Konten dari Pengguna

Joki Strava Merajalela, Awas Terjebak Pencitraan Semu

radiatul husna
mahasiswi UIN Jakarta, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
8 Juli 2024 13:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari radiatul husna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
isyarat tangan untuk stop dan gambar perempuan jogging (Sumber : edit by canva)
zoom-in-whitePerbesar
isyarat tangan untuk stop dan gambar perempuan jogging (Sumber : edit by canva)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta, 8 Juli 2024 - Fenomena joki Strava sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Aplikasi olahraga yang populer di kalangan pelari dan pesepeda ini kini rawan disalahgunakan untuk membangun citra palsu. Alih-alih berolahraga sungguhan, sejumlah orang justru memilih menyewa joki Strava untuk memanipulasi data aktivitas mereka.
ADVERTISEMENT
Joki Strava adalah individu yang menawarkan jasa untuk "menjalankan" aktivitas olahraga secara virtual melalui aplikasi Strava. Mereka menggunakan berbagai cara, mulai dari memanipulasi data GPS hingga menjalankan aplikasi di perangkat lain sementara si penyewa joki bersantai di rumah. Hasilnya? Rekam jejak olahraga yang impresif tanpa perlu berkeringat!
Tren ini menimbulkan keprihatinan di kalangan pelari dan pesepeda yang menggunakan Strava secara jujur. "Buat apa olahraga kalau cuma cari pengakuan di media sosial?" ujar Racha (58), seorang pelari yang kerap terlihat di CFD Bundaran HI. "Lebih baik fokus pada manfaat kesehatan dan kepuasan pribadi."
Psikolog juga menyoroti dampak negatif joki Strava. "Fenomena ini menunjukkan kecenderungan untuk mencari validasi eksternal dan menciptakan citra diri yang semu," ungkap seorang psikolog olahraga. "Padahal, esensi olahraga adalah tentang perjuangan pribadi, disiplin, dan meningkatkan kualitas hidup."
ADVERTISEMENT
Joki Strava juga berpotensi merusak sportivitas dan menimbulkan ketidakadilan dalam kompetisi virtual. Ketika prestasi olahraga hanya menjadi ajang pamer dan pencitraan, nilai-nilai luhur olahraga akan luntur.
Jadi, bagi Anda yang menggunakan Strava, ingatlah bahwa esensi olahraga adalah tentang diri sendiri, bukan tentang pencitraan di media sosial. Hindari terjebak dalam perlombaan semu dan fokuslah pada tujuan utama olahraga: kesehatan, kebugaran, dan kesenangan!