Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Terbongkar, Filosofi Sabet Pecut Samandiman di Pembukaan Musywil
27 Desember 2022 22:06 WIB
Tulisan dari umpo media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pembukaan Musyawarah Wilayah (Mujsywil) ke 16 Muhammadiyah Jawa Timur yang digelar meriah di Aloon-Aloon Ponorogo mengambil tema Membumikan Islam Berkemajuan, Memajukan Jawa Timur ditandai dengan sabet pecut Samandiman ke dada merah. Sabtu (24/12)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 16 dadak merak yang ditampilkan. Jumlah itu sesuai dengan penyelenggaraan Musywil ke 16. Namun hanya ada dua dadak merak yang di pecut, yakni dari Reyog Simo Budi Utomo Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO). Sementara empat belas dadak merak lainnya dari ebrbagai AUM bergoyang di pelataran depan panggung.
Prosesi pemecutan dadak merah pertama dilakukan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, didampingi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Dr Saad Ibrahim MA, dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo drs H Muhammad Syafrudin.
Sedangkan dadak merak kedua dipecut oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, M.Sos, didampingi Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Ketua DPRD Ponorogo Sunarto.
Terlihat keduanya memegang cambuk pusaka, Pecut Samandiman, dan dengan kompak memecut dadak merak bersamaan dengan alunan berbagai alat musik tradisional dan lengkingan trompet reyog. Bertambah megah dan meriah saat tepuk tangan belasan ribu peserta dan penggembira yang memenuhi Aloon-Aloon Ponorogo terdengar bergemuruh saling bersahutan.
ADVERTISEMENT
Prosesi itulah yang menjadi 'gong' dan mencuri perhatian belasan ribu pasang mata dalam perhelatan akbar Muhammadiyah Jatim tersebut. Menariknya bukan hanya sekedar tanda tapi juga memiliki filosofi mendalam.
Ketua Seksi Acara, Elmi Muftiana M.Kep mengungkapkan makna dibalik pemecutan tersebut. Dikatakan, sabet pecut menunjukan semangat dan kemauan segenap warga Muhammadiyah Jatim untuk mrmbumikan Islam Berkemajuan.
Dipilihnya dua figur yang memecut dadak merak di panggung, menurut Kepala Bagian Administrasi Mahasiswa dan Alumni UMPO ini adalah, pimpinan Muhammadiyah sebagai penggerak utama gerakan Muhammadiyah yang mampu memecut semangat warga Muhammadiyah.
"sama halnya dengan gubernur yang merupakan pemimpin Jatim, harapannya mampu memberikan semangat kepada masyarakat untuk senantiasa optimis dan bangkit" terangnya
Dia menambahkan, Dadak Merak ini bagian dari Kesenian Reyog Ponorogo, sementara Pecut Samandiman ialah cambuk pusaka dari seorang Raja bernama Klono Sewandono yang memiliki kesaktian untuk mengalahkan lawannya, singo barong.
ADVERTISEMENT