Konten dari Pengguna

Volume Ekspor Kepiting Bakau Sulawesi Selatan ke Singapura Tahun 2017 Semakin Meningkat

HUMAS BKIPM
Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) - Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
11 November 2017 20:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HUMAS BKIPM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hingga triwulan III tahun 2017, volume ekspor kepiting bakau Sulawesi Selatan mencapai 191 ton dengan nilai US$ 2,5 juta. Volume ini naik sebesar 29,19 % dibandingkan periode yang sama tahun 2016 yang hanya mencapai 187,8 ton senilai US$ 26,6 juta.
Singapura menjadi tujuan utama ekspor kepiting bakau Sulsel dengan persentase sebesar 40,27%, dilanjutkan kemudian China (28,55%), Malaysia (27,33%) dan Hongkong (3,85%).
ADVERTISEMENT
Membaiknya volume ekspor kepiting bakau disebabkan membaiknya populasi kepiting di alam seiring adanya pelarangan pengiriman kepiting bertelur oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Permintaan kepiting ke Singapura sebagai tujuan utama ekspor kepiting bakau membaik seiring dengan membaiknya harga jual di Singapura. Kita ketahui bahwa Singapura tidak memiliki sumberdaya alam yang besar sehingga kebanyakan produk makanan di Singapura berasal dari produk impor, termasuk kepiting yang diimpor dari Indonesia.
Tercatat sepanjang tahun 2017 kenaikan volume ekspor selama tiga triwulan meningkat rata-rata sebesar 20,8 %. Sulawesi Selatan terbukti mampu memenuhi kebutuhan kepiting bakau Singapura selain propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.