Konten dari Pengguna

Lansia Aktif Lansia Sehat Kontrol Penyakit Tidak Menular (PTM)

Unisa Yogyakarta
Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi berdiri sejak 6 Juni 1991. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun UNISA Yogyakarta bertransformasi menjadi sebuah universitas berwawasan kesehatan.
1 Januari 2023 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Unisa Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Secara global, perilaku tidak aktif (physical inactivity) menjadi prioritas kesehatan masyarakat karena lebih dari 30% populasi dunia tidak memenuhi rekomendasi minimum dalam melakukan aktivitas fisik (PA), dan 6-10% dari semua kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) dikaitkan dengan perilaku sedentarisme. Perilaku ini memiliki peluang risiko 4,7 kali lebih besar menjadi obesitas dibandingkan yang aktif berolahraga atau ber-aktifitas fisik (WHO, 2020). Seiring dengan itu, transisi epidemiologi dan profil demografis beberapa tahun terakhir mengalami perubahan yaitu meningkatnya populasi usia 60 tahun ke atas menjadi dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2050 [WHO, 2018). Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia, yang mencapai 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari total penduduk dan diperkirakan meningkat sebesar 25 persen di tahun 2050, dari 25 juta orang di tahun 2019, menjadi 80 juta orang di tahun 2050 (data Badan Pusat Statistik, 2019). Konsekuensinya, permasalahan penyakit degeneratif dan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes tipe 2, srtoke, beberapa jenis kanker (seperti kanker usus & kanker payudara), hipertensi, dan gangguan-gangguan kesehatan jiwa yaitu depresi, demensia, gangguan cemas, sulit tidur dan disabilitas (bergantung pada orang lain), menurunnya fungsi tubuh dan obesitas yang menjadi penyebab utama permasalahan kesehatan disuatu negara.
ilustrasi Unisa Yogyakarta
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Unisa Yogyakarta
Lebih dari 33% orang dewasa berusia 65 tahun keatas terdata tidak melakukan aktivitas fisik di waktu senggang. Riskesdas 2018, menyatakan lansia (usia ≥60 tahun) termasuk dalam 3 besar kelompok umur yang memiliki aktivitas fisik rendah yaitu sebesar 47.9%. Hanya 16% orang lansia yang memenuhi rekomendasi pedoman nasional untuk melakukan aktivitas fisik yaitu seperti berjalan kaki, senam, naik sepeda, dan lain sebagainya selama minimal 30 menit dan 5 hari dalam seminggu.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa kendala rendahnya angka aktifitas fisik terutama dikalangan lansia, diantaranya karena masih lemahnya implementasi regulasi dimasyarakat, factor diri; kurangnya pengetahuan; tentang jenis PA& durasinya, motivasi diri, keamanan lokasi, sarana prasarana & dukungan social; keluarga dan lingkungan sekitar, serta kesehatan lansia yang menurun termasuk karena status berat badan.
Pemerintah dalam menguatkan strateginya menciptakan lansia yang aktif, melalui penyelenggaraan program dan promosi berbagai kegiatan fisik untuk menciptakan peluang bagi individu agar dapat berpartisipasi aktif dalam aktivitas fisik dengan mudah. Dengan menciptakan sistem yang aktif melalui pembuatan kebijakan, penguatan kerjasama multisektoral, sistem informasi dan advokasi terhadap peningkatan aktivitas fisik, dapat mendukung implementasinya bahkan sampai ke tingkat nasional. Langkah ini diperlukan oleh pemerintah untuk menggerakkan masyarakat dalam meningkatkan aktivitas fisik lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
PerMenKes RI, 2016 tentang rencana aksi nasional kesehatan lanjut usia tahun 2016-2019 tentang peningkatan derajat kesehatan lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat. Kemudian diterbitkannya Undang- undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia sebagai landasan hukum keberadaan para lanjut usia dibidang kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia ditujukan untuk menjaga agar para lanjut usia tetap sehat, mandiri, aktif dan produktif secara sosial dan ekonomi sehingga untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah berkewajiban untuk menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi pengembangan kelompok lanjut usia.
ADVERTISEMENT
Kemenko PMK RI, 2022 dalam salah satu program kegiatan bagi para lanjut usia menyatakan, sesuai dengan Strategi Nasional Kelanjutusiaan berisi 5 strategi dan dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang ditetapkan oleh K/L terkait sebagai penanggung jawabnya. Kelima strategi tersebut terdiri dari peningkatan perlindungan sosial, peningkatan derajat kesehatan lanjut usia, pembangunan lingkungan ramah lanjut usia, penguatan kelembagaan program kelanjutusiaan, dan pemenuhan terhadap hak lanjut usia demi menciptakan Lansia mandiri, sejahtera, serta bermartabat.
Selain itu, aktivasi program Posyandu Lansia yang merupakan salah satu program pelayanan kesehatan tingkat dasar yang bertujuan untuk deteksi dini penyakit dan memeriksakan kesehatan secara rutin agar kesehatan lansia dapat terpantau mulai dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dan pemberian penghargaan tentang Posyandu Lansia Berprestasi. Kemudian peluncuran gagasan tagline "SOLASIDO" (SOBAT LANSIA INDONESIA) di Posyandu Lansia untuk mendekatkan hubungan generasi muda dengan para lansia (Kemenkes RI, 2020).
