pendidikan tersebut teknologi informasi dikesampingkan, maka sulit menemukan solusi pendidikan di abad 21.
Kedua, ilmu pengetahuan hanya akan berkembang jika mengalami proses sinergi (pertukaran pengetahuan melalui diskusi) dalam sebuah komunitas. Setiap individu memiliki explicit knowledge yang bersifat subjektif dan individu. Ketika masing-masing individu melakukan sharing pengetahuan dalam komunitas, maka di sana akan terjadi proses saling memberi dan menerima ilmu.
ADVERTISEMENT
Sehingga kepemilikan pengetahuan akan mengalami pergeseran dan setiap individu memiliki tacit knowledge yang lebih bersifat objektif dan memungkinkan memunculkan pengembangan ilmu baru. Praktisnya, ilmu menjadi semakin berkembang luas. Prinsipnya, learning is sharing, proses saling belajar bisa dilakukan lewat aktivitas berbagi gagasan dan pengalaman hidup tentang banyak hal yang bermanfaat.
Ketiga, dalam sebuah analisisnya, Rheinald Kasali pernah menyatakan bahwa interaksi perilaku akan menghasilkan mutasi nilai-nilai dan pandangan-pandangan yang akhirnya membentuk belief dan personality. Lingkungan bisa memberikan pengaruh terhadap cara berpikir dan berperilaku kita. Jadi, ketika kita bergabung dalam komunitas sekolah yang mencirikan etos kerja hebat, melayani stakeholders dengan hati, dan bersikap profesional, maka besar harapan akan terjadi individu-individu dalam komunitas sekolah tersebut yang memegang dan melaksanakan pelayanan publik prima.
ADVERTISEMENT
Komunitas Pendidikan yang Menginspirasi dan Menyenangkan
Selain menjadi kelompok yang menghasilkan ide dan gagasan dalam menemukan formula pembelajaran yang efektif, komunitas pendidikan juga harus menjadi kelompok yang memberikan dampak yang menginspirasi dan menyenangkan. Wujud nilai-nilai teladan, humanis dan estetika harus muncul pada komunitas.
Kemudian bentuk tanggung jawab dari suatu komunitas tidak hanya bersifat kaku. Setiap anggota dalam komunitas harus menciptakan suasana yang mampu menarik perhatian orang-orang atau aktivis pendidikan lainnya. Terlebih komunitas harus memberikan inspirasi agar dapat ditiru dari setiap ide dan gagasan yang muncul. Lebih lanjut ruang dan suasana komunitas di buat semenarik. Diusahkan setiap pengunjung atau follower merasa nyaman pada saat terlibat dalam membuka ruang ide dan gagasan.
ADVERTISEMENT
Kehadiran komunitas harus bermakna pemberi kabar baik dan perubah peradaban. Bergerak untuk maju dan mampu menciptakan guru-guru berilmu. Selian itu, komunitas juga harus mengawal kebijakan-kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintahan. Agar tidak terjadinya penindasan intelektual terhadap pendidik, tenaga pendidik, dan peserta didik.