Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Prabowo Pasca Dilantik: Langkah Berani Meninggalkan Jokowi?
1 September 2024 8:46 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari I Gusti Ngurah Krisna Dana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 mengantarkan dirinya ke puncak kekuasaan yang telah lama diincarnya. Namun, di tengah euforia ini, muncul pertanyaan penting: Apakah Prabowo akan tetap setia pada Jokowi setelah ia resmi dilantik sebagai presiden pada Oktober mendatang? Ataukah ia akan berani mengambil langkah berseberangan dengan mantan rivalnya yang kini menjadi sekutunya?
ADVERTISEMENT
Hubungan Prabowo dan Jokowi: Dari Rivalitas ke Aliansi
Sejak awal, hubungan Prabowo dan Jokowi telah mengalami pasang surut yang cukup dramatis. Dari rivalitas sengit di dua pemilu sebelumnya hingga akhirnya bersatu dalam koalisi pemerintahan, keduanya telah melalui perjalanan politik yang penuh dinamika. Bergabungnya Prabowo ke kabinet Jokowi pada 2019 sebagai Menteri Pertahanan menjadi sinyal kuat bahwa politik Indonesia memang penuh kejutan dan kemungkinan.
Namun, meskipun Prabowo dan Jokowi telah menunjukkan kerja sama yang baik dalam pemerintahan, keretakan kecil dalam hubungan ini bisa saja mulai muncul. Beberapa pengamat politik percaya bahwa keberadaan Prabowo di dalam pemerintahan Jokowi adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga stabilitas politik sekaligus mempersiapkan jalan menuju Pilpres 2024. Pertanyaannya sekarang adalah: Apakah Prabowo masih memerlukan "mantan musuh" ini setelah ia berhasil meraih tampuk kekuasaan tertinggi?
ADVERTISEMENT
Faktor-Faktor yang Mendorong Prabowo untuk Berpisah
Ada beberapa alasan mengapa Prabowo mungkin mempertimbangkan untuk berpisah dari pengaruh Jokowi pasca pelantikan. Pertama, sebagai presiden, Prabowo memiliki mandat baru dari rakyat yang mungkin membutuhkan arah kebijakan yang berbeda dari pemerintahan sebelumnya. Sebagai pemimpin dengan gaya militer yang kuat dan pandangan nasionalis, Prabowo mungkin merasa perlu untuk menunjukkan identitas politik yang lebih independen dan tidak lagi terikat dengan bayang-bayang Jokowi.
Kedua, menjaga jarak dari Jokowi dapat menjadi strategi untuk memperkuat legitimasi politiknya di mata pendukungnya yang selama ini melihat Jokowi sebagai lawan. Meskipun Prabowo bergabung dengan kabinet Jokowi, basis pendukungnya tetap skeptis terhadap Jokowi dan kebijakannya. Dengan memisahkan diri, Prabowo dapat memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang benar-benar berdiri untuk kepentingan nasional, bebas dari pengaruh pemerintahan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, ada isu-isu krusial yang mungkin membutuhkan sikap yang berbeda. Misalnya, dalam hal reformasi hukum, pengendalian oligarki, atau kebijakan luar negeri. Mungkin saja Prabowo melihat perlunya mengambil sikap yang berbeda dari Jokowi untuk menunjukkan arah kepemimpinannya sendiri.
Tantangan dan Risiko
Namun, keputusan untuk berpisah dari pengaruh Jokowi tentu tidak tanpa risiko. Pertama, Prabowo harus menghadapi kenyataan bahwa Jokowi masih memiliki pengaruh besar, baik di parlemen maupun di kalangan birokrasi. Mengabaikan Jokowi bisa berarti menghadapi hambatan dalam pelaksanaan program-program pemerintahannya, terutama jika parlemen atau birokrasi tidak mendukung penuh agenda Prabowo.
Kedua, ada juga risiko polarisasi politik yang lebih dalam. Jika Prabowo memilih jalur konfrontasi dengan Jokowi, ia harus siap menghadapi kemungkinan perpecahan politik yang lebih besar di tingkat nasional. Dalam konteks politik Indonesia yang sensitif, langkah ini bisa berujung pada ketidakstabilan politik yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Ketiga, hubungan internasional Indonesia juga dapat terdampak. Jokowi telah membangun hubungan baik dengan beberapa negara besar selama masa jabatannya. Jika Prabowo memilih arah kebijakan luar negeri yang berbeda, ini bisa menyebabkan ketidakpastian di kalangan mitra internasional Indonesia.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Masa depan hubungan Prabowo-Jokowi setelah Oktober mendatang masih penuh dengan ketidakpastian. Apakah Prabowo akan tetap berjalan beriringan dengan Jokowi, ataukah ia akan memilih jalan yang berbeda, sangat bergantung pada kalkulasi politik yang cermat. Yang jelas, sebagai pemimpin baru Indonesia, Prabowo memiliki kesempatan untuk menentukan arah baru bagi negara ini. Apakah arah itu sejalan atau berseberangan dengan kebijakan Jokowi, hanya waktu yang akan menjawab.
Namun, satu hal yang pasti: politik Indonesia akan terus menarik untuk diikuti. Dinamika antara dua tokoh besar ini akan menjadi salah satu faktor penentu bagi arah masa depan Indonesia. Kita sebagai rakyat, tentu berharap keputusan apapun yang diambil oleh Prabowo, itu adalah yang terbaik untuk bangsa dan negara.
ADVERTISEMENT
Prabowo kini berada di persimpangan sejarah, dan langkah-langkahnya ke depan akan sangat menentukan bagaimana kita melihat politik dan masa depan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.