Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenang Almarhum Oded, Pakar Komunikasi: Sosok Pemimpin Yang Enggan Pencitraan
16 Desember 2021 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari PROKOPIM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Karim Suryadi turut merasakan kesedihan atas wafatnya orang nomor satu di Kota Bandung, Oded Mohamad Danial.
ADVERTISEMENT
Apalagi beberapa hari sebelumnya Karim sempat berdialog secara blak-blakan bersama pria yang akrab disapa Mang Oded di Pendopo Kota Bandung.
"Ketika ingat beliau, jujur saya merasa sedih dan kehilangan. Meskipun ada rasa bahagia yang muncul karena sejauh yang saya tahu sejumlah ciri-ciri orang penghuni surga itu nampak padanya," ungkapnya, Rabu 15 Desember 2021.
Karim mengenal Oded sebagai sosok pemimpin yang menjadikan silaturahmi sebagai solusi dalam memecahkan setiap persoalan. Artinya, Oded menatap warganya dengan penuh kasih sayang melalui silaturahmi.
"Ini nampak dari pola komunikasi yang Ia bangun, baik dengan Wakilnya, Kang Yana, dengan Sekda, ASN, dan masyarakat," tuturnya.
Karim menilai, Oded termasuk seorang pemimpin yang lebih mengedepankan apresiasi ketimbang memberikan punishment atau hukuman.
ADVERTISEMENT
"Seperti yang dia akui dalam dialog dengan saya, karena Alquran sendiri lebih banyak menyebut reward atau ganjaran ketimbang hukuman, maka Mang Oded lebih banyak memberi penguatan dan penghargaan," ujarnya.
Karim juga mengungkapkan, Oded memiliki pandangan sendiri tentang hakikat politik. Oded menganggap politik bukan sebagai alat untuk mendapat kekuasaan dan mengedepankan kepentingan pribadi.
Namun di mata Oded, terang Karim, politik merupakan sebuah alat untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Karena itu pula Oded enggan menampilkan hasil kinerjanya kepada publik.
"Ini yang sering disalahpahami kalangan media, menyebut Pak Wali itu menjaga jarak dengan media. Tapi setelah saya gali ternyata bukan itu," tutur Karim.
"Dia berpendapat, orang tidak boleh menonjolkan diri atau tidak boleh takabur. Mang Oded membiarkan hasil kinerja yang berbicara."
ADVERTISEMENT
"Mang Oded pernah bilang kalau dia pantang melakukan pencitraan. Jadi dia memang konsisten, itu yang menjadi jati diri beliau. Dia ingin menjadikan kinerjanya sebagai bahasa komunikasi kepemimpinannya," imbuhnya.
Dengan komunikasi politik yang telah dibangun Oded bersama wakilnya, Karim meyakini Yana Mulyana yang kini menjabat sebagai Plt. Wali Kota akan mampu meneruskan jejak langkah Oded.
Ia menilai, keharmonisan yang terbangun antara Oded dan Yana terjalin dan terjaga begitu baik.
"Bulan madu antara Oded, Yana dan Sekda sudah sangat baik, berbeda dengan daerah lain yang bulan madunya singkat. Kota Bandung ini hubungan silaturahminya langgeng, keharmonisan politiknya terjaga," ungkapnya.
"Legasi Mang Oded dalam politik silaturahmi lebih mengutamakan memberikan apresiasi ketimbang menghukum, mengajak semua keterlibatan warga tanpa pandang bulu, itu harus diteruskan," katanya. (tan)**
ADVERTISEMENT