Konten dari Pengguna

PP ‘Aisyiyah, UNISA Yogya dan YAICI Gelar Konferensi Pers Terkait Kental Manis

Unisa Yogyakarta
Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi berdiri sejak 6 Juni 1991. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun UNISA Yogyakarta bertransformasi menjadi sebuah universitas berwawasan kesehatan.
21 Agustus 2023 8:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Unisa Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bekerjasama dengan Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat 'Aisyiyah (Makes PPA) dan juga Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menggelar konferensi pers hasil penelitian penggunaan kental manis pada masyarakat marjinal dan dampaknya terhadap status kesehatan balita di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diselenggarakan di ruang rapat gedung Siti Moendjijah UNISA Yogyakarta, Sabtu (19/08).
foto : Unisa Yogyakarta
zoom-in-whitePerbesar
foto : Unisa Yogyakarta
Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Rektor UNISA Yogyakarta yang sekaligus sebagai Ketua Majelis Kesehatan PP `Aisyiyah mengatakan fenomena yang berkaitan dengan kental manis sudah membudaya di masyarakat dan bukan perilaku sehat.
ADVERTISEMENT
“Karena sudah lama terjadi, banyak masyarakat salah persepsi. Bagaimana kita mengubah persepsi, memaknai kental manis itu bukan susu yang dianggap menambah nutrisi bagi balita,” ujar Warsiti.
Warsiti menambahkan UNISA Yogyakarta, Makes PP Aisyiyah dan YAICI bersama-sama menjalankan penelitian terkait konsumsi SKM di 4 wilayah (Gunung Kidul, Sleman, Kulon Progo, dan Bantul). Harapanya semoga penelitian ini memberikan manfaat.
Tindak lanjut dari penelitian ini, menurut Warsiti perlu edukasi yang terus menerus terutama pada kelompok marjinal. UNISA Yogyakarta dengan menggandeng kader Aisyiyah terutama edukasi terkait gizi seimbang. Selain itu melalui kegiatan pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta akan membekali para kader Aisyiyah sehingga memperluas dakwahnya terkait resiko penggunaan kental manis ke tingkat ranting dan cabang.
ADVERTISEMENT
Menurut YAICI Provinsi DIY dijadikan sasaran penelitian karena termasuk dalam provinsi termiskin dengan angka kemiskinan di 11,49%, serta provinsi dengan UMP terendah kedua di Indonesia.
Selain itu hasil temuan YAICI dan `Aisyiyah, masih banyak kental manis diberikan kepada anak dan orang tua sebagai minuman susu pada masyarakat, padahal kandungan gula yang terdapat pada kental manis sangat tinggi dan membahayakan kesehatan.