Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
"Cucuk Lampah" Menjadi Simbol Eratnya Hubungan Indonesia-Ceko
8 Oktober 2019 16:10 WIB
Tulisan dari Husni Fatahillah Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi pernikahan adat Jawa sering kita jumpai prosesi penari yang berada di barisan paling depan yang menuntun iring-iringan pengantin dan keluarga menuju pelaminan, atau lebih dikenal dengan istilah Cucuk Lampah. Cucuk lampah lazim dalam tradisi pernikahan adat Jawa, lantas bagaimana jika cucuk lampah hadir di tengah acara yang undangannya mayoritas warga negara asing? Inilah yang ditampilkan KBRI Praha dalam gelaran Resepsi Diplomatik. Menghadirkan seniman Indonesia yang juga komandan Sanggar Greget Semarang, Bambang Priyambodo, untuk membawakan cucuk lampah yang mengiringi prosesi kehadiran tamu kehormatan Wakil Menteri Luar Negeri Ceko, Martin Tlapa didampingi Duta Besar RI untuk Republik Ceko Kenssy D. Ekaningsih.
ADVERTISEMENT
Cucuk lampah dalam tradisi Jawa memiliki arti sebagai penolak bala atau gangguan terhadap acara resepsi. Oleh karenanya prosesi ini lazimnya dilakukan sepanjang jalur yang dilalui iringan pengantin. Namun, secara spesifik cucuk lampah memiliki makna yang lebih dalam. Cucuk lampah nama lainnya adalah subamanggala yang berasal dari dua kata suba dan manggala. Suba berarti tata krama atau tata susila, dan manggala yang berarti pemimpin. Sehingga subamanggala bermakna sebagai pemimpin yang penuh tata krama. Filosofinya cucuk lampah adalah pemimpin rombongan yang bertanggung jawab atas keselamatan rombongan yang dipimpinnya, dan memimpin dengan penuh tata krama (Darmawati; 2011).
Lantas, apa hubungan prosesi cucuk lampah dengan resepsi diplomatik yang digelar KBRI Praha? Indonesia dan Ceko telah memiliki hubungan bilateral yang panjang. Dilansir dari www.indonesia.cz/indonesia-czech-republic-bilateral-relations/, disebutkan bahwa sejarah hubungan Indonesia – Ceko telah dimulai sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1924 pemerintah Cekoslovakia mendirikan Konsul Kehormatan di Batavia. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, pemerintah saat itu mendirikan “Indonesian Information Service” di Praha tahun 1948. Pemerintah Cekoslovakia pada tahun 1950 mengakui Indonesia sebagai negara berdaulat dengan membuka Konsulat Jenderal secara resmi pada 7 Maret 1950, yang kemudian dinaikkan statusnya menjadi Kedutaan Besar pada tahun 1957. Presiden Soekarno pun melakukan kunjungan kenegaraan sebanyak dua kali ke Cekoslovakia pada tahun 1956 dn 1961. Ketika Ceko dan Slovakia berpisah secara damai, pemerintah Indonesia memberikan pengakuan kepada Ceko pada 31 Desember 1992, yang dilanjutkan dengan membuka hubungan diplomatik pada 1 Janurai 1993.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Kenssy D. Ekaningsih dalam sambutannya pun menyampaikan di bidang industri dan ekonomi, hubungan Indonesia – Ceko telah dimulai ketika Thomas Bata membuka toko sepatu di Indonesia tahun 1926. Dan Bata, hingga saat ini menjadi brand yang sangat kuat di Indonesia. Bahkan mungkin sebagian Anda mengira Bata adalah sepatu produk Indonesia. Dubes Kenssy menambahkan bahwa penyair dan penulis Ceko, Konstantin Biebl, pada periode tahun 1926 – 1927 melakukan perjalanan keliling pulau Jawa dan menuliskan kisah perjalanan dalam sebuah buku yang terkenal di Ceko berjudul “Cesta na Javu” yang menginspirasi warga Ceko untuk mengunjungi Indonesia.
Hubungan bilateral Indonesia – Ceko yang sudah berjalan baik selama bertahun-tahun tentunya akan terus ditingkatkan dan dieratkan. KBRI Praha sebagai perwakilan pemerintah Indonesia di Ceko menyampaikan komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, karena Ceko merupakan salah satu mitra penting Indonesia di kawasan Eropa Tengah. Di sektor ekonomi, Ceko merupakan mitra dagang terbesar keempat Indonesia di Eropa Timur dan Tengah. Dan Ceko juga merupakan salah satu sumber investasi asing Indonesia yang mencakup keuangan, industri strategis, energi terbarukan dan pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan Ceko ke Indonesia pun menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Dimana tahun 2018 lalu terjadi peningkatan jumlah wisatawan Ceko ke Indonesia sebesar 43% dibandingkan tahun 2015. Dubes Kenssy menambahkan bahwa saat ini Ceko merupakan Presiden Visegrad Four (V4) yaitu sebuah aliansi yang terdiri dari empat negara di Eropa Tengah: Republik Ceko, Hungaria, Polandia dan Slovakia. “Pemerintah Indonesia akan terus berupaya membangun hubungan dan kemitraan strategis dengan negara-negara V4” ujar Dubes Kenssy.
ADVERTISEMENT
Tepat rasanya cucuk lampah menjadi pembuka dalam gelaran resepsi diplomatik KBRI Praha. Selain tentunya untuk lebih memperkenalkan budaya Indonesia, cucuk lampah yang ditampilkan menjadi simbol dalam hubungan bilateral Indonesia – Ceko. Sebagaimana makna yang terkandung dalam prosesi cucuk lampah, seorang pemimpin yang bertanggung jawab membawa rombongan dengan penuh tata krama, KBRI Praha sebagai garda terdepan dan perpanjangan tangan pemerintah Indonesia di Ceko akan membawa hubungan kedua negara menjadi lebih erat dan lebih kuat. Tentunya dalam membangun dan membina hubungan ini, KBRI Praha akan tetap mengedepankan tata krama yang berprinsip pada prinsip politik luar negeri Indonesia yaitu bebas dan aktif yang ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara, serta ikut serta dalam menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Perubahan dunia yang sedemikian cepat bukan sebagai penghalang atau gangguan, tapi merupakan dinamika dan tantangan yang dihadapi guna mendapatkan solusi atas persoalan bangsa-bangsa termasuk dalam hubungan bilateral Indonesia – Ceko.
ADVERTISEMENT