Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Dr. Meiliyah Ariani: Pola Pengasuhan Anak Sangat Penting
8 Juli 2024 11:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Universitas Moestopo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
BOGOR - Pengasuhan anak adalah aspek penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Sebab pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua dapat memengaruhi kepribadian, perilaku, dan kemampuan sosial anak di masa depan.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, ada tiga pola pengasuhan utama yang sering dibahas dalam psikologi: permisif, otoriter, dan demokratif. Menurut dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Dr. Meiliyah Ariani, SE, M.Ak, ketiga pola pengasuhan ini memiliki ciri-ciri dan dampak yang berbeda pada perkembangan anak.
Pada pola pengasuhan permisif, orang tua cenderung memberikan kebebasan yang besar kepada anak sehingga aturan dan batasan yang diterapkan sangat sedikit. Pada pola pengasuhan ini, anak diberikan kebebasan untuk membuat keputusan sendiri tanpa banyak bimbingan atau kontrol dan orang tua biasanya lebih berperan seperti teman daripada figur otoritas.
"Dampaknya, anak mungkin tumbuh dengan kurang disiplin dan tanggung jawab serta cenderung kurang memiliki kontrol diri dan bisa menjadi egois. Anak juga memiliki kemungkinan mendapat kesulitan dalam mengikuti aturan dan otoritas di luar rumah," jelas Dr. Meiliyah Ariani dalam Bimtek Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan dan Lingkungan yang digelar di D'Anaya Hotel Bogor beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara pada pola pengasuhan otoriter, orang tua menetapkan aturan yang ketat dan menuntut kepatuhan penuh dari anak. Pada pola ini, hukuman menjadi cara utama untuk mengontrol perilaku anak.
Komunikasi yang terjalin pun bersifat satu arah dimana orang tua yang memberi perintah dan anak yang harus menurut tanpa banyak penjelasan. Dengan begitu, anak mendapat ruang yang sedikit untuk mengekspresikan pendapat atau perasaan mereka.
Dampaknya, anak mungkin akan menjadi sangat patuh, tapi kurang percaya diri. Anak juga memiliki kemungkinan untuk berkembang menjadi individu yang kurang mandiri dan takut mengambil keputusan sendiri.
"Pada pola pengasuhan ini pula kemungkinan terjadinya hubungan yang tidak harmonis antara orang tua dan anak. Anak pun memiliki kecenderungan memberontak di luar rumah," lugas Dr. Meiliyah Ariani dalam bimtek yang digelar sebagai hasil kerjasama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak dan Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) ini.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pada pola pengasuhan demokratif orang tua menetapkan aturan dan batasan yang jelas dengan tetap memberikan ruang bagi anak untuk berdiskusi dan bernegosiasi.
Dengan begitu, orang tua bisa menggunakan pendekatan yang seimbang antara kontrol dan kebebasan serta memberikan bimbingan dan mendukung perkembangan anak secara emosional dan intelektual.
Keseimbangan inilah yang pada akhirnya diharapkan bisa mendorong anak untuk mengemukakan pendapat mereka dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang sesuai. Dampak positif pada pola pengasuhan ini adalah anak yang cenderung memiliki rasa percaya diri dan kontrol diri yang baik.
"Anak juga akan lebih mampu membuat keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab serta memiliki hubungan yang lebih baik dan harmonis dengan orang tua," pungkasnya. Pada ranah sosial, anak akan cenderung lebih mandiri dan memiliki kemampuan sosial yang baik," pungkasnya.
ADVERTISEMENT