Konten dari Pengguna

Nilai Pendidikan dalam Naskah Kuno Kitab Suluk Sujinah

Husnul Chotimah
- Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
26 Oktober 2022 21:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Husnul Chotimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Gambar diambil saat kuliah umum di Perpustakaan Nasional RI. Pada tanggal 3/Oktober/2022.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Gambar diambil saat kuliah umum di Perpustakaan Nasional RI. Pada tanggal 3/Oktober/2022.
ADVERTISEMENT
Siapa di sini yang menyukai dunia pendidikan? sepertinya banyak di antara kita menyukai dunia pendidikan. Selain karena banyak ilmu yang bisa kita ketahui, kita juga mampu mengambil banyak nilai-nilai dan pelajaran penting bagi perkembangan diri kita sendiri atau bagi orang lain. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi manusia dalam menjalani derap langkah kehidupan. Dari lahir hingga beranjak dewasa, setiap manusia mempelajari banyak hal dalam perkembangan diri dan jiwanya.
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang bersifat formal ditempuh oleh setiap anak yang sudah mencukupi usianya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hal tersebut, demi mewujudkan proses pembelajaran seperti yang diharapkan, maka tidak lepas dari bagaimana nilai pendidikan tersebut dapat digunakan oleh seseorang dalam kehidupannya.
Selain pendidikan yang didapatkan secara formal, nilai pendidikan mampu didapatkan secara nonformal. Misalnya, saat seorang anak yang berinteraksi dengan ibunya, dia telah mendapatkan nilai pendidikan secara nonformal. Di antara nilai tersebut adalah ketika ibunya mengajarkan seorang anak cara berjalan, berbicara, dan cara berbudi pekerti yang baik. Tahukah kamu? jika nilai pendidikan nonformal terdapat pada naskah kuno dalam sebuah kitab dengan judul "Suluk Sujinah". Pada kitab ini, kita akan mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan nonformal melalui isi yang terkandung dalam kitab Suluk Sujinah. Suluk ini merupakan kitab suluk yang berisi tentang nilai pendidikan budi pekerti yang disampaikan melalui percakapan antara pasangan suami dan istri.
ADVERTISEMENT
Kitab Suluk Sujinah adalah salah satu kitab suluk yang mengajarkan pendidikan budi pekerti. Seperti halnya jenis kitab-kitab suluk, kitab Suluk Sujinah disusun dalam bentuk dialog antara Syekh Purwaduksina dengan istrinya Dyah Ayu Sujinah mengenai asal mula, kewajiban, tujuan, dan hakikat hidup menurut agama Islam. Diterangkan juga tahapan-tahapan yang harus dilalui manusia dalam upayanya agar bisa luluh kembali kepada Tuhan.
Awal kitab ini disajikan dengan sebuah ajaran atau sebuah pendidikan seorang suami kepada istrinya melalui ajaran atau aturan dalam agama Islam. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dalam agama Islam diajarkan tentang seorang suami adalah pemimpin bagi rumah tangganya, suami wajib mendidik istrinya dan menyelamatkan keluarganya dari siksa api neraka. Dan hal ini merupakan salah satu di antara potret nilai pendidikan yang terdapat dalam kitab Suluk Sujinah.
ADVERTISEMENT
Setelah kita mengetahui bahwa agama Islam memerintahkan suami untuk memberikan pendidikan kepada istri. Jika kita telaah lebih dalam, maka hal tersebut adalah sebuah perintah yang tidak boleh dianggap enteng, karena jika sebuah perintah tersebut kita lalaikan akan berdampak pada diri kita atau orang lain. Kemudian berdasarkan fakta lingkungan, hal ini sangat penting bagi seorang suami untuk mendidik istrinya, karena peran istri sangat berpengaruh pada proses tumbuh kembang seorang anak. Sejatinya, seorang anak adalah peniru yang unggul, dia akan mengikuti apapun yang dilihat dalam perilaku, sifat dan kebiasaan dari orang tuanya. Di sini peran orang tua dalam dunia pendidikan sangat penting, karena seorang anak akan mendapatkan sebuah nilai-nilai pendidikan pertama kali melalui keluarganya.
ADVERTISEMENT
Kitab Suluk Sujinah memaparkan tentang tokoh Purwaduksina yang memberikan ajaran kepada istrinya, Dewi Sujinah mengenai rukun Islam, Baitullah, asma Allah, takbiratul ihram dan sebagainya. Dilukiskan mengenai hakikat perkawinan, hakikat sholat, sifat Tuhan, uraian tentang tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit, tentang anugerah Tuhan, pertalian manusia dengan Tuhan dan petunjuk-petunjuk agar manusia mematuhi ajaran utama. Berdasarkan hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa kitab Suluk Sujinah memiliki banyak nilai pendidikan yang didapatkan dari berbagai macam jenis-jenis nilai kehidupan, di antara nilai kehidupan tersebut yaitu nilai religius, nilai sopan santun, nilai etika yang baik dan nilai-nilai yang lainnya. Kitab ini menerangkan nilai-nilai pendidikan melalui sebuah nasehat, ajaran, dan bentuk pengamalannya.
Kitab Suluk Sujinah merupakan sebuah potret pendidikan dalam sebuah keluarga. Kitab ini memberikan sebuah contoh bagaimana nilai pendidikan nonformal tidak kalah penting dibanding pendidikan formal yang diperhatikan secara khusus. Nilai Pendidikan yang diambil dari keluarga akan lebih berpengaruh dalam proses perkembangan jiwa setiap insan.
ADVERTISEMENT
Jika seseorang membaca kitab ini, seharusnya mampu mengubah pola pikir manusia agar senantiasa menjadi pribadi yang lebih memerhatikan nilai-nilai pendidikan dalam sebuah keluarga. Kitab Suluk Sujinah mengandung isi tentang nilai-nilai pendidikan yang luar biasa. Jika pembaca dapat menerapkan nilai-nilai tersebut akan berdampak pada ketenangan dalam hidup, dan kesejahteraan bagi keluarganya. Kitab Suluk Sujinah dapat membawa diri kita untuk senantiasa berbuat kebaikan. Secara tidak langsung, saat kita membacanya akan mendapatkan sebuah pelajaran yang mungkin tidak kita dapatkan dari orang lain.
Kitab yang berjudul "Suluk Sujinah" ini di dalamnya mengandung jutaan nilai pendidikan yang dimulai dari keluarga, saudara, hingga kepada orang lain. Secara bertahap kitab Suluk Sujinah akan mengajarkan kita menjadi manusia yang memiliki pribadi dan jiwa yang besar. Besar dalam arti memiliki hati yang lapang, sehingga jiwa senantiasa menginginkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam kitab ini, dapat diambil sebuah pelajaran bahwa semua hal kebaikan mampu didapatkan melalui proses pendidikan yang diajarkan oleh orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya.
ADVERTISEMENT