Konten dari Pengguna

Rektor Uhamka Tekankan Transformasi Kaderisasi di Lingkungan IMM

Uhamka
Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka)
4 Mei 2025 9:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Uhamka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi, Rektor Uhamka Tekankan Transformasi Kaderisasi di Lingkungan IMM
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi, Rektor Uhamka Tekankan Transformasi Kaderisasi di Lingkungan IMM

Prof Gunawan Suryoputro Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka), memberikan pesan penting kepada gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

ADVERTISEMENT
Rektor menegaskan agar gerakan IMM tidak menjadi membosankan bagi anggotanya. Hal ini ia sampaikan dalam pembukaan Pelatihan Instruktur Madya (PIM) DPD IMM DKI Jakarta yang digelar di Kampus A Limau Uhamka, Kamis (1/5).
ADVERTISEMENT
"Gerakan IMM jangan sampai membuat bosan," ucap Prof. Gunawan.
Menurutnya, dalam era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) IMM harus menjaga semangat dan kreativitas dalam berorganisasi, terutama dalam menghadapi dinamika zaman yang penuh dengan ketidakpastian.
"Gerakan IMM di era VUCA harus punya resiliensi (ketahanan) dan resistensi (kegigihan)," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Bidang Kaderisasi DPD IMM DKI Jakarta, Ayyubi Kholid Saifullah dalam laporannya berharap agar IMM bisa menjadi wadah untuk mengembangkan potensi mahasiswa.
Menurutnya, Organisasi di naungan Muhammadiyah, termasuk IMM tidak boleh berhenti hanya menjadi organisasi pengkaderan formal semata, melainkan harus mampu menciptakan ekosistem yang subur bagi tumbuhnya intelektualitas, kepemimpinan, dan jiwa pengabdian sosial para anggotanya.
“IMM harus mampu menjadi rumah yang nyaman untuk para kadernya belajar, tumbuh, dan berdampak,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ayyubi juga menekankan pentingnya kaderisasi yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Ia menyebut bahwa dalam menghadapi era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), pendekatan kaderisasi harus lebih kontekstual, tidak hanya normatif.
“Zaman terus bergerak, dan metode kaderisasi kita harus ikut bertransformasi. IMM tidak bisa mengandalkan cara-cara lama untuk menjawab tantangan baru,” tambahnya.