Konten dari Pengguna

Unismuh Jadi Tuan Rumah Seminar dan FGD Dakwah Kultural Muhammadiyah Sulsel

Kabar Unismuh Makassar
Informasi seputar prestasi dan kegiatan kampus Unismuh Makassar
25 November 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Unismuh Makassar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Unismuh Jadi Tuan Rumah Seminar dan FGD Dakwah Kultural Muhammadiyah Sulsel
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
KABAR UNISMUH, MAKASSAR – Lembaga Pengkajian Pengembangan dan Pengamalan Al-Islam Kemuhammadiyahan (LP3AIK) Unismuh Makassar bersama Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menggelar Seminar dan Focus Group Discussion (FGD) bertema Dakwah Kultural pada Senin, 25 November 2025, di Aula Unit Business Center (UBC) Unismuh Makassar.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Ketua PWM Sulsel, Prof. Dr. Qadir Gassing, dan dihadiri Wakil Rektor IV Unismuh, Dr. KH Mawardi Pewangi, Sekretaris LP3AIK sekaligus Ketua Majelis Tabligh PWM Sulsel, Dr. Ir. Nurdin Mappa, serta sejumlah peserta lainnya. Acara yang berlangsung dari pagi hingga sore tersebut dipandu oleh Dr. Abdul Fattah.
Dalam sambutannya, Dr. KH Mawardi Pewangi menegaskan pentingnya integrasi seni dan budaya dalam kehidupan beragama. Ia menyatakan bahwa pendekatan tersebut memiliki peran strategis untuk memperkuat dakwah Islam. Menurutnya, agama yang tidak terintegrasi dengan seni dan budaya akan sulit mencapai kemajuan.
Muhammadiyah, lanjutnya, mengedepankan konsep Islam berkemajuan yang berakar pada tauhid dan akhlak mulia, namun tetap relevan dengan perkembangan zaman, termasuk dalam seni dan budaya.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua PWM Sulsel, Prof. Dr. Kadir Gassing, dalam pidato pembukaan, menyampaikan pentingnya dakwah berbasis budaya sebagai pendekatan yang mampu menciptakan perubahan sosial yang lebih baik.
Dakwah berbasis budaya, menurutnya, dapat menghadirkan suasana yang hidup, menggembirakan, dan inspiratif sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pendekatan ini juga dianggap sebagai jembatan dialog antara agama dan budaya sehingga agama dapat menjadi payung yang menjaga budaya dari penyimpangan.
Prof. Qadir mengutip hasil Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke-48 yang menekankan bahwa dakwah berbasis budaya adalah upaya mencerahkan umat dan memaksimalkan peran agama dalam menjaga tatanan sosial. Pendekatan ini juga disebut dapat secara alami mengikis kemaksiatan, syirik, takhayul, dan khurafat.
Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya Prof. Dr. Qadir Gassing, HT, MS; Drs. Chaeruddin Hakim, M.Pd; Yudhistira Sukatanya; dan Drs. Wahyuddin Halim, MA, Ph.D. Para pemateri menawarkan berbagai perspektif tentang cara mewujudkan dakwah berbasis budaya yang relevan dengan tantangan zaman.
ADVERTISEMENT
Melalui kegiatan ini, PWM Sulsel berharap dakwah berbasis budaya dapat menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Islam sebagai agama yang mencerahkan sekaligus berperan aktif dalam menjaga harmoni sosial.