Konten dari Pengguna

Profil Pemimpin Upacara Hardiknas 2025 di Unismuh Makassar

Kabar Unismuh Makassar
Informasi seputar prestasi dan kegiatan kampus Unismuh Makassar
3 Mei 2025 16:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Unismuh Makassar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Dr Muh Akhir
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Dr Muh Akhir
ADVERTISEMENT
KABAR UNISMUH, MAKASSAR – Suasana pelataran Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar pada Jumat pagi, 2 Mei 2025, terasa berbeda. Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diselenggarakan oleh LLDIKTI Wilayah IX bukan hanya berlangsung tertib dan khidmat, tetapi juga meninggalkan kesan kuat di hati para peserta. Salah satu tokoh kunci di balik keberhasilan itu adalah Dr. Muhammad Akhir, S.Pd., M.Pd., yang tampil sebagai pemimpin upacara.
ADVERTISEMENT

Dosen FKIP Unismuh sekaligus Wakil Dekan III ini tampil dengan penuh wibawa. Komando suaranya yang lantang dan tegas tak hanya mengatur jalannya prosesi, tetapi juga menggugah semangat kebangsaan di antara peserta yang memadati area upacara.

Saat memimpin upacara, Akhir - sapaan akrab Dr Muhammad Akhir, mengenakan pakaian adat Bugis, yakni jas tutup berwarna merah marun dengan sulaman emas di bagian dada dan lengan, memberikan kesan elegan sekaligus tegas. Bagian bawah terdiri dari sarung lipa sabbe bercorak garis vertikal hitam, merah, dan kuning yang melambangkan kekuatan dan keberanian. Pakaian tersebut dilengkapi dengan ikat pinggang emas bermotif tradisional, serta songkok recca khas Bone yang didominasi warna emas, memperkuat identitas budaya lokal.
Seorang mahasiswa peserta upacara, Nurfadilah dari FKIP, mengungkapkan bahwa saat mendengar suara komando Akhir, bulu kuduknya merinding. “Pemimpin upacara kemarin sangat bagus karena tegas dan membuat peserta kagum. Suaranya mantap, dan beliau menjaga ketertiban dari awal sampai selesai," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada disampaikan mahasiswa lainnya, Hajrayani. Menurutnya, Akhir berhasil menjalankan peran simbolis pemimpin upacara dengan sempurna.
“Tegas, berwibawa, dan suara komandonya melantang sehingga mudah didengar oleh seluruh peserta. Ternyata, bukan hanya militer yang bisa memimpin upacara setegas itu, dosen juga bisa," katanya.
Apresiasi juga datang dari rekan sejawat Akhir, Prof. Dr. Eny Syatriana, Guru Besar FKIP Unismuh Makassar. Ia menyebut penampilan Muhammad Akhir sebagai potret keteladanan akademisi dalam ruang-ruang publik.
"Dr. Akhir bukan hanya dosen yang berdedikasi di ruang kelas, tetapi juga figur inspiratif," ujar Prof. Eny.
Bukan tanpa alasan Muhammad Akhir dipercaya memimpin upacara sebesar ini. Dalam kesehariannya, ia dikenal sebagai sosok yang disiplin, bersahaja, dan memiliki komitmen tinggi dalam pembinaan mahasiswa. Ia tak hanya mengajar, tetapi juga membina organisasi kemahasiswaan dan kerap terlibat dalam berbagai pelatihan kepemimpinan.
ADVERTISEMENT
Lulusan terbaik S3 Universitas Negeri Makassar tahun 2017 ini dikenal luas sebagai dosen Bahasa Indonesia yang inspiratif dan aktif menulis buku serta artikel ilmiah. Fokus keilmuannya terletak pada pendidikan karakter, retorika, dan keterampilan berbicara.
Buku-buku karyanya seperti "Menumbuhkan Karakter melalui Keteladanan dan Pembiasaan" (2021) serta "Materi Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Karakter" (2022) menjadi rujukan di beberapa sekolah dan perguruan tinggi.
Dengan produktivitas tersebut, sejak tiga tahun lalu, Muhammad Akhir telah menyandang jabatan fungsional Lektor Kepala (Associate Profesor). Bahkan, usulan pengangkatan Guru Besarnya telah disetujui oleh Senat Unismuh dan sedang dalam proses di Kemendiktisaintek.
Melalui perannya sebagai pemimpin upacara Hardiknas 2025, Muhammad Akhir menunjukkan bahwa kehadiran dosen di ruang publik pendidikan dapat membawa inspirasi dan keteladanan. Ia menjadi contoh bahwa suara seorang pendidik, jika disuarakan dengan ketulusan dan ketegasan, dapat menggugah rasa nasionalisme dan ketertiban di tengah keberagaman.
ADVERTISEMENT
"Bagi saya, menjadi pemimpin upacara bukan hanya soal memberi komando, tapi menjaga semangat, ketertiban, dan makna dari setiap gerakan. Alhamdulillah, saya senang bisa ambil bagian dalam momen penting ini,” ujar Muhammad Akhir singkat.