Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bahas Pekembangan E-Learning, Prodi PTI UMS Hadirkan Narasumber dari Thailand
10 Januari 2024 13:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ums.ac.id, SURAKARTA - Dalam mengembangkan pengetahuan mahasiswa, Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknik Informatika (PTI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (FKIP UMS) menghadirkan narasumber, Juthawan Phoncharoen dari Faculty of Mass Communications Technology Thailand, dari Jurusan Advertising and Public Relations Technology.
ADVERTISEMENT
Dosen Pengampu Mata Kuliah, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., MSc.ITE., mengungkapkan bahwa kegiatan itu diperuntukkan bagi mahasiswa PTI yang mengambil mata kuliah pilihan E-Learning. Dalam diskusinya, banyak membahas perkembangan E-Learning yang terjadi di Indonesia dan perkembangan yang ada di negara Thailand.
“Kemarin banyak membahas pemanfaatan E-Learning saat pandemi, apakah ada perbedaannya dari segi sistem maupun tampilannya,” ungkap Dosen PTI UMS itu Rabu, (10/1).
Pada dasarnya, lanjutnya, kegiatan ini akan memberikan pengalaman baru karena mahasiswa melakukan interaksi secara langsung dengan narasumber kompeten dari luar negeri.
“Selain itu, mahasiswa kemarin juga mendapatkan informasi beasiswa yang ada di Thailand,” tambahnya.
Hardika juga menyampaikan bahwa akan ada kolaborasi antara mahasiswa UMS dengan mahasiswa Thailand. Narasumber pada kuliah tersebut merupakan muslim asli Bangkok dan bisa Bahasa Indonesia sedikit-sedikit, sehingga itu akan memudahkan kolaborasi antara UMS dengan Thailand.
ADVERTISEMENT
“Hal yang paling besar sebetulnya adalah memberikan gambaran bahwa untuk melangkah ke sana (red: internasionalisasi) tidak sejauh itu. Sehingga kita dorong untuk mahasiswa bisa lebih percaya diri lagi,” tegasnya.
Menurutnya, mahasiswa memiliki potensi yang luar biasa, hanya saja belum memiliki keberanian saja. Dengan hal semacam itu, diharapkan menjadi stimulus mereka untuk terus berkembang.
“Sehingga, internasionalisasi bukan hanya jargon, tetapi juga gerakan pembelajaran,” pungkasnya. (Fika/Humas)