Klarifikasi Logo Porseni 2018

majalahketik
Lembaga Pers Mahasiswa KETIK di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, sejak 2014 Instagram : @majalahketik
Konten dari Pengguna
2 Juni 2018 10:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari majalahketik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada apa dengan logo Porseni 2018? Pada Jum’at (23/03/2018), logo Porseni 2018 Politeknik se-Indonesia resmi dipublikasikan di akun Instagram Porseni Logo ini dibuat oleh salah satu dosen Desain Grafis PoliMedia. Beliau harus menuai kritik mengenai desain logo buatannya. Tema berwarna oranye, hijau tosca dan ungu dianggap kurang layak untuk logo tersebut.
ADVERTISEMENT
Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) merupakan ajang bergengsi bagi seluruh Politeknik se-Indonesia, yang diselenggarakan dua tahun sekali. Jakarta terpilih menjadi tuan rumah. Di mana dua Politeknik Jakarta akan bekerja sama, yaitu Politeknik Negeri Jakarta dan Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta. Sebagai tuan rumah, PoliMedia diberi kesempatan untuk menentukan dan mendesain logo Porseni tersebut.
Logo yang dirasa sangat simple​ ​itu membuat beberapa mahasiswa menyayangkan hasil desain logo seperti ini. Mereka (mahasiswa) menyampaikan kekecewaannya pada kolom komentar akun instagram Porseni 2018. Berikut komentar mengenai logo Porseni XII.
ADVERTISEMENT
Ini Klarifikasi Si Pencipta Logo
Pada Jum’at lalu (12/05), KETIK menemui Bapak Hari Purnomo selaku pembuat logo Porseni mengenai tanggapan soal logo buatannya yang menuai komentar negatif. Ia pun menanggapi dengan menjelaskan proses pembuatan dan filosofi dibalik logo tersebut. “Logo itu seperti apa? Bebas. Logo itu sesuatu yang universal​. Tapi sebetulnya, kalau kita mau mempelajari lebih dalam lagi tentang logo, kamu juga harus tahu behind​ the scene ​logo itu sendiri. Ya, jadi nggak bisa menyimpulkan ‘Kok​ ini cuma gini?’ ‘Kok ini cuma gitu?’ Jadi nggak bisa, pasti ada pertimbangan lain mengapa ​desainer itu bikin logo tersebut.”
terangnya. Ia juga mengatakan bahwa logo itu merupakan sesuatu yang unik​ ​dan tak disangka-sangka. Karena memerlukan olah pikir dari imajinasi menjadi visual, “Dan itu kan bikin logo sebetulnya nggak semena-mena jadi seperti ini. Prosesnya panjang dan saya bikinnya nggak cuma satu.​​” lanjutnya. Dosen Jurusan Desain Grafis yang juga membuat logo PoliMedia dan Kemenristekdikti ini, sebelumnya telah membuat 8 jenis logo Porseni sebagai pilihan. Terpilihlah logo yang memiliki bentuk sederhana,​ dinamis, ​mudah ditiru, dan mudah diingat dibandingkan jenis lainnya. “Jadi kedua elemen tadi olahraga dan seni bisa dikombinasikan menjadi sebuah logo yang intinya olahraga dan seni,” Jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengatakan dari delapan logo tersebut, dipilih melalui ​voting ​pada rapat panitia dari PNJ dan PoliMedia. Tidak dilibatkannya mahasiswa Desain dari kedua Politeknik dalam pembuatan logo Porseni, dikarenakan keterbatasan waktu. “Jadi waktu itu (rapat panitia) nggak ada keinginan untuk disayembarakan karena mungkin juga buru-buru, kemarin saya diminta untuk membantu saja. Aku sebetulnya senang kalo memang karya anak-anak itu udah bagus sih, tapi karena keterbatasan waktu, mendadak banget sedangkan minggu ini sudah harus ada.” Tutupnya. Berikut penjelasan Filosofi dan semiotika logo Porseni 2018: