Konten dari Pengguna

Kementerian PPPA Libatkan Kampus Cegah Kasus Kekerasan terhadap Perempuan

Unisa Yogyakarta
Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi berdiri sejak 6 Juni 1991. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun UNISA Yogyakarta bertransformasi menjadi sebuah universitas berwawasan kesehatan.
23 April 2025 9:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Unisa Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual belakangan muncul dari kalangan terpelajar. Ironi yang terjadi turut menjadi perhatian bagi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ajak UNISA Yogyakarta cegah kekerasan terhadap perempuan
zoom-in-whitePerbesar
menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ajak UNISA Yogyakarta cegah kekerasan terhadap perempuan

Kekerasan Terhadap Perempuan

ADVERTISEMENT
Melihat rentetan kejadian yang ada, Menteri PPPA, Arifah Fauzi mengatakan Kementerian PPPA bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menginisiasi memberikan pembekalan tentang bahaya kekerasan terhadap perempuan, saat penerimaan mahasiswa baru.
“Mahasiswa ospek harus ada materi tentang bahayanya kekerasan terhadap perempuan,” ucap Arifah, ditemui di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Sabtu (19/4/2025).
Selain itu, Arifah menyebut setiap mahasiswa baru juga harus punya komitmen atau semacam pakta integritas. Bila mereka melakukan kekerasan, maka akan ada konsekuensinya. “Seluruh Indonesia deklarasi kampus anti kekerasan, dan ramah terhadap perempuan,” tegas Arifah.
Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti mengatakan UNISA Yogyakarta memiliki komitmen untuk perlindungan dan pemberdayaan perempuan. UNISA Yogyakarta juga memiliki konsen pada bidang kesehatan mencoba menjalankan berbagai program, salah satunya community development, dengan menguatkan masyarakat dengan wawasan kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Kami mendorong teman-teman civitas UNISA Yogyakarta ini yang 80 persennya perempuan. Mendorong dosen kami melakukan riset, pemberdayaan perempuan. Bahkan itu jadi indikator khusus, fokus pemberdayaan perempuan dan anak,” ungkap Warsiti.
Warsiti menyebut kekerasan terhadap perempuan juga menjadi perhatian khusus bagi UNISA Yogyakarta. Dikatakannya kekerasan ini perlu diantisipasi. Disebutnya UNISA Yogyakarta juga memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). “Kita mengkampanyekan kampus ramah anak, perempuan, disabilitas, salah satu program kami,” ujarnya.