Angkat Budaya Kutai, Mahasiswa UMKT Terapi Musik Untuk Menurunkan Stress Siswa

Humas UMKT
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur adalah Universitas Swasta No 1 di Kalimantan Timur
Konten dari Pengguna
9 Agustus 2022 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Humas UMKT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim Mahasiswa UMKT (Foto: Dwi)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Mahasiswa UMKT (Foto: Dwi)
ADVERTISEMENT
umkt.ac.id, Samarinda - Stres akademik merupakan stres yang muncul akibat banyaknya beban akibat tuntutan tugas dan ujian yang harus dikerjakan dalam waktu bersamaan, sehingga siswa merasa tertekan. Termasuk saat akan menghadapi ujian tulis berbasis komputer (UTBK). Melihat fenomena ini, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) mencetuskan ide terapi musik dengan mengangkat kebudayaan Kutai Kartanegara, yaitu musik tingkilan. Penelitian ini sendiri telah dilakukan semenjak bulan juni yang lalu hingga saat ini (9/8/22).
ADVERTISEMENT
1. Memadukan instrumen musik tingkilan sebagai metode terapi musik pada siswa yang akan menghadapi ujian tulis berbasis komputer (UTBK)
Sekelompok tim mahasiswa ini adalah Dwi Astri Andriani (S1 Keperawatan), Salsabila Azzahra (S1 Farmasi), Bunga Yusnanda (S1 Keperawatan), Jihan Nabilah Yusuf (S1 Keperawatan). Mereka meneliti efektivitas dari penerapan terapi musik tingkilan untuk mengurangi stres terhadap siswa yang akan menghadapi ujian tulis berbasis komputer (UTBK).
Pemilihan terapi musik ini dipilih karena dianggap terjangkau secara ekonomi dan tidak menimbulkan efek samping bagi yang mengikuti terapi musik ini. Metode terapi musik merupakan salah satu cara untuk membantu mengatasi stres seseorang. Terapi musik yang dilakukan ini, ditujukan agar mereka yang sedang mengalami stres merasa lebih tenang dan nyaman.
ADVERTISEMENT
“Sebelum memulai terapi musik, kami memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan keadaan stres yang telah disesuikan dengan alat ukur stres. Lalu, melakukan terapi musik tingkilan dan setelah itu kembali memberikan pertanyaan yang sama sesuai dengan pertanyaan yang diberikan sebelum kegiatan terapi. Selanjutnya, menganalisis hasil dari keadaan sebelum diberikan terapi dan sesudah terapi stres” Tutur Salsabila Azzahra.
Terapi Musik Khas Kutai (Foto: Dwi)
2. Lolos pendanaan PKM
Melihat fenomena ini, sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) pun terinspirasi agar mendengarkan musik ini, menjadi salah satu terapi bagi siswa yang menghadapi ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan memadukan dengan instrumen musik tingkilan yang merupakan kekayaan warisan kebudayaan Kutai Kartanegara.
Sehingga tidak hanya sebagai terapi musik dalam menangani stres tetapi juga mengangkat kebudayaan daerah Kalimantan Timur, Khususnya kebudayaan Kutai. Selain itu juga terapi ini dinilai memiliki pengaruh yang besar bagi mereka yang saat ini sedang stres. Melalui proposal Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang berjudul “Inovasi Mendengarkan Musik Tingkilan Kutai Untuk Menurunkan Stres Pada Siswa Yang Akan Menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer.”
ADVERTISEMENT
Proposal tersebut kemudian lolos dan didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. “Alhamdulillah, kami bersyukur, karena ini pertama kalinya kolaborasi kami lolos pendanaan dan juga judul PKM di bidang Riset Sosial Humaniora yang mewakili Fakultas Keperawatan dan Fakultas Farmasi, serta kami juga berterima kasih kepada Universitas dan Fakultas yang telah memfasilitasi kami hingga ke tahap ini”, tutur Dwi Astri Andriani, selaku ketua kelompok.
3. Mulai Melakukan Penelitian Tahap Pertama
Dengan lolosnya penelitian ini ketahap pendanaan, Dwi dan tim saat ini telah melakukan penelitian pada tahap pertama kepada responden yang merupakan siswa yang saat ini akan menghadapi ujian tulis berbasis komputer. Serta menemui pemain musik tingkilan asli, untuk menghasilkan instrumen musik yang berasal dari alat gambus asli. Tidak hanya itu, mereka juga membuat modul terapi musik, agar kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri di rumah saat sedang merasa stres
ADVERTISEMENT
“Setelah membuat modul terapi musik ini, kami juga mendaftarkan modul ini ke pihak DJKI. Harapannya penelitian mendapat pengakuan secara nasional dan juga lebih banyak diketahui oleh banyak orang.”ungkap Jihan Nabilah Yusuf
Mereka juga berharap, setelah penelitian ini selesai. Metode terapi musik tingkilan dapat diaplikasi di rumah sakit, maupun masyarakat secara luas untuk membantu mereka yang mengalami stres agar dapat menjaga kesehatan mental.
“Semoga kedepannya penelitian ini tidak berhenti hanya didalam kegiatan PKM ini saja, namun dapat berlanjut untuk kemudian dapat diaplikasikan secara luas.” Tutup mereka.