Konten dari Pengguna

Joker: Folie A Deux–Sekuel yang Menjanjikan Namun Tidak Sepenuhnya Memuaskan

Achmad Buchory Maulana
Mahasiswa Universitas Pamulang
20 Oktober 2024 4:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Buchory Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster film Joker: Folie A Deux (Sumber: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Poster film Joker: Folie A Deux (Sumber: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sequel dari film fenomenal "Joker" yang disutradarai oleh Todd Phillips, "Joker: Folie A Deux", hadir dengan harapan besar untuk melanjutkan kisah Arthur Fleck alias Joker. Meskipun film ini menawarkan pengalaman menonton yang menarik, tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa aspek yang membuatnya terasa kurang maksimal.
ADVERTISEMENT
"Joker: Folie A Deux" melanjutkan kisah Arthur Fleck yang kini berada di balik jeruji besi, menjalani hukuman penjara. Dalam proses hukum yang dihadapinya, Arthur diberikan kesempatan untuk diadili kembali dengan bantuan pengacaranya, namun dengan syarat bahwa ia harus membuktikan bahwa tindakannya didorong oleh gangguan mental, bukan sifat jahatnya semata. Di tengah proses hukum ini, Arthur bertemu dengan Harley Quinn, diperankan oleh Lady Gaga, seorang penggemar berat Joker yang akhirnya membantu Arthur menemukan kembali jati dirinya.
Secara teknis, film ini memang layak diacungi jempol. Sinematografi yang menawan, editing yang rapi, dan pengambilan gambar yang estetis menjadikan setiap adegan terlihat memukau. Penampilan akting dari Lady Gaga sebagai Harley Quinn dan Joaquin Phoenix sebagai Arthur Fleck sangat menonjol, membawa kedalaman emosional yang autentik ke dalam karakter mereka. Perpaduan antara animasi dan live-action juga berhasil menciptakan atmosfer yang unik dan mendukung narasi film.
ADVERTISEMENT
Kisah internal Arthur yang berjuang antara identitas dirinya sebagai manusia biasa dan alter ego Joker diungkapkan dengan sangat baik. Penonton dapat merasakan pergulatan batin yang dialami Arthur, terutama setelah masa penahanannya yang membuatnya kehilangan harga diri dan identitas sebagai manusia. Kehadiran Harley Quinn sebagai katalisator perubahan dalam hidup Arthur memberikan dinamika baru yang memperkaya cerita.
Namun, "Joker: Folie A Deux" tidak lepas dari beberapa kekurangan. Elemen musikal yang diusung terasa kurang cocok dengan tema film yang sudah kental dengan kekerasan dan konflik emosional. Banyaknya lagu yang hadir dalam film sering kali membuat alur cerita terasa terputus dan tidak konsisten, sehingga mengganggu pengalaman menonton. Lagu-lagu tersebut juga kurang berkesan dan terkesan dipaksakan, tidak memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap pengembangan karakter atau plot.
ADVERTISEMENT
Karakter Harley Quinn, meski diperankan dengan apik oleh Lady Gaga, terasa “terlalu satu dimensi. Kepribadiannya yang sangat tergila-gila pada Joker membuatnya kurang memiliki kedalaman yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan cerita secara keseluruhan. Selain itu, konflik utama yang dihadapi Arthur Fleck terlalu terfokus pada pergolakan internal tanpa memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia di sekitarnya, menjadikan stakes cerita terasa rendah.
Penggunaan elemen musikal dalam film ini memang berniat untuk menekankan sisi emosional dan romantis antara Joker dan Harley Quinn. Namun, implementasinya yang berlebihan justru membuat film terasa tidak harmonis. Musik yang seharusnya menjadi alat untuk memperkuat narasi malah sering kali mengalihkan perhatian penonton dari alur cerita utama.
Selain itu, ending film ini mendapat kritik karena terasa “tiba-tiba dan kurang memuaskan”. Perubahan drastis yang terjadi di akhir film dibandingkan dengan keseluruhan cerita sebelumnya membuat penonton merasa kebingungan dan tidak puas. Hal ini seolah-olah seperti menambahkan jeruk nipis ke dalam hidangan yang sudah enak, namun rasanya menjadi aneh dan tidak harmonis.
ADVERTISEMENT
Intinya, "Joker: Folie A Deux" adalah sebuah film yang memiliki potensi besar dengan berbagai elemen teknis yang luar biasa dan penampilan akting yang memukau. Namun, kelemahan dalam pengembangan karakter dan penggunaan elemen musikal yang kurang tepat membuat film ini tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi sebagai sekuel dari "Joker" yang sukses.
Meskipun demikian, film ini tetap layak untuk ditonton bagi para penggemar seri ini. Dengan menonton sendiri, Anda dapat menilai apakah kombinasi antara musikal dan narasi internal berhasil atau tidak. Jika Anda penasaran dengan kelanjutan kisah Arthur Fleck dan dinamika baru yang dibawa oleh Harley Quinn, "Joker: Folie A Deux" bisa menjadi pilihan menarik untuk ditonton.