Konten dari Pengguna

AI dan Generasi Muda: Ketika Teknologi Menggeser Kemampuan Berpikir Aktif

Husnul Rahima
Mahasiswa PBSI di Universitas Muhammadiyah Surakarta
8 Januari 2025 16:31 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Husnul Rahima tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penggunaan teknologi AI dikalangan generasi muda
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penggunaan teknologi AI dikalangan generasi muda
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan Artificial Intelligence atau AI membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pada kalangan generasi muda yang saat ini gencar memanfaatkan AI untuk berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kecerdasan buatan AI saat ini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan AI menawarkan berbagai manfaat yang dapat memberikan kemudahan serta efisiensi dan akses informasi yang cepat bagi penggunanya. Namun penggunaan AI yang kurang bijak tentu membawa dampak tersendiri bagi penggunanya. Dari berbagai macam kemudahan yang ditawarkan, AI juga dapat membawa dampak yang cukup mengkhawatirkan yakni ketergantungan. Ketergantungan pada penggunaan AI dapat mempengaruhi pola pikir generasi muda sehingga pola pikir yang sebelumnya dapat berperan aktif dalam berbagai bidang kini hanya bersifat pasif sebab adanya ketergantungan pada penggunaan AI. Selain dapat menggeser kemampuan berpikir aktif pada generasi muda, penggunaan AI yang kurang bijak juga dapat menggeser kemampuan generasi muda dalam berpikir kritis dan kreatif.
ADVERTISEMENT
Era digital atau yang sering juga disebut dengan era informasi telah membersamai tumbuh kembang generasi muda. AI memainkan peran yang krusial dalam keberlangsungan kehidupan generasi muda, pasalnya penggunaan AI ini dapat memberikan akses yang cepat dan mudah dalam berbagai hal. Salah satunya dalam bidang pendidikan, AI telah membawa transformasi yang besar. Hal ini diperkuat oleh pendapat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, AI menawarkan kemudahan dalam proses pembelajaran serta memberikan konten yang cerdas yang mampu membantu siswa dalam memahami materi dengan baik. Selanjutnya survei yang dilakukan oleh Tirto bersama Jakpat menunjukkan sebanyak 86,21 persen responden dengan rentang usia 15-21 tahun mengaku menggunakan AI untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini dapat membuktikan maraknya penggunaan AI dalam generasi muda saat ini.
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknologi AI secara bijak dapat berdampak positif bagi perkembangan kemampuan berpikir aktif pada generasi muda. Namun sebaliknya, apabila dalam pemanfaatan teknologi AI tidak diberi kontrol yang baik maka akan menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan penggunaan AI ini dapat berdampak pada kemampuan berpikir aktif pada generasi muda, sehingga pola pikir yang seharusnya aktif menjadi pasif karena kemudahan yang ditawarkan bersifat cepat atau instan. Selain dapat berpengaruh pada pola pikir aktif, ketergantungan penggunaan AI juga dapat mengurangi insiatif untuk berpikir secara mandiri, menganalisis secara kritis, dan menghasilkan ide-ide yang orisinil atau kreatif. Maka dari itu dengan berbagai kemudahan yang di tawarkan oleh teknologi kecerdasan buatan AI ini dapat menurunkan kemampuan berpikir aktif pada generasi muda apabila penggunaannya tidak secara bijak.
ADVERTISEMENT
Peran AI dalam berbagai aspek kehidupan telah membuka jendela baru, sehingga membawa udara segar yang dapat di optimalkan melalui pemanfaatan yang bijak. Penggunaan AI yang tidak bijak dapat menggeser kemampuan berpikir aktif pada generasi muda, maka dari itu perlu di ketahui bahwasanya dalam upaya penggunaan teknologi kecerdasan buatan juga diperlukan etika yang menjadi pembatas agar tidak terjadi dampak yang dapat mengancam kemampuan penggunanya. AI telah membuka akses terhadap sumber daya pembelajaran yang lebih luas sehingga memberikan ruang yang lebih mudah untuk menjangkau berbagai sumber pembelajaran. Akses yang mudah seharusnya dapat dimaksimalkan untuk dapat menunjukkan perkembangan potensi diri, bukan justru sebaliknya. Teknologi kecerdasan buatan AI yang digunakan secara bijak dan sesuai dengan etika penggunaannya dapat memaksimalkan kemampuan kognitif pada generasi muda. Hal ini sejalan dengan hasil laporan world economic forum pada tahun 2022, teknologi berbasis ai dapat meningkatkan keterampilan kognitif siswa hingga 20%. Hal ini menunjukkan bahwa AI memiliki potensi besar yang dapat mempercepat transformasi pendidikan. Oleh karena untuk mengoptimalkan peran AI diperlukan beberapa langkah aktif agar tidak menjadi ancaman yang dapat menggeser kemampuan berpikir aktif pada generasi muda.
ADVERTISEMENT
1. Memperkuat etika penggunaan AI
Pengenalan terkait etika penggunaan AI perlu diajarkan pada generasi muda, dengan ini mereka dapat bijak dan mengetahui batasan-batasan dalam penggunaannya. Etika penggunaan AI juga dapat di lihat pada panduan yang diterbitkan oleh Kemendikbud $ berikut ini $ sehingga dalam proses penggunaannya dapat mengoptimalkan peran AI dalam pembelajaran.
2. Memanfaatkan AI dengan bijak
Pemanfaatan AI seharusnya dijadikan sebagai referensi atau gambaran umum yang selanjutnya dapat dikembangkan melalu metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) sehingga hal ini tidak mengancam kemampuan berpikir generasi muda yang seharusnya aktif menjadi pasif.
3. Mengurangi ketergantungan pada teknologi dengan mendorong pola pikir yang lebih aktif
Dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi AI perlu adanya keseimbangan antara penggunaan teknologi dengan aktivitas lainnya yang mampu mendorong kemampuan berpikir aktif. Sehingga peran AI disini bukan sebagai pengganti tugas manusia melainkan sebagai referensi yang dapat mempermudah dalam proses berpikir manusia.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu dapat disimpulkan AI serupa dengan uang koin yang memiliki dua sisi yang berbeda, di mana satu sisi AI dapat menawarkan peluang yang besar untuk dapat meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan pada generasi muda. Namun, di sisi lain ketergantungan yang berlebihan pada penggunaan teknologi ini dapat menggeser kemampuan berpikir aktif pada generasi muda. Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan dalam penggunaan AI agar dampak negatifnya tidak mengancam kemampuan berpikir generasi muda menjadi pasif.