ADVERTISEMENT
Rekomendasi Aktivitas fisik/olah raga untuk lansia
Olahraga atau aktivitas fisik untuk lansia perlu disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kesehatan lansia. WHO mendefenisikan Aktivitas fisik (PA) merupakan kegiatan menggerakkan anggota badan yang membutuhkan tenaga untuk menggerakkannya. Ada banyak pilihan jenis olahraga atau aktivitas fisik untuk lansia yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk intensitas sedang, misalnya, jalan kaki jarak dekat, membersihkan rumah, bersepeda santai, naik tangga, hingga berkebun. Sementara itu, aktivitas berat meliputi berenang, tai chi, yoga, joging, jalan cepat, bermain dengan cucu, sampai bulu tangkis.
Sementara latihan fisik merupakan suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana, terstruktur dan berkesinamabungan untuk melakukan gerakan tubuh yang berulang yang ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Center for Disease Control & Prevention (CDC) merekomendasikan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas membutuhkan: setidaknya 150 menit seminggu (misalnya, 30 menit sehari, 5 hari seminggu) aktivitas intensitas sedang seperti jalan cepat. Atau mereka membutuhkan 75 menit seminggu untuk aktivitas intensitas tinggi seperti hiking, joging, atau lari. Minimal 2 hari dalam seminggu melakukan aktivitas yang menguatkan otot.
ADVERTISEMENT
Rekomendasi aktivitas fisik untuk lansia menurut Global Recommendations on Physical Activity for Health 2008:
Pada usia lansia, selain melakukan rekomendasi aktivitas seperti individu dewasa, perlu dilengkapi dengan aktivitas fisik untuk meningkatkan keseimbangan dan mencegah potensi jatuh setiap 3 kali atau lebih dalam seminggu. Aktivitas penguatan otot perlu dilakukan setiap 2 kali atau lebih dalam seminggu. Keaktifan lansia perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan fisik tiap individu. Menurut intensitasnya, aktivitas fisik tinggi meliputi senam aerobik, bersepeda (19-22 km/jam) berenang, tenis maupun lari. Aktivitas fisik sedang seperti, jalan cepat, berkebun dan bersepeda (16-19 km/jam). Aktivitas fisik ringan seperti, berdiri, pekerjaan rumah tangga, maupun jalan santai
Manfaat Aktifitas Fisik pada Lansia
Lansia aktif secara fisik akan meningkatkan kesehatan karena hal ini memberikan manfaat langsung dan jangka panjang pada kesehatan lansia baik secara fisik, psikologis, dan juga sosial. Manfaat fisik diantaranya dapat mengatur kadar gula darah, meningkatkan hormon-hormon yang memberikan rasa bersemangat, serta dapat meningkatkan kualitas tidur. Sementara efek jangka panjang bagi lansia dari segi fisik adalah menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, menjaga kelenturan tubuh lansia,serta mencegah atau menunda munculnya gangguan koordinasi dan keseimbangan akibat penuaan. Dari segi psikologis, aktif secara fisik membuat lansia dapat merasa relaks, mengurangi stress dan kecemasan, serta menjaga suasana hati. Dalam jangka panjang hal ini dapat meningkatkan kesehatan mental lansia dan menunda masalah penurunan fungsi kognitif akibat penuaan. Dari segi sosial, manfaat yang didapat saat lansia melakukan latihan fisik terutama bila dilakukan secara bersama-sama diantaranya memberikan rasa berdaya serta meningkatkan jaringan sosial dan pertemanan lansia.
ADVERTISEMENT
Kemenkes RI, dalam program GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat) menyatakan banyak manfaat dari aktifitas fisik pada lansia, yaitu:
- Meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh sehingga mengurangi resiko jatuh dan cedera
- Menurunkan nyeri kronis pada pinggang, punggung dan lutut
- Memperkuat massa tulang dan mencegah Osteoporosis
- Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan percaya diri
- Meningkatkan metabolisme tubuh dan mempertahankan berat badan dan mencegah kegemukan dan obesitas
- Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembukuh darah
- Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit
- Mengendalikan stress, kecemasan dan depresi
Upaya preventif dan promotif merupakan cara yang paling efektif untuk lansia tetap sehat, sehingga rutinitas hidup sehat harus dimulai sejak awal. Mulai dengan melakukan aktifitas fisik selama 30 menit setiap hari minimal 5 hari dalam seminggu, pola makan sehat, tidak merokok dan upaya screening kesehatan secara rutin harus dilakukan untuk mempercepat tegaknya diagnosis saat adanya potensi penyakit yang lebih berat, sehingga upaya pencegahan tetap dapat dilakukan. Mempertahankan gaya hidup aktif, dalam suatu komunitas yang dapat menerapkan strategi untuk meningkatkan akses dalam melakukan aktivitas fisik, merancang komunitas dan jalan untuk mendorong aktivitas fisik, dan menawarkan program yang menangani masalah spesifik (Kemenkes RI, 2018). Konseling kesehatan dipelayanan kesehatan primer sangat disarankan untuk mempromosikan aktivitas fisik dan diet sehat penting bagi pasien mereka.
ADVERTISEMENT