Konten dari Pengguna

Pedampingan Komprehensif Keluarga Balita Kurang Gizi

Unisa Yogyakarta
Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi berdiri sejak 6 Juni 1991. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun UNISA Yogyakarta bertransformasi menjadi sebuah universitas berwawasan kesehatan.
2 Februari 2024 8:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Unisa Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Balita kurang gizi merupakan keadaan dimana tubuh balita tidak mendapatkan asupan nutrisi dalam jumlah yang cukup. Balita yang mengalami kurang gizi dapat mengalami berbegai gejala berikut pertumbuhan terhambat (berat badan atau tinggi badan di bawah standar usia anak seusia), nampak mudah lelah dan kurang aktif, mengalami infeksi berulang seperti infeksi saluran kemih, infeksi pernafasan akut dll, kulit kering, rapuh, rambut tipis kemerahan seperti rambut jagung dan beberapa balita mengalami edema/ pembengkakakan pada pergelangan kaki.
pendampingan komprehensif dari tim UNISA Yogyakarta

Balita Kurang Gizi

ADVERTISEMENT
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan kurang gizi antara lain gangguan Pertumbuhan (anak lebih pendek/stunted, anak sangat kurus, atau kombinasi keduanya pendek dan sangat kurus) hal ini menyebabkan penurunan performa anak, balita dengan kurang gizi juga berpotensi memiliki tingkat kecerdasan 11 poin lebih rendah dibanding anak dengan gizi normal, meningkatnya resiko penyakit diabetes/ kencing manis serta resiko penyakit jantung. Pada kasus yang serius balita kurang gizi meningatkan resiko kematian terlebih pada bayi.
Studi tentang kurang gizi pada balita disebabkan karena beberapa faktor antara lain: masih rendahnya pendapatan keuarga sehingga mempengaruhi kemampuan membeli makanan yaang bergizi, anak menderita penyakit tertentu misal anak dengan primer komplek tuberkolosa (PKTB) kondisi penyakit/ infeksi ini mempengaruhi nafsu makan anak, gangguan makan atau stress pada anak, kurangnya pengetahuan keluarga tentang proses pemberian makan yang benar pada balita.
ADVERTISEMENT
Pengetahuan keluarga khususnya orang tua dalam praktik pemberian makan sangat berpengaruh pada proses makan anak. Hasil penelitian sebelumnya melaporkan bahwa praktik pemberian makan pada balita mempengaruhi status gizi. Faktor lingkungan anak terutama kebiasaan keluarga yang tinggal serumah mempengaruhi pola makan misal pada keluarga vegetarian meningkatkan kecenderungan anak tidak mau/ menolak makan daging. Pemberian distraksi seperti tontonan tv, gadged atau hp juga akan terpola dari orang dewasa yang tinggal dengan balita.
Gizi buruk dan kurang di Kabupanten Bantul khususnya pada wilayah kerja Puskesmas Sewon II masih menjadi permasalahan yang cukup komplek. Data Tahun 2021 terdapat 81 kasus balita malnutrisi (gizi kurang dan gizi buruk). Selama ini pemerintah melalu Puskesmas bekerja sama dengan posyandu telah melakukan pendampingan pada pihak keluarga yang memiliki balita dengan gizi kurang maupun gizi buruk namun karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) pendampingan belum dapat dilkaukan secara komprehsif.
ADVERTISEMENT
Pendampingan yang telah diberikan berupa memberikan pemberian makanan tambahan (PMT) dan posyandu memantau pekembangan dan pertumbuhan balita secara khusus. Namun masalah yang dijumpai adalah Beberapa balita yang mengalami malnutrisi enggan melaporkan perkembangan kesehatan secara rutin ke Puskesmas, dan enggan mendatangi Posyandu karena merasa kurang nyaman saat balita dikatakan mengalami malnutrisi. Berdasarkan hal tersebut Tim Pengabdian dari Universitas Aisyiyah Yogyakarta dalam hal ini diketuai oleh Rosmita Nuzuliana.,M.Keb dan Ellyda Rizki Wijhati.,M.Keb berinisiatif untuk melakukan program pengabdian kepada masyarakat untuk memberikan pendampingan komprehensif pada keluarga dengan balita gizi buruk/malnutrisi.
Program pendampingan dilakukan selama kurang lebih 6 bulan dimulai dengan koordinasi awal dengan pihak puskesmas dalam hal ini bidan dan ahli gizi untuk menentukan data- data balita dengan masalah kurang gizi, koordinasi dengan kader posyandu setempat, inform consent dan perkenalan pada sasaran/ keluarga yang memiliki balita gizi kurang & gizi buruk. Untuk menjalin hubungan baik dan kearkaban pengabdi memfasilitasi grup whatsapp untuk ibu- ibu yang menjadi sasaran pengabdian, dalam grup ini rutin dilakukan sharing permasalahan pemberian makan pada anak dan beberapa tips praktik pemberian makan yang benar. Kegiatan selanjutnya adalah pemaparan materi dari tim ahli gizi, pelatihan massase bayi dan anak, konsultasi memasak menu makan anak serta challege membuat menu makan berbahan dasar telur, pemaparan materi praktik pemberian makan anak, sharing kegaulan ibu saat anak tidak mau makan dan Berat badan stuck.
ADVERTISEMENT
Hasil pendampingan selama kurang lebih 6 bulan, ibu-ibu sasaran pengabdian merasakan dampak positif seperti: ibu lebih percaya diri datang ke posyandu tidak merasa terancam atau takut dibully, ibu lebih sadar akan kebutuhan makan anak, tahu praktik pemberian makan yang benar, beberapa ibu bahkan menyadari akan pentingnya membawa anak ke Puskesmas saat BB anak tidak naik selama 3 bulan dan diketahui bahwa anak mengalami PKTB, sebagain ibu dapat membuat kreasi menu makan baru tinggi kalori. Hasil akhir dari pengabdian didapatkan meningkatnya pengetahuaan tentang praktik pemberian makan, meningkatnya kepercayaan diri ibu serta meningkatnya BB anak.