Konten dari Pengguna

Kehumasan Ambil Peran Penting di Lembaga Pendidikan

Unisa Yogyakarta
Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi berdiri sejak 6 Juni 1991. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun UNISA Yogyakarta bertransformasi menjadi sebuah universitas berwawasan kesehatan.
16 Januari 2025 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Unisa Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Founder & CEO Humas Indonesia, Asmono Wikan menyebut peran humas di lembaga pendidikan, seperti Perguruan Tinggi menjadi bagian penting. Humas menjadi investasi jangka panjang yang dapat dirasakan manfaatnya kedepan.
Founder & CEO Humas Indonesia, Asmono Wikan menyebut peran humas di lembaga pendidikan
zoom-in-whitePerbesar
Founder & CEO Humas Indonesia, Asmono Wikan menyebut peran humas di lembaga pendidikan

Humas

ADVERTISEMENT
Asmono Wikan menilai peran humas sebagai komunikator di sebuah organisasi bisa dilihat manfaatnya dalam jangka panjang. Ia menyebut saat ini mungkin masih banyak yang menilai peran humas kurang terlihat.
“Konon dinilai baru bekerja saat krisis, enggak juga. Padahal sebelum krisis itu juga menemukan metode apa, membangun benteng pertahanan yang kokoh,” ungkap Asmono Wikan, saat audiensi di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Kamis (16/1/2025).
Pria yang juga Founder MAW Talk itu mengatakan pihaknya berupaya bersinergi dengan Perguruan Tinggi untuk memperkuat peran humas. “Kami juga membuka kemungkinan kolaborasi, dengan Unisa Yogyakarta, dengan Muhammadiyah, maupun sistem pendidikan,” ungkap Asmono Wikan.
Wakil Rektor IV Bidang Kerja sama dan Internasional Unisa Yogyakarta, Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis., berpandangan sama, bahwa peran kehumasan sangat penting. Ia juga mengatakan peran humas ini tidak dirasakan secara instan. “Kehumasan sangat penting. Dampak yang dirasakan tidak instan memang,” ujar Imron.
ADVERTISEMENT
Imron juga menilai saat ini mungkin masih ada yang melihat humas bukan sebagai investasi. Pandangan tersebut semestinya diubah, dan melihat peran kehumasan sebagai sebuah investasi.
Ia mencontohkan kampus memiliki berbagai fasilitas, teknologi, laboraturium yang bagus, tapi ketika tidak ada peran kehumasan untuk membranding dengan baik ke luar, hal tersebut menjadi kurang. “Itu gak bermakna kalau kehumasan gak bisa mengenalkan itu semua,” ujar Imron.
Imron juga menyambut baik peluang kerja sama yang diinisiasi MAW Talk, Humas Indonesia. Ia berharap praktik baik yang telah diterapkan di Unisa Yogyakarta juga menjadi contoh.