Konten dari Pengguna

Ma’had Al-Birr Unismuh Kirim 720 Mubalig untuk Dakwah Ramadan 1446 H

Kabar Unismuh Makassar
Informasi seputar prestasi dan kegiatan kampus Unismuh Makassar
20 Februari 2025 17:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Unismuh Makassar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mudir Ma'had Al Birr Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Lukman Abd Samad, Lc
zoom-in-whitePerbesar
Mudir Ma'had Al Birr Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Lukman Abd Samad, Lc
ADVERTISEMENT
KABAR UNISMUH, MAKASSAR – Ma’had Al Birr Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali mengirimkan ratusan mubalig dalam program Mubalig Hijrah selama bulan Ramadan 1446 H. Sebanyak 720 mubalig diterjunkan ke berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan sekitarnya untuk berdakwah dan menghidupkan suasana keislaman di masyarakat.
ADVERTISEMENT

Pelepasan resmi para mubalig berlangsung di Balai Sidang Muktamar ke-47 Unismuh Makassar, Kamis, 20 Februari 2025, yang dipimpin langsung oleh Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abdul Rakhim Nanda. Turut hadir dalam acara ini Wakil Rektor IV Dr. KH. Mawardi Pewangi, Direktur Pendidikan Ulama Tarjih Dr. KH. Abbas Baco Miro, Lc., MA., Dekan Fakultas Agama Islam Dr. Amirah Mawardi, serta Direktur Ma’had Al-Birr H. Lukman Abdul Shamad, Lc.

Dalam sambutannya, Rektor Unismuh menegaskan bahwa dakwah bukan sekadar menyampaikan pesan keislaman, tetapi juga amanah besar yang harus dilakukan dengan pemahaman yang benar dan metode yang tepat.
“Pelepasan ini tentu tidak boleh dilakukan secara bebas. Sejak pembekalan kemarin, kita sudah mengkaji Surah Al-Ma’idah ayat 67 yang menegaskan bahwa tugas tabligh adalah tugas kerasulan. Maka, keberangkatan ananda sekalian ke tempat tugasnya adalah untuk membawa dan melanjutkan tugas kerasulan,” ujar Rakhim Nanda.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengutip Surah An-Nahl ayat 125 yang menekankan metode dakwah harus dilakukan dengan hikmah, nasihat yang baik (mau’izhah hasanah), serta debat yang santun dan mencerahkan (mujadalah bil-lati hiya ahsan).
Dakwah Harus Berbasis Ilmu
Sementara itu, Direktur Ma’had Al-Birr, H. Lukman Abdul Shamad, Lc., dalam tausiahnya menekankan pentingnya basiroh (wawasan mendalam) dalam dakwah.
“Seorang da’i harus memiliki basiroh, yaitu keyakinan yang berlandaskan dalil yang kuat. Tanpa itu, dakwah bisa kehilangan arah dan sulit mencapai tujuan,” ungkapnya.
Menurutnya, dakwah di era modern tidak cukup hanya mengandalkan metode konvensional, melainkan harus berbasis ilmu dan menggunakan sarana yang tepat agar pesan yang disampaikan relevan dengan perkembangan zaman.
Lukman Abdul Shamad menjelaskan bahwa dalam Surah Yusuf ayat 108, Allah menggunakan kata basiroh sebagai penegasan bahwa dakwah harus memiliki landasan ilmu dan keyakinan yang kokoh.
ADVERTISEMENT
“Allah menegaskan bahwa dakwah harus memiliki landasan ilmu yang kuat, bukan sekadar semangat atau fanatisme belaka. Kita harus mengedepankan ilmu, hikmah, dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi mad’u,” jelasnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya ukhuwah dan kebersamaan di antara para mubalig. Menurutnya, dakwah yang dilakukan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus akan lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Penyebaran Mubalig ke Wilayah Terpencil dan Kampung Muallaf
Ketua Panitia Mubalig Hijrah, Alamsyah, dalam laporannya menjelaskan bahwa sebelum pelepasan, para mubalig telah mengikuti pelatihan intensif selama dua hari, yaitu pada 24-25 Januari 2025, dengan mengusung tema “Mubalig Inspiratif: Menjadi Teladan di Bulan Ramadan”.
Dari 720 peserta, sebanyak 200 mubalig yang berasal dari Program Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) dan PUT Putra-Putri diakomodasi oleh Unismuh, sementara 520 lainnya mengikuti program yang diselenggarakan secara mandiri oleh Ma’had Al-Birr.
ADVERTISEMENT
Para mubalig ini akan ditempatkan di berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil dan komunitas muallaf. Selain itu, mubalig juga dikirim ke beberapa wilayah lain seperti Kabupaten Bantaeng, Sidrap, Pangkep, Kolaka, Palopo, Parepare, Muna Barat, Wajo, dan Masjid Muhammadiyah Pallangga.
“Kami sudah menempatkan beberapa mubalig di Kampung Muallaf, Tana Toraja, dan beberapa masjid Muhammadiyah yang tahun-tahun sebelumnya banyak membutuhkan,” ungkap Alamsyah.
Dengan semakin kompleksnya tantangan dakwah, para mubalig diharapkan dapat menjadi duta Islam yang membawa pesan damai dan mencerahkan bagi umat. Profesionalisme dan pendekatan yang tepat menjadi kunci agar pesan keislaman tetap relevan dan menyentuh hati masyarakat.
“Dakwah bukan sekadar tugas sesaat, tetapi amanah seumur hidup. Maka, setiap mubalig harus berangkat dengan niat yang lurus, ilmu yang cukup, dan metode yang relevan dengan tantangan zaman,” pungkas Lukman Abdul Shamad.
ADVERTISEMENT
“Khotbah bukan hanya tugas sesaat, tetapi kepercayaan seumur hidup. Oleh karena itu, setiap misionaris harus menggunakan niat langsung, pengetahuan yang cukup, dan metode yang relevan dengan waktu, ”kata Lukman Abdul Shamad.