Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
UNISA Tingkatkan Kualitas Hidup Lansia Melalui Pelatihan Kader Kesehatan
11 Februari 2025 16:24 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Unisa Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
![pelatihan kader dari tim pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkt4tnf7nnm9mygnrsm71a8s.jpg)
Lansia
ADVERTISEMENT
Lurah Balecatur, Andri Septianto, SH, dalam Berbagaitekanannya pentingnya sinergi berkelanjutan antara UNISA Yogyakarta, Pimpinan Ranting `Aisyiyah (PRA), dan Kalurahan Balecatur. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan layanan promotif dan preventif yang optimal bagi masyarakat, khususnya bagi komunitas lansia di Balecatur. Beliau menyambut baik inisiasi UNISA dan berharap program-program serupa dapat terus berlanjut.
Ketua PRA, Ibu Hj. Suprihatin, menyampaikan bahwa isu lansia merupakan fokus utama 'Aisyiyah sejak lama. Kehadiran dosen dan mahasiswa UNISA dinilai sangat membantu dalam meningkatkan kapasitas kader kesehatan, khususnya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi lansia. 'Aisyiyah berkomitmen untuk mewujudkan lansia yang sehat, aktif, produktif, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UNISA Yogyakarta, Indriani, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lansia di DIY dengan mempromosikan aktivitas fisik sebagai kunci kemandirian di usia senja. DIY, khususnya Sleman, memiliki proporsi lansia tertinggi di Indonesia. Sleman mencatat rata-rata usia harapan hidup (UHH) lansia tertinggi, yaitu 75,26 tahun, sementara UHH di DIY sebesar 74,91 tahun. Sleman juga memiliki jumlah penduduk lansia terbanyak di DIY, yaitu 168.527 jiwa. Kondisi ini menuntut perhatian serius terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia.
ADVERTISEMENT
Indriani menambahkan, program pengabdian masyarakat ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan kader lansia dalam mengelola kesehatan lansia melalui peningkatan promosi aktivitas fisik. Dengan pengetahuan yang mendalam tentang lansia, risiko kesehatan, pentingnya aktivitas fisik, dan praktik aktivitas fisik yang tepat, diharapkan kader dapat menjadi agen perubahan di komunitasnya. Mereka dapat memberikan edukasi, motivasi, dan dukungan kepada lansia untuk bergerak aktif dan menjalani hidup yang lebih sehat dan berkualitas.
Aktivitas fisik merupakan faktor krusial dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup lansia. Aktivitas fisik tidak hanya terbatas pada olahraga, tetapi juga mencakup gerakan tubuh sehari-hari, seperti berjalan kaki, berkebun, atau membersihkan rumah. Aktivitas fisik yang teratur dapat meningkatkan kekuatan otot, kekakuan, dan keseimbangan, serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, sarcopenia, dan osteoporosis. Namun, masih banyak lansia yang belum memahami konsep aktivitas fisik dan manfaatnya, seringkali karena keterbatasan fisik, kurangnya informasi, atau kurangnya motivasi. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik bagi lansia dan menyediakan dukungan serta fasilitas yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Peran kader sangat penting dalam mempromosikan aktivitas fisik kepada lansia di masyarakat. Pelatihan ini fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam promosi aktivitas fisik, dimulai dengan skrining kesehatan, pemberian materi komprehensif, dan diakhiri dengan praktik aktivitas fisik. Materi yang disampaikan meliputi konsep lansia dan perubahannya, penyakit degeneratif, konsep aktivitas fisik dan manfaatnya, praktik aktivitas fisik untuk lansia sesuai rekomendasi WHO, promosi aktivitas fisik lansia, serta strategi untuk meningkatkan partisipasi lansia dalam aktivitas fisik.
Tim Pengabdian Masyarakat UNISA Yogyakarta yang bertugas, terdiri dari dosen Program Studi Fisioterapi, yaitu Indriani, SKM., MSc, Veni Fatmawati, SST., MFis, Andry Ariyanto, SST., MOr, dan Nor Faeza Kaeni, SS., MA, bertindak sebagai pemateri. Sesi pelatihan terakhir diisi dengan latihan aktivitas fisik, termasuk latihan ketahanan dan peregangan yang aman bagi lansia.
ADVERTISEMENT
Salah satu peserta pelatihan mengungkapkan, “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami. Kami mendapatkan banyak pengetahuan baru dan praktik praktis yang dapat langsung kami terapkan dalam pelayanan lansia.”
Diperkirakan, melalui pelatihan ini, kader dapat menjadi garda terdepan dalam memotivasi dan memfasilitasi lansia di Balecatur untuk hidup lebih sehat dan aktif melalui aktivitas fisik yang terarah. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi upaya peningkatan kualitas hidup lansia di daerah lain.