Asyiknya Berwisata di Bromo

Husni Nurudin
ASN di Pemkab Purworejo menjabat Arsiparis
Konten dari Pengguna
28 November 2022 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Husni Nurudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
berwisata di pegunungan Bromo medio16 nov 2019(koleksi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
berwisata di pegunungan Bromo medio16 nov 2019(koleksi pribadi)
berwisata di museum angkut di Kota BATU Malang 16 nov 2019 (koleksi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
berwisata di museum angkut di Kota BATU Malang 16 nov 2019 (koleksi pribadi)
ADVERTISEMENT
Pada waktu sekitar akhir Tahun 2019 saya Bersama teman-teman sekerja mengadakan perjalanan tour ke Malang berangkat sore-sore menjelang maghrib dari depan kantor dengan menggunakan bus Biro Travel yang telah ditunjuk oleh teman-teman kerja.
ADVERTISEMENT
Dengan kapasitas lima puluh penumpang Bus Wisata kami berangkat dengan tujuan Kawasan Kota Malang yang terkenal dengan Gunung Bromo dan Kawasan Kebun Apel di Malang. Dalam perjalanan arah nya menuju ke timur Yogyakarta, Solo dengan Jalur Tol Yogyakarta Solo sehingga perjalanan lebih cepat. Alhamdulillah perjalanan yang kami lalui cukup lancar tidak ada halangan yang berarti. Sekitar jam sepuluh malam kami sampai di daerah Probolinggo Jawa Timur lokasi Daerah gunung Bromo yang dikenal dengan hawanya yang sejuk dingin. Kami harus menggunakan jaket yang tebal dan penutup muka untuk melindungi kami dari hawa dingin udara yang menusuk. Selanjutnya kami menuju hotel tempat kami menginap di daerah Kota BATU Malang.
ADVERTISEMENT
Pagi harinya kami bersiap-siap untuk berangkat menuju Obyek Wisata Gunung Bromo setelah sarapan pagi dan mandi mempersiapkan segala sesuatunya. Dengan naik Jeep Off Road setiap jeep berisi lima orang penumpang kami melewati Pegunungan Bromo namun kami tidak boleh berhenti karena ternyata saat itu ada badai pasir yang membahayakan mata kami jika kami berhenti di tengah-tengah padang sabana. Saya sempat melihat ada orang-orang suku pedalaman Tengger suku asli di Bromo yang sedang menunggang kuda berkejaran dengan sesama teman mereka.
Suku Tengger juga biasa disebut dengan wong Brama atau orang Bromo. Sebutan lainnya adalah wong Tengger. Suku ini menempati daerah dataran tinggi pegunungan Bromo, Semeru, Tengger yang terletak di Jawa Timur. Sebagian dari masyarakat Tengger juga tersebar dan tinggal di Kabupaten Lumajang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Malang. Saat ini, jumlah populasi suku Tengger mencapai 500 ribu jiwa. Dipercaya bahwa Suku Tengger merupakan keturunan dari penduduk Kerajaan Majalahit. Pada sekitar abad ke-16 Kerajaan Majapahit mendapat serangan dari kerajaan yang dipimpin oleh Raden Patah. Pada saat itu sering terjadi peperangan dan pertentangan karena perbedaan agama. Agama Buddha dan Hindu yang lebih dulu masuk ke tanah air mulai tergeser dengan masuknya agama Islam. Di masa lalu, agar agama dapat tersebar luas terkadang digunakan cara pemaksaan dengan berperang. Sebab pada masa itu masyarakat masih hidup secara berkelompok dan sangat protektif terhadap kelompoknya.
ADVERTISEMENT
Musyawarah ternyata sulit dilakukan, sehingga saat terjadi serangan dari kerajaan Islam, beberapa penduduk Majapahit lari ke arah pegunungan Bromo. Ada pula yang mengungsikan diri ke Pulau Bali dan akhirnya menjadi Suku Bali yang ada saat ini.
Pengungsi dari Kerajaan Majapahit yang mengungsi ke pegunungan di Jawa Timur memilih untuk menutup diri dari dunia luar. Alasan terbesarnya adalah karena mereka ingin hidup damai dengan kelompoknya, tanpa terlibat peperangan yang baru mereka lewati. Mereka akhirnya membentuk komunitas sendiri yang disebut sebagai Suku Tengger.
Di situ kami sempat berselfie swaphoto dengan teman-teman. Ada sensasi yang menggetarkan ketika kami mengendarai jeep off road sambil melihat pemandangan indah puncak gunung Bromo dari kejauhan seakan – akan kami sedang berpetualang mengikuti relly mobil grand prix Paris Dhakar di antara tanjakan tanah - tanah kering berpasir. Seperti iklan rokok di televisi swasta mengasyikkan memang membuat adrenalin menjadi berdebar kencang tak menentu. Saat itu kami berputar mengeliling kawasan padang rumput menembus kawasan Bromo yang berhawa dingin. Namun rencana kami yang ingin menunggang kuda khas Bromo tidak dapat terlaksana karena sesuatu hal. Sore harinya kami mencoba untuk menaiki puncak perbukitan Gunung Bromo terasakan angin kencang menderu-deru di atas perbukitan menuju gunung Bromo dengan diiringi angin yang bermuatan debu pasir. Diantara perbukitan itu saya melihat ada rombongan wisatawan yang sedang melaksanakan ibadah sholat maghrib. Kami berdiri di atas perbukitan dengan teman-teman hanya sampai puncak pertama karena beratnya medan perbukitan yang cukup terjal membuat kami tidak bisa sampai puncak. Kemudian karena sudah malam kami kembali lagi ke hotel tempat kami menginap di Kota Malang sementara di sebelahnya saya lihat dari kejauhan ada gedung Kampus Universitas Brawijaya Malang yang cukup megah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan hari berikutnya kami menuju kebun apel di Kota Batu Malang untuk memetik buah apel yang katanya makanan khas Kota Malang. Setelah ditimbang beberapa kilo terus langsung dapat dibayar. Sepulang dari kebun apel itu teman-teman ada yang membeli bunga di taman bunga di tengah kota. Sesudah itu kami juga mengunjungi semacam museum mobil angkut di Kota Malang, Di museum ini yang mendedikasikan diri khusus untuk memamerkan koleksi mobil klasik dengan koleksi terlengkap di Indonesia, yaitu Museum Angkut di Kota Batu. Museum alat angkut terbesar se-Asia Tenggara itu memiliki tak kurang dari 200 mobil antik, klasik, dan kuno. Angka itu belum termasuk kendaraan lawas lain, seperti motor, pesawat, sepeda, dan sebagainya. Ada pameran mobil-motor antik yang dipajang ada mobil kuno sewaktu Presiden RI yang pertama, Bapak Ir.Soekarno ditambah helikopternya yang dikenal dengan nama Helikopter Kepik. Dan salah satu dari mobil kepresidenan beliau. Koleksi yang dimiliki adalah chrysler windsor deluxe keluaran tahun 1952.
ADVERTISEMENT
Di jajaran mobil, koleksi yang paling tua adalah keluaran tahun 1910, yaitu buick ten toy tonneau dari Amerika Serikat. Dia itu modelnya masih seperti kereta, mirip mobil Ford keluaran pertama. Itu koleksi yang tertua, dan masih bisa dijalankan sampai sekarang. Dari yang paling tua tahun 1910, yaitu Buick itu tadi. Lalu, yang paling muda adalah keluaran tahun 2004, yaitu hummer H2 limousine.
Disitu kebetulan juga sedang diadakan konser musik dengan panggung yang sudah tertata dengan sound musik dan peralatannya. Dengan diringi pertunjukan artis lokal kami menonton musik bersama teman-teman. Saya juga sempat mencicipi masakan bakso kota Malang yang terkenal sedap dan gurih dengan krupuk nya yang renyah. Sempat berpikir suatu saat saya akan ke tempat Gunung Bromo lagi karena belum semua destinasi wisata kami rambah. Sepanjang perjalanan pulang menuju hotel kami sempat melewati rumah megah Artis terkenal Ibukota Kris Dayanti yang asli kelahiran Malang. Rumahnya terletak di pinggir jalan tengah kota.
ADVERTISEMENT
Akhirnya kami pulang menuju kota Purworejo dengan perasaan senang dan lega akhirnya kami dapat sampai kembali ke rumah dengan aman selamat tidak kurang suatu apapun dengan membawa kenangan manis dari Bromo